CHAPTER 16

50 40 5
                                    

🍁 First story'🍁
Happy reading guys 😇

Sore ini semua anak basket berkumpul di tengah lapangan untuk melakukan latihan intensif yang sudah dijadwalkan selama dua minggu kedepannya. Sebelum memulai latihan para anggota basket baik putra maupun putri terlebih dahulu mendengar arahan yang disampaikan oleh Revan sebagai ketua ekskul basket SMA cenderawasih.

"Kita latihannya harus lebih intensif mengingat waktu yang mepet jadi gue harap kalian semua bisa ngerti kalo waktu kalian akan banyak tersita di basket"

"Disini jumlah kita lumayan banyak, jadi gue bakal pilih beberapa diantara kalian yang akan ikut turnamen nanti" jelas Revan.

"Oh iya gue pengen nambahin dikit doang, buat yang nggak terpilih buat wakilin sekolah nggak usah berkecil hati kan masih ada lomba-lomba basket lain, kalian bisa berpartisipasi jadi sistemnya kita bagi tim. Yang nggak terpilih di turnamen kali ini bisa ikut di turnamen berikutnya" ujar Caca.

"Kalian paham kan dengan penjelasan kita?" Tanya Revan.

"Paham"

Latihan pun dimulai, Revan dan Caca memperhatikan beberapa anggota yang menurutnya bisa mengikuti turnamen. Dari pengamatan keduanya banyak yang jago tapi masing-masing dari mereka punya kelemahan. Ada yang kurang jeli dalam menghadapi lawannya, ada pula yang hanya ingin bermain sendiri.

 Ada yang kurang jeli dalam menghadapi lawannya, ada pula yang hanya ingin bermain sendiri

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.


Rion yang juga termasuk anggota inti dari tim basket  mengajarkan beberapa teknik kepada anggota lain

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Rion yang juga termasuk anggota inti dari tim basket  mengajarkan beberapa teknik kepada anggota lain. Setelah satu jam berlatih Revan menghentikan latihan dan menyuruh mereka istirahat dan mendengarkan nama-nama yang sudah dipilih oleh Revan dan Caca.

Terdapat beberapa nama yang tercantum dalam anggota inti dan masing-masing tim putra dan putri memiliki 2 orang pemain cadangan untuk antisipasi. Latihan untuk hari ini diselesaikan setelah pengumuman nama-nama yang akan ikut turnamen

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁


Satya kali ini sedang pusing mendengar rengekan dari Victoria yang ingin bertemu Revan. Sejak pulang sekolah siang tadi Victoria sudah nangkring di kamarnya.

"Vic, Lo tau sendiri gimana Revan sama Lo kemarin. Jangan ngaco deh" ucapnya

"Itu karena gue belum jelasin semuanya ke dia, ayolah Sat bantuin gue ketemu Revan" rengekan Victoria benar-benar membuat Satya jengah.

"Udah sana nggak usah gangguin gue, lagian Revan lagi sibuk urusin basket jadi Lo nggak usah recokin dia"

Berbagai alasan Satya lontarkan agar Victoria tak menemui Revan. Ia tau Revan sedang banyak pikiran apalagi hubungannya dengan Krisya juga semakin renggang.

"Idih Lo nggak kasian apa sama gue, gue jauh-jauh kesini buat ketemu Revan dan Lo sama sekali nggak ada simpati sama gue"

"Gue mau belajar, mending Lo keluar dari kamar gue." Menyeret Victoria hingga keluar dari kamarnya lalu mengunci pintu.

"Satya... Sat buka pintunya. Lo kok gitu sih nggak ada belas kasiannya sama gue, gue sepupu Lo kalo Lo lupa" Victoria terus saja menggedor pintu kamar Satya hingga tangannya sakit barulah ia berhenti.

Gue nggak boleh nyerah, gue pasti bisa dapetin maaf dari Revan dan kita bisa balik lagi kayak dulu pikir Victoria. Ia melangkah menjauhi kamar Krisya dan menuju kamar yang biasa ia tempati bila menginap di rumah ini.

Keesokan harinya setelah menggunakan seragamnya Satya menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Ia menarik kursi tepat disamping Sonya ibunya.

