CHAPTER 17

49 35 7
                                    

🍁 First story'🍁
Happy reading guys 😇
Don't forget to vomment


Kali ini Krisya tak ikut Caca dan Dianra ke kantin karena malas bila bertemu dengan Revan, memang hubungan keduanya semakin hari semakin jauh karena tak ada yang berusaha menyelesaikan kesalah pahaman diantara keduanya. Baik Revan dan Krisya membiarkan masalah berlarut larut membuat hubungannya tanpa kejelasan.
Krisya merasa lelah dengan sikap kekanakan Revan, saat ia berusaha menyelesaikan masalah mereka Revan justru semakin memperkeruh suasana seperti kejadian beberapa hari yang lalu.

Ia berdiam diri di kelas memainkan handphonenya sambil menunggu Caca dan Dianra balik soalnya tadi sebelum mereka pergi ia sempat titip makanan untuknya

"Ah lama banget sih mereka" Krisya bangkit niat hati ingin ke toilet namun langkahnya terhenti ketika melihat seorang cowok berdiri tepat di pintu kelasnya.

"Ngapain kamu kesini?" Heran Krisya saat Revan berdiri di depan kelasnya.

Revan menghampiri Krisya lalu menyodorkan kresek yang berisi makanan dan minuman, ia tak melihat gadis itu di kantin bersama kedua sahabatnya. Ia berinisiatif membeli makanan untuk gadisnya, meski hubungannya dengan Krisya sedang tidak baik namun ia khawatir lambung gadis itu kambuh bila telat makan.

"Buat kamu, makan" tekannya pada Krisya

"Nggak usah repot-repot lagian Caca bakal bawain gue makanan, ambil lagi aja nih" menyodorkan kembali makanan pemberian Revan.

"Aku bilang Makan" ucap Revan tak ingin dibantah

Melihat ekspresi wajah Revan yang serius membuat Krisya terpaksa mengambilnya dan memakan makanan itu dengan perasaan tak tenang, pasalnya Revan tak sedikit pun beranjak meski ia telah memakan makanan yang dibawanya.

Bahkan tatapan Revan tak sekalipun beralih darinya membuat Krisya semakin gugup salah tingkah dibuatnya.

"A..aku udah makan, mending kamu pergi dari sini" bukannya pergi Revan justru duduk tepat pada meja depan Krisya.

"Aku minta maaf beberapa hari ini terkesan hindarin kamu" ungkap revan, memang selain ingin memberi makanan untuk Krisya ia juga ingin memperbaiki hubungannya

"Bukan terkesan lagi, emang kamu menghindar kan" ucap Krisya acuh tapi tak urung merasa senang dengan pengakuan Revan.

"Aku cuman lagi ada masalah aja, takutnya aku lampiaskan ke kamu" jelas Revan.

"Masalah? Masalah apa? Harusnya kamu cerita sama aku kalo ada apa-apa. Kamu nganggep aku itu apa sih? Pajangan doang, iya?" Serentetan pertanyaan mengalir mulus pada mulut Krisya.

"Aku nggak maksud gitu sya, belum cerita bukan berarti nggak mau cerita kan? Lagian aku nunggu waktu yang pas aja" Krisya hanya mengangguk saja mendengar penuturan Revan.

Tak lama langkah kaki tergesa seperti berlari ke arah mereka, hal itu membuat keduanya melihat kearah pintu masuk kelas.
"Sya, sorry Ki... Ta la..ma, eh ada Revan ngapain kesini? Tanya Dianra, heran melihat kedatangan Revan karena setaunya keduanya masih bersitegang tadi pagi.

"Nyamperin cewek gue, emang salah" tanya Revan.

"Kalian baikan, bagus deh kita capek liat Krisya uring-uringan sejak kalian berantem" ucap Caca tak menyadari bila sekarang Krisya telah menatapnya dengan tajam.

"Oh ya?" Tanya Revan lagi berniat menggoda gadisnya yang sekarang sudah seperti kepiting rebus.

"Aku nggak gitu, Caca aja yang ngarang" ucap Krisya ngeles namun jawabannya semakin membuat Revan memojokkannya.

"Aku nggak percaya, lagian bagus kalo kamu kayak gitu artinya kamu cinta sama aku" diakhiri kekehan ringan.

"Idihh, PD banget... Nggak mungkin gue kayak gitu" ngeles aja terus Sya ledeknya pada diri sendiri.

"Supaya kamu nggak uring-uringan lagi nanti malem aku jemput" mengacak rambut Krisya.

"Aduuhhhh, berantakan rambut aku tau nggak"

"Mau kemana emangnya" tanya Krisya namun terlambat karena Revan sudah lebih dulu beranjak meninggalkan kelasnya.

"Hmm, hmm, hmmmmm... Aaaaaaa gue baper tau nggak sih, Revan keren banget.. sya sumpah Lo beruntung banget punya pacar sweet kayak Revan" ujar Dianra yang kesemsem melihat romantisnya Revan pada sahabatnya itu.

"Apaan sih nggak usah bahas Revan orangnya juga udah pergi"

"Cie yang udah baikan.. mau dong diajak sama Revan"

"Udah deh girls nggak usah lebay gitu deh, lagian ya Ca kayak Lo nggak aja sama Rion"

"Caca sama Rion, kalian pacaran? Kok gue nggak tau sih" kali ini Dianra yang menimpali.

"Sembarang, nggak usah percaya Krisya cuman ngalihin pembicaraan doang" ujarnya gugup, ia tak menyangka Krisya tau tentang hubungannya dengan Rion. Tapi memang benar mereka kan nggak jadian.

"Ngeles Mulu Lo kayak bajai" Caca tak menghiraukan perkataan Krisya, bisa berabe kalo semua orang tau kalo ia dekat dengan Rion.

"Yang bener siapa sih? Pusing kan gue jadinya" pusing pala Dianra.

"Tanya nohh  temen Lo" tunjuk Krisya pada Caca yang menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangannya.

Dianra pusing mau bertanya pada Caca tapi tak di gubris, yaudah nggak penting juga pikirnya. Lagian sebentar lagi bel masuk berbunyi mending ia menyiapkan mental untuk belajar matematika di siang hari seperti sekarang.

Sedangkan Revan yang baru saja memasuki kelasnya, belum juga duduk sudah diberondong dengan berbagai pertanyaan dari Rion. Berasa pacar aja tuh kunyuk, posesif banget ma gue pikir Revan.

"Dari mana Lo? Main ninggalin gue gitu aja di kantin."

"Gue kemana itu bukan urusan Lo, kayak pacar gue aja Lo apa apa harus di laporin"

"Gue ini sohib yang bisa berperan sebagai pacar juga, kalo Lo putus sama Krisya kan gue bisa gantiin posisi Krisya di hati Lo" sambil menaikkan alisnya yang membuat Satya dan Revan bergidik jijik.

"Jijik tau nggak Lo" ujar Satya.

"Nggak waras Lo" perkataan Revan membuat Satya tertawa lepas menikmati wajah tertindas Rion. Sungguh kesenangan tersendiri baginya melihat muka pias sahabatnya.



🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁



Kira-kira kemana ya Revan akan membawa Krisya?

Akankah Krisya menerima masa lalu Revan?

Yang penasaran tunggu next chapternya ya☺





Thanks udah baca
Silahkan vote and comment
See you next chapter 😍

Reisya {ON GOING}Where stories live. Discover now