CHAPTER 13

57 38 4
                                    

🍁 First story'🍁
Happy reading guys 😇




Seorang pria paruh baya sedang asik membaca koran edisi mingguan sambil sesekali menyesap kopi buatan sang istri. Cuaca pagi ini sangat mendukung untuk menikmati hangatnya minuman yang mengandung kafein tersebut, hujan yang membasahi bumi akan membuat siapa saja merasa malas beranjak untuk melakukan aktivitas.

"Pah, Revan tumben banget belum bangun" Tanya Ratih saat melihat anak semata wayangnya belum juga menampakkan batang hidungnya di hadapannya pagi ini.

"Mungkin lagi siap siap, hari ini kan Revan sekolah dan kamu tau Revan nggak mungkin molor ke sekolah kecuali lagi sakit lalu enggak habis begadang" jawab Samuel sambil meletakkan koran yang dipegangnya.

"Tapi ini udah hampir jam 7 loh Pah (melihat jam yang menempel pada dinding), aku ke kamar Revan dulu mungkin saja ia begadang semalam"

Ratih beranjak menuju kamar sang anak, setelah mengetuk beberapa kali namun tak ada tanda-tanda Revan membuka pintu ia pun membukanya karena kebetulan pintu tersebut tak dikunci oleh pemilik kamar.

Ratih beranjak menuju kamar sang anak, setelah mengetuk beberapa kali namun tak ada tanda-tanda Revan membuka pintu ia pun membukanya karena kebetulan pintu tersebut tak dikunci oleh pemilik kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Benar saja dugaannya, Revan masih bergelung dengan selimutnya tanpa terusik dengan terik matahari yang melewati celah jendela kamarnya. Ratih menyibak selimut Revan lalu menepuk lengannya.

"Van.. Revan.. bangun.. kamu nggak mau sekolah? Ini udah siang banget loh sayang kamu bisa telat nanti" ujarnya.

Bukannya bengun Revan justru menarik selimutnya kembali, ia masih sangat ngantuk pasalnya semalam ia begadang karena ulah Krisya. Revan khawatir karena Krisya tak menghubunginya sama sekali semalam,pesan dan  teleponnya pun tak ada yang dibalas oleh kekasihnya. Belum lagi pesan singkat dari Satya yang mengatakan bila Victoria sedang berada di Indonesia saat ini.

"Van, bangun.!! Kalo kamu nggak bangun mama siram kamu saat ini juga" ujar Ratih kesal dengan ulah anaknya pagi ini.

"Iya aku bangun" dengan sangat terpaksa Revan beranjak membersihkan diri dan bersiap ke sekolah yang kemungkinan besar ia akan terlambat. Untung saja ia tau jalan rahasia untuk masuk ke dalam sekolah tanpa dilihat boleh guru.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁



Krisya, Dianra dan Caca melangkah menuju kantin setelah beberapa menit yang lalu terdengar bel tanda istirahat, mereka kelaparan setelah mengikuti pelajaran fisika yang menguras pikiran dan tenaga untuk menyelesaikan rumus-rumus yang telah dipaparkan oleh guru. Didepan kelas mereka bertemu dengan Farel yang berjalan entah dari mana.

"Hai sya" sembari memasang senyum manisnya.

"Hai Rel" jawab Krisya

"Krisya doang yang disapa? Kan Krisya jalannya enggak sendiri harusnya Lo nyapa kita juga dong" ujar Caca dengan sinis. Pasalnya ia tak suka bila Farel dekat-dekat dengan Krisya entah kenapa ia merasa ada yang tidak beres dengan Farel.

Farel menggaruk tengkuknya yang tak gatal, salahnya juga kenapa yang disapa hanya Krisya padahal ada sahabat Krisya juga disana. Menutupi rasa canggungnya ia kembali beratanya pada mereka.

"Kalian mau ke kantin kan, gimana kalau kita bareng aja?' ajak Farel berharap Krisya menyetujui ajakannya. Namun sebelum Krisya dan kedua sahabatnya menjawab sudah ada suara basa yang menolak ajakannya. Siapa lagi kalau bukan Revan.

"Mereka ke kantin bareng gue  dan Lo nggak usah ajak cewek gue makan bareng"  ucapan Revan membuat Farel mengepalkan tangannya.

"Gue peringatin ya sama Lo, enggak usah deketin Krisya lagi dia udah punya pacar namanya Revan Pratama kalau Lo lupa. Enggak usah jadi banci pengen ngerusak hubungan orang lain" ujar Rion panjang kali lebar.

Revan menarik pergelangan tangan Krisya dan berlalu menuju kantin yang diikuti oleh yang lainnya. Revan mendudukkan Krisya di bangku kantin lalu menyuruh Rion memesan dua porsi nasi goreng untuknya dan Krisya dan tak lupa air mineral.

Sedangkan Satya, Caca dan Dianra memilih makan tak semeja dengan Revan dan Krisya, mereka tahu keduanya butuh waktu untuk bicara berdua.

Keheningan senantiasa menemani dua insan yang duduk berhadapan, mereka tak bisu hanya saja Krisya tak tau harus memulai dari mana untuk berbicara dengan Revan. Krisya memilih menunggu Revan yang bicara duluan, ia hanya sesekali meliriknya. Tak lama Revan mulai bertanya perihal keresahannya pada Krisya, alasan mengapa gadis itu tak sekali pun mengangkat ataupun membalas pesannya.

"Hp kamu rusak atau kamu udah lupa gimana cara bales pesan aku? Lupa kamu pacar?" Sinis Revan pada Krisya hari ini moodnya sedang rusak ditambah lagi adegan Farel mendekati Krisya semakin membuat amarahnya berada diubun-ubun.

"Kemarin aku capek banget jadi lupa hubungin kamu, lagian kamu nggak usah semarah itu juga kali" kesal Krisya karena itu murni bukan disengaja.

"Kamu ngelarang aku marah?  Kamu sadar nggak sih telepon dan  pesan aku nggak ada yang kamu bales, enggak kamu angkat. Gimana aku nggak marah coba?"

"Aku nggak liat, aku ketiduran. Kamu kenapa sih sinis banget bikin aku nggak mood tau nggak, lagian aku cuman lupa bukan sengaja nggak ngabarin kamu" ungkap Krisya lalu berdiri meninggalkan Revan.

Setelah Krisya pergi Revan mengacak rambutnya, ia pun melangkah meninggalkan kantin menyisakan tanda tanya pada sahabat-sahabatnya. Rion yang baru saja ingin mengantarkan pesanan Revan berbalik bertanya pada Satya, Caca dan Dianra apa yang terjadi namun tak ada satupun yang menjawabnya.

Sedangkan dipojokan kantin Vanesa tersenyum senang melihat pertengkaran Krisya dan Revan. Gue nggak perlu susah payah buat misahin mereka kalo mereka berantem kayak gini pikirnya. Selama ini ia hanya menunggu waktu yang pas saja untuk menghancurkan Krisya yang telah merebut Revan darinya.

Ia akan menyingkirkan siapa saja yang menghalangi jalannya mendapatkan hati Revan, entah itu Krisya atau cewek manapun. Tidak ada yang berhak atas Revan selain dirinya karena hanya dia yang cocok dengan Revan. Apapun akan ia lakukan untuk membuat Revan menjadi kekasihnya, meski dengan cara licik sekali pun.


🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁








Thanks udah baca
Silahkan vote and comment
See you next chapter 😍

Reisya {ON GOING}Where stories live. Discover now