"Lo ngapain sih disini? Apartemen Lo bisa lumutan kalo Lo nggak balik-balik" ujar Satya pada Victoria yang juga sedang sarapan.

"Satya kamu Nggak boleh gitu, lagian Victoria juga bukan orang lain" tegur Sonya.

"Tuh, aunty aja nggak masalah gue ada disini, kenapa Lo protes lagian suka-suka gue mau nginap dimana, dan asal Lo tau apartemen gue nggak bakal lumutan"

"Tapi ini rumah gue juga gue berhak dong ngusir Lo"

"Aunty... Satya nyebelin" adu Victoria pada Sonya.

"Kalian ini, udah cepetan sarapan nanti kamu bisa telat loh Sat"

Setelah menghabiskan sarapannya Satya pamit pada Sonya dan menyentil kening Victoria lalu berlari meninggalkan Victoria yang menggerutu. Ia melajukan mobilnya menuju sekolah dengan kecepatan sedang,  ia takkan terlambat karena hari masih pagi serta jarak rumahnya dan sekolah yang lumayan dekat.

Tak membutuhkan waktu yang lama ia memasuki area SMA Cenderawasih dan memarkirkan mobilnya tepat disamping mobil Revan yang juga baru saja terparkir dengan rapi. Ia keluar dari mobil berjalan bersisian dengan Revan menuju kelas mereka.

Tatapan kagum serta tatapan memuja mengiringi langkah mereka, gini nih kalo cogan lewat mata cewek-cewek pasti melotot. Bukannya percaya diri terlalu tinggi tapi memang itulah kenyataannya.

Satya tebar pesona pada cewek-cewek tersebut sedangkan Revan tetap stay cool tak menghiraukan tatapan para siswi. Ia malah terganggu dengan tatapan tersebut apalagi disertai jeritan memuja.

Mereka memasuki kelas yang sudah sangat berisik oleh teman kelasnya yang membahas mengenai tugas. Ada yang ingin menyontek dan menyalin tugas teman yang telah selesai mengerjakan. Ada pula yang tak mau berbagi karena merasa gue yang ngerjain Lo enak-enakan nyalin, kan nggak adil.

"Si kunyuk Rion belum datang, gila tuh anak ada tugas kok telat biasanya nangkring pagi-pagi kalo ada tugas. Gue yakin dia belum ngerjain tugas" baru saja menyelesaikan ucapannya Rion  datang dengan langkah tergesa.

"Van tugas Lo dong" belum juga duduk sudah meminta tugas Revan.

Seperti biasa Rion mengambil buku tugas Revan lalu menyalin jawaban Revan, emang enak bila berteman dengan orang pinter kayak Revan. Udah juara umum sekolah, ganteng banyak fans jadi ikutan banyak fans.

Setelah menyalin tugas Rion ingin bermain games yang ada di handphone pintarnya namun ia urungkan saat seorang guru cantik memasuki kelas yang sontak membuat semua siswa duduk dengan tenang.

"Hello everyone, siap untuk pelajaran hari ini?" Ucap Miss Tika seorang guru bahasa Inggris yang mengajar di SMA cenderawasih.

"Siap Miss" jawab serentak para murid kecuali Revan yang hanya menatap ke depan tanpa berniat menjawab.

"Kalo yang ngajar Miss Tika mah saya always siap" goda Rion pada Miss Tika yang mengundang siulan teman kelasnya.

"Bener nih kamu siap banget sama pelajaran saya?" Tanya Miss Tika, roman-romannya bakal ada challenge untuk Rion nih.

"Siap dong Miss" ujar Rion percaya diri.

"Kalau gitu sekarang kamu maju ke depan, jelasin materi yang udah kita bahas pertemuan sebelumnya"

"Yah Miss kalau pelajaran lalu udah saya lupa, kan kita nggak perlu mengingat masa lalu mending mikirin masa depan saya sama Miss Tika" ungkapan Rion sontak disambut gelak tawa oleh teman kelasnya.

Miss Tika hanya geleng-geleng mendengar perkataan absurd dari Rion. Ia melanjutkan pelajaran dan mulai menjelaskan materinya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁





Thanks udah baca
Silahkan vote and comment
See you next chapter 😍

Reisya {ON GOING}Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum