13. Rumah Darma

32 4 0
                                    

Venus mengedipkan matanya berkali-kali. Berusaha menerima cahaya yang terpencar dari jendela.

"Gue dimana?" Ucapnya dalam hati. Lalu dia melihat ke sekeliling.

Ruangan ini sangat asing baginya. Sebuah kamar bernuansa biru donker dengan poster the beatles yang menempel pada dinding.

"Udah bangun?" Ucap seseorang.

Venus sontak melihat ke sumber suara.

Darma?

"Gue dimana? Lo nyulik gue ya?! Atau jangan-jangan?" Venus langsung menutupi dadanya dengan tangan.

"Gak usah aneh-aneh otak lo. Cepet bangun. Gue anter lo balik." Ucap Darma.

"Gue dimana?"

"Masih di bumi."

"Darmaa serius!!" Seru Venus sebal.

"Di rumah gue. Udah cepet bangun."

Venus bangun dari kasur Darma. Mengambil sepatunya yang berada tidak jauh dari kasur.

Darma membuka pintu kamarnya lalu berjalan keluar kamar. Diikuti oleh Venus di belakangnya.

"Darma tungguin monyet." Bisik Venus ketika Darma jalan lumayan cepat.

"Ck."

"Darma?" Tiba-tiba Venus mendengar suara seseorang menyahut di bawah. Darmapun turun tangga dan Venus mengikutinya.

Venus melihat seorang wanita separuh baya sedang duduk di sebuah sofa dengan kain yang ada di tangannya. Wanita itu sedang menyulam. Venus tersenyum ke arah wanita tersebut.

"Siapa ini nak?" Tanya wanita itu ke Darma.

"Gak tau gak kenal." Ucap Darma yang seketika membuat Venus melotot ke arahnya.

Wanita itu terkekeh.

"Temen Darma mah."

"Ven, kenalin nyokap gue."

"Ohh, halo tante." Venus mendekat ke arah wanita itu lalu mencium tangannya.

"Aku Venus pacarnya Darma."

Darma melotot ke arah Venus. Venus tersenyum.

"Eh temen deng tante." Lanjutnya.

Mamanya hanya tersenyum mendengarnya.

"Yaudah aku anter dia balik dulu."

"Iya hati-hati."

ᴛ ᴘ ᴏ ᴜ

"Nyokap lo cantik. Kok anaknya jelek kek kutil badak." Komen Venus ketika motor Darma berhenti pas di lampu merah.

"Berisik."

"Cih jutek banget. Gak temen ah."

"Yaudah bagus."

"Ishhhh Darmaa!!"

Darma diam. Tidak menjawabnya.

"Dar, gue peluk ya?" Ucap Venus dan tanpa persetujuan dari Darma, dia memeluknya dari belakang. Memeluknya erat.

Darma diam. Tidak memberikan respon apapun.

"Dar gue diselingkuhin. Bego banget ya gue." Venus terkekeh pelan sambil mempererat pelukannya.

"Terus kenapa peluk-peluk gue?" Ucapan Darma itu sontak membuat Venus memanyunkan bibirnya.

Kesal.

"Nyebelin banget lo jelek."

Darma terkekeh pelan.

Setelah beberapa menit di perjalanan, sampailah mereka berdua di depan rumah Venus. Darma memarkirkan motornya. Lalu Venus turun dari motor Darma.

"Mulai sekarang, Darma Wira Atmajaya, lo sama gue temenan!" Ucap Venus dengan lantang.

Darma menaikkan sebelah alisnya.

Venus tersenyum lebar.

"Gue gak nerima penolakan. Dah ketos sayang." Venus melambaikan tangannya. Lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya. Darma masih diam di tempatnya. Dalam hati dia merutuki dirinya sendiri.

Kenapa dia harus berurusan dengan orang semacam Venus?

𝕓𝕖𝕣𝕤𝕒𝕞𝕓𝕦𝕟𝕘...

The Part Of UsWhere stories live. Discover now