31. Doa

2K 212 25
                                    

  Hari ini adalah sidang panda yang menentukan para Catar apakah bisa lolos ke seleksi selanjutnya atau tidak. Disini pula harus lebih banyak berdoa agar bisa lulus ke seleksi berikutnya.

  Tibalah saat yang membuat jantung berdegup sangat kencang. Petugas sudah siap menyebutkan satu-persatu nama yang akan lolos,  para Catar pun sudah berlapang dada jika ia tak bisa mengikuti tes selanjutnya.

  Satu persatu nama mulai disebutkan, banyak yang menangis tersedu-sedu saat namanya disebutkan. Dan ada juga yang sudah was-was. Dan ternyata, teman sebelