42. Hujan di Magelang

1.8K 197 15
                                    

  Hari ini adalah tes terakhir menuju sidang panpus. Jadwalnya hari ini itu adalah tes potensi akademik para catar. Cuaca di Magelang saat ini terbilang berbeda dari biasanya. Mendung, angin bertiup agak kencang membuat hati Ayu sedikit gundah.

   "Ya Allah, kenapa hatiku enggak enak ya? Astagfirullah..." ucap Ayu sambil terus menenangkan dirinya sendiri. Tak mau membuang waktu, Ayu segera berangkat menuju Akademi.

  Tak Ayu ketahui bahwa Rama sedang ada di Magelang untuk menghadiri acara pernikahan adiknya, Tian. Seharusnya juga Aris ikut bersama Rama, tapi ini tidak. Rama sendirian datang ke Magelang.

  Setelah sampai di Akademi, seperti biasa Ayu berbaris dan menunggu jam masuk. Sebenarnya hati Ayu sedang merasakan ada sesuatu yang tak mengenakan, tapi Ayu harus fokus kepada tes yang akan ia jalani.

-Skip to Ayu test

   Kini para catar diberikan sebuah kertas yang berisi soal-soal akademik dengan jarak bangku 1 meter dan bangku nya sendiri diisi oleh satu orang satu bangku.

  Untuk mencontek haram hukumnya disini. Maksud nya, mencontek sangat dilarang. Jika ketahuan mencontek atau membawa contekan, sudah dipastikan peserta itu akan digugurkan dari tes. Jadi para peserta harus belajar dari hari-hari sebelum tes dilaksanakan.

  Para petugas tak diam ditempat. Petugas berkeliling disetiap lorong bangku kadang juga mengecek kebawah bangku para peserta agar dipastikan tidak membawa contek kan.

  Setelah selesai mengikuti tes potensi Akademik, para Catar yang lolos dari tes-tes sebelumnya akan menjalani Panthukir tingkat Panpus dan akan dinyatakan lulus atau tidaknya oleh panitia. Jika lulus, maka akan dijemput oleh pihak panitia untuk pembukaan pendidikan nanti.

   Jika Ayu benar-benar lulus, maka Ayu berhasil membuktikan perkataan nya. Jika tidak juga, Ayu harus berlapang dada dan menunggu tahun selanjutnya jika masih berminat untuk mengabdikan diri kepada negara.

  Setelah tes rampung, para Catar diberikan pengarahan untuk mengikuti tes terakhir. Yaitu tes Panthukir dan menunggu beberapa hari untuk sidang Panpus. Ayu berharap ia bisa lolos untuk menjadi taruni Akademi Militer yang sudah ia cita-cita kan dulu.

  Setelah keluar dari kawasan Akmil, Ayu memutuskan untuk naik angkutan umum saja daripada naik ojol karena uang yang dimiliki Ayu sudah mulai berkurang. Maka dari itu Ayu harus berhemat.


  Saat Ayu sedang menunggu angkutan umum didepan gerbang Akademi Militer, tiba-tiba hujan turun dengan deras. Ayu yang terkejut pun lantas tak bisa berbuat banyak karena hujan. Tak ada tempat berteduh, selain masuk kedalam kawasan Akmil. Tapi itu dilarang. Terpaksa Ayu menunggu  angkutan umum sambil hujan-hujanan.

  Disaat hujan makin deras saja, ada seseorang dari belakang yang memayungi Ayu.

  "Lho? Kok aku gak keujanan lagi?" Tanya Ayu yang basah kuyup, saat Ayu melirik kebelakang ternyata Reggi yang memayungi Ayu.

  "Bang Reggi?" Tanya Ayu, lalu Reggi pun mengangguk, "ini payung buat kamu, kamu jangan ujan-ujanan gini. Nyebrang sana, disana ada tempat berteduh."

  Reggi pun memberikan Ayu payung. Ayu pun berterima kasih kepada Reggi, "maaf abang gak bisa lama-lama, kamu jangan ujan-ujanan ya! Nanti kamu sakit."

  "Makasih bang. Aku pamit dulu," ucap Ayu sambil menyeberang. Ayu pun akhirnya sampai ketempat yang Reggi beritahu, dan ia dengan setia menunggu angkutan umum yang lewat.

  "Masih siang tapi gak ada satupun yang lewat?" Tanya Ayu. Saat Ayu sedang menatap Akademi Militer dari seberang, tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan Ayu.

  "Ayu!" Panggil seseorang itu dari dalam mobil.

  "Bang Rama?" Tanya Ayu saat ia melihat orang yang memanggil namanya itu adalah Rama.

  "Ayo masuk!"

  Perjalanan Ayu pun diantar oleh Rama yang kebetulan lewat jalan dekat Akademi. Beruntung saja Rama melihat Ayu sedang berdiri sambil basah kuyup, kalau tidak pasti Ayu akan kesulitan untuk pulang. Rama menceritakan banyak tentang keberadaannya disini, begitu juga Ayu yang menceritakan tentang tes-tes yang ia jalani.

  "Tian udah mau nikah aja. Boleh nggak aku ikut ke acara nya?" Tanya Ayu.

  "Boleh aja. Tapi kan kamu masih jalanin tes, jangan kamu kesampingkan tes mu itu!" Seru Rama sambil fokus mengemudi.

  "Tumben mas Aris gak ikut?" Tanya Ayu yang membuat Rama terdiam sejenak. Rama tau sesuatu tentang Aris, tapi ia mencoba menyembunyikan itu dari Ayu.

  "Emm... Aris lagi ada kunjungan ke Semarang," jawab Rama dengan sedikit gelagapan.

  "Kenapa abang gak ikut? Kan satu batalyon sama mas Aris?" Tanya Ayu yang membuat Rama harus berpikir keras membuat alasan.

  "Kan abang udah dari sana, Yu. Kalau Aris itu masih satu hari lagi, kalo abang satu hari aja setelah itu abang minta cuti..."
 
  "Ouh," jawab Ayu singkat.

  Ditengah perjalanan, Rama teringat sesuatu tentang Ayu, "Ayu!"

  "Apa bang?" Tanya Ayu.

  "Abang gak sengaja liat kamu dikafe sama taruna Akmil, itu siapa?" Tanya Rama. Ayu tak tau kalau Rama sudah dari kemarin ada di Magelang.

  "Kok abang gak panggil Ayu?" Tanya Ayu.

  "Abang kan cuma lewat, terus liat kamu sama taruna."

   "Oh. Itu bang Reggi, dia temen baruku. Dia baik kok, sama kayak mas Aris. Tapi dia lebih perhatian dibandingkan sama mas Aris yang terkadang cuek," ujar Ayu yang membuat Rama terdiam. Dengan pelan Rama pun mengangguk tanpa mengeluarkan satu patah kata pun.

  Perjalanan pun selesai. Rama mengantarkan Ayu ke rumah sementaranya, sedangkan Rama tak bisa lama-lama. Ia harus kembali ke acara pernikahan adiknya. Rama pun berpamitan kepada Ayu dan segera pergi.

  "Maafin abang. Abang gak bisa ceritain yang sebenarnya. Abang takut hal ini ganggu konsentrasi kamu saat jalanin tes nanti, Yu. Suatu saat abang pasti cerita ini sama kamu, Yu. Maafin abang."

 
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

  To be continue...

Halooo!! Hhmm, ada apa ya sama Aris?? Kepo? Saya juga penasaran^^ terima kasih sudah membaca dan see youuu

 

Tentara Wanita  [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang