3. Dihukum

230 25 0
                                    

"Astaga Venus, hampir setiap hari ibu liat muka kamu disini. Kamu gak bosen masuk ruang bk terus?" Tanya Bu Fera. Ia terlihat menghela nafasnya. Capek dengan kelakuan siswi dihadapannya  ini yang tidak pernah berubah.

Yah, sebenarnya Venus menetapkan Bu Fera sebagai guru favoritnya. Bagaimana tidak, meskipun Bu Fera guru konseling, guru ini tidak galak. Bu Fera lembut sekali. Mungkin hal itu yang membuat Venus tidak pernah jera meskipun masuk ruangan konseling berkali-kali. Saat marah, suara Bu Fera masih lembut dan enak didengar. Lebih manjur membuat ngantuk daripada membuat takut.

"Seharusnya ibu bilang makasih sama saya. Kalau sekolah ini gak ada orang kaya saya, ibu gak ada kerjaan." Celetuk Venus asal.

"Heh! Siapa bilang ibu tidak ada kerjaan? Kerjaan ibu banyak Venussss. Bukan ngurusin kamu doangg..." Bu Fera mengelus dadanya. Berusaha meredakan emosinya karena Venus.

"Tapi saya murid kesayangan kan bu?" Venus nyengir.

"Diam! Jangan menjawab terus."

"Oke siap komandan." Jawab Venus sambil menegakkan tubuhnya dan hormat kepada guru konselingnya ini.

Bu Fera yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.

"Kamu ini gak ada kapoknya cari masalah. Kamu mau jadi apa nanti Venus... Setiap hari bisanya hanya buat masalah saja." Keluh Bu Fera. Sebenarnya ia sedikit khawatir dengan Venus. Pasalnya Venus tidak berhenti berbuat masalah. Setiap hari ada yang kelakuannya yang melanggar peraturan sekolah. Lama kelamaan mungkin Venus bisa dikeluarkan dari sekolah. Dan Bu Fera akan merasa gagal menjadi gurunya jika hal itu terjadi.

"Kamu kenapa coba bolos upacara? Malah makan dikantin lagi!" Tanya Bu Fera. Namun Venus diam. Tidak menjawabnya. Matanya fokus melihat ke arah kuku tangannya yang bercat biru.

"Venus kalau ibu bertanya itu dijawab!" Seru Bu Fera.

"Tadi katanya suruh diam bu," Venus membuang pandangannya kesembarang arah. Tak berniat menatap ke arah gurunya yang sudah terlihat emosi.

"Astagfirullah..." Bu Fera beristigfar karena lelah menghadapi Venus.

"Inalillahi.." Celetuk Venus.

"Sudah ya, sekarang kamu ke lapangan upacara. Hormat kepada tiang bendera. Dua puluh menit. Cepat!" Perintah Bu Fera langsung dijawab Venus dengan hormatnya.

Venus berdiri tegak dan mulai melangkah keluar kelas dengan gaya pasukan baris berbaris dan menuju ke lapangan.

ᴛ ᴘ ᴏ ᴜ

Sudah lebih dari 20 menit Venus berjemur dilapangan upacara yang panas, tak lupa juga ia harus hormat ke tiang bendera tanpa berhenti. Hal itu terjadi karena Venus malah asyik makan nasi uduk di kantin pada saat upacara berlangsung. Venus yakin, pasti seseorang mengadu. Padahal lokasi kantin lumayan jauh dari lapangan upacara. Tetapi tetap saja ia terciduk oleh guru piket dan malah berakhir di ruang bk dengan Bu Fera, guru kesayangannya.

Venus berjalan menuju kelasnya. Namun ketika sampai didepan kelas, langkahnya terhenti. Ia melihat Bu Sri, guru biologinya sedang mengajar didalam kelas.

"Bodo ah," gumam Venus tak acuh. Dia berjalan kedalam kelas dan dengan santainya menuju kursinya dan duduk. Tak perduli jika seisi kelas sedang melihat ke arahnya saat ini.

The Part Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang