06. Hari Kelulusan

3.6K 352 23
                                    

  Cuaca pagi hari yang sejuk dan cerah secerah semangat Rahayu Kusuma untuk pergi kesekolah. Ya, hari ini adalah hari penentuan apakah ia lulus atau tidak. Do'a - do'a dipanjatkan agar semoga saja Ayu itu lulus.

  Hari ini Ayu tak perlu bawa tas, apalagi buku. Ia hanya cukup mengenakan seragam putih abu dan optimisme yang kuat.

  "Ayu, semoga lulus ya nak," ujar Mak sambil memeluk Ayu.

  "Ayu, semoga lulus ya. Agar kamu bisa menaikkan derajat orang tuamu ya," ujar Abah sambil mengelus rambut sebahu Ayu.

  "Iya. Insyaallah, Ayu bisa!" Jawab Ayu sambil membawa sepatu hitam yang akan dikenakannya hari ini. Lantas Ayu pun berpamitan kepada kedua orang tuanya, "assalamualaikum!"

  "Waalaikum salam...."

  Oh iya, jalan menuju sekolah Ayu itu melewati mess militer tempat Rama dan Aris tinggal. Jadi, tak bisa dipungkiri, banyak perempuan baik seumuran Ayu ataupun lebih, sangat suka nongkrong disekitaran mess tentara itu. Ya, pasti lah kalian tau maksudnya kan?

  Tapi, saat Ayu berjalan melewati mess tentara. Ia tak melihat seorang pun tentara disana. Biasanya pasti ada lah salah satunya, entah sedang membersihkan halaman mess nya atau sedang membersihkan senapannya. Mungkin mereka sedang latihan?

  Ayu pun lantas tak menghiraukan hal itu, ia sudah tak sabar untuk membuka surat kelulusan itu. Ayu pun menaikkan kecepatan jalannya untuk segera tiba di sekolahnya.

Akhirnya Ayu pun sampai di sekolah. Ia lantas bergegas pergi keruang kelas, dan benar saja. Sudah banyak siswa yang berkumpul untuk segera dibagikan amplop kelulusan.


Setelah menunggu hampir 30 menit-an, akhirnya wali kelas Ayu datang lengkap dengan amplop putih, buku daftar hadir plus pulpen untuk tanda tangan siswa. Dingin menjalar di ujung-ujung jari Ayu. Keringat dingin mulai membasahi kening Ayu. Hatinya terus bertanya, kapan ini segera usai.

Pembagian pun dimulai, dari mulai absen kesatu hingga seterusnya. Karena Ayu berawalan nama R, Rahayu. Jadi absen Ayu itu nomor 20.

  "Bismillah.. Bismillah.. Bismillah.." Ujar Ayu.

  Dan tak terasa absen sudah nomor 19, sebentar lagi Ayu akan dipanggil. Dan....

"Nomor 20, Rahayu Kusuma. Silahkan maju kedepan."

  Dengan hati yang optimis, Ayu mulai beranjak dari bangku dan maju perlahan kedepan. Lalu dengan agak gemetar, Ayu menerima amplop dan menanda tangan daftar hadir. Dan selesai! Kini tinggal pembukaan amplop.

  "Oke, sekarang kalian boleh buka amplop nya. Untuk yang tidak lulus, harap simpan dulu tangis nya," tutur wali kelas Ayu. Dan dengan perlahan, siswa siswi membuka amplop tersebut. Dan seketika seisi kelas bersujud syukur tanda mereka lulus.

  "Alhamdulliah!! Abah, Emak!! Ayu lulus!!! Bang Rama, mas Aris, Ayu lulus!!!! AKMIL, TUNGGU SAYA!!" Teriak Ayu dengan penuh semangat dan di sahut sorak gembira siswa lain yang sangat bahagia.

"Oke anak-anak, besok masih ada acara yang harus kalian datangi ya. Besok kita rayakan euphoria nya sambil memberi hadiah kepada siswa siswi yang juara umum. Besok pakai baju kebaya ya!" Jelas wali kelas Ayu. Lalu mereka pun berfoto bersama untuk membuat memori kenangan.


  Sambil memengang amplop kelulusan, Ayu yang sedang berjalan pulang masih bingung dengan mess kosong yang berderet ini. Kemana semua tentara nya?

  Tapi tiba-tiba ada salah satu tentara keluar dari mess dengan seragan loreng dan topi besi khas seperti mau bertempur melintas didepan Ayu. Lantas Ayu mengambil kesempatan untuk menanyakan kenapa barak ini kosong.

  "Om!" Panggil Ayu dengan lantang. Dan tentara itupun berhenti lalu menoleh kearah Ayu.

  "Ya? Ada apa dek?" Tanyanya. Lalu ia melihat name tag yang dijepitkan di baju seragam Ayu.

  "Uumm, ngomong-ngomong. Tadi pagi saya lewat sini, dan di mess nggak ada siapa-siapa dan sekarang saya mau pulang pun nggak ada siapa-siapa, pada kemana ya?" Tanya Ayu.

  "Ooh. Kita lagi ada latihan tempur, jadi mess disini kosong. Dan saya yang masuk kompi terakhir, jadi saya baru berangkat sekarang," ujar tentara itu panjang lebar.

  "Ooh... Gitu ya Om."

  "Adek itu Ayu kan? Pacarnya Letda Aris?" Tanya tentara itu yang membuat Ayu kaget. Bagaimana bisa tentara itu bilang bahwa Ayu itu pacar nya Aris.

  "Iya, saya Ayu. Rahayu lebih tepatnya, tapi saya bukan pacarnya mas Aris. Kita temenan," gumam Ayu ramah.

  "Iya saya tau. Tapi adek menurut saya cocok untuk jadi belahan hati Letda Aris. Apalagi jadi istri toh?" Sahut tentara itu yang membuat Ayu makin bingung sekaligus agak ketakutan.

  "Ahaha, makasih Om. Saya masih ada urusan, selamat siang," jawab Ayu sambil memberi hormat ala seorang tentara.


  "Wah, apa aku itu terkenal di mess mas Aris?" Tanya Ayu lalu ditepis oleh Ayu sendiri dengan menampar pipi nya sendiri. Ayu pun lantas berlari menuju rumah untuk segera memberi tau orang tuanya.


  "Assalamualaikum.. Mak, Abah. Ayu lulus!!!" Seru Ayu sambil mendobrak pintu karena tak sabar.

  "Waalaikum salam.. Alhamdulillah, Abah!! Anak kita lulus!!" Ujar Mak.

  "Alhamdullilah...."

  Lantas keluarga kecil itupun bersorak gembira melihat anaknya bisa lulus sekolah dan akan segera melanjutkan pendidikan militer di Magelang. Huh, nanti kedua orang tua ini tak bisa menemui anaknya setiap hari. Hanya waktu tertentu saja ia bisa melihat putri nya yang sedang meniti karir perwira TNI.

  Do'a orang tua memang tak pernah salah. Jadi, jangan membuat mereka berhenti berdo'a untukmu. Karena pondasi yang kuat untuk kau sukses adalah do'a orang tua..

.
.
.
.
..
.

To be continue........

 

Tentara Wanita  [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang