9. Curiga

81 4 0
                                    

Cittt....

Suara gesekan ban motor dengan aspal terdengar jelas. Darma ngerem motornya mendadak. Membuat Venus yang memeluknya kaget bukan main.

Reflek, Venus melepaskan pelukannya lalu memukul helm Darma kencang menggunakan tangannya.

"Bego!" Umpat Venus sambil terus memukuli helm yang Darma pakai.

"Sakit woi." Darma berbalik ke belakang lalu megang kedua tangan Venus yang memukuli helmnya. Venus menghentakan tangan Darma lalu melipat kedua tangannya di dada.

Tiba-tiba dari kejauhan, sebuah mobil berhenti tepat disamping mereka. Lalu tak lama, kaca mobil perlahan terbuka dan menampilkan seorang cowok bersama teman-temannya.

"Eh ada Venus." Salah satu temannya menyahut.

Venus tau benar itu mobil milik siapa. Mobil yang tiap harinya ia naiki bersama orang yang disebut-sebut pacarnya.

Iya, mobil Deno.

Mobil Deno terlihat penuh dengan ketiga temannya yang duduk di kursi belakang.

"Ngapain?" Tanya Deno ke Venus.

Dengan cepat Venus turun dari motor Darma lalu menghampiri Deno.

"Tadi aku telat. Terus mau dianter pulang sama Darma." Jawab Venus dengan suara yang sengeja dibuat imut olehnya. Darma geli sendiri dengernya.

Venus tersenyum ke arah Deno. Namun senyumannya seketika pudar saat melihat seseorang cewek duduk di kursi depan mobil Deno.

"Siapa?" Tanya Venus langsung.

"Gue berangkat ya. Ntar telat." Tanpa menunggu jawaban dari Venus, Deno menutup kaca mobilnya lalu menginjak pedal mobilnya meninggalkan Venus yang membeku di tempatnya.

"Anter gue balik ya?" Ucap Venus.

"Males." Darma menghidupkan motornya.

Lalu menjalankan motornya perlahan meninggalkan Venus.

Venus tidak protes. Dia masih berdiri di tempatnya. Otaknya seakan memproses sesuatu.

Tiba-tiba terdengar suara motor mendekat.

"Buruan naek. Gue anterin." Ucap Darma yang berada di atas motornya.

Venus melihat ke Darma heran. "Kenapa dia harus repot-repot pergi kalau akhirnya kembali lagi?"pikirnya.

Venus naik ke motor Darma. Dan Darma menggas motornya dengan kecepatan sedang.

"Dar, pernah jatuh cinta?" Tiba-tiba pertanyaan itu terlontarkan dari mulut Venus.

Darma yang mendengarnya jadi kaget sendiri. Kenapa Venus jadi tiba-tiba kalem?

"Pernah." Jawab Darma jujur.

"Sakit?"

"Hah?"

"Sakit gak?"

"Sakit kenapa?"

"Gak. Gak jadi."

Darma berdecak kesal.

"Ini mau kemana?" Tanya Darma dengan suara tinggi. Berusaha agar suaranya terdengar karena keadaan jalan raya yang mendadak bising.

Venus diam. Dia tidak menjawabnya. Dia terlihat seperti melamunkan sesuatu. Pandangan matanya kosong.

"WOI!" Seru Darma yang langsung membuat Venus tersadar dari lamunannya.

"Hah?"

"Kemana ini?!"

"Bawa aja motornya jalan. Kemanapun. Jangan berhenti sebelum gue suruh." Ucap Venus.

Darma diam tidak menjawab. Tapi dia melakukan apa yang disuruh Venus.

Pergi tanpa tau tujuan.

𝕓𝕖𝕣𝕤𝕒𝕞𝕓𝕦𝕟𝕘...

The Part Of UsWhere stories live. Discover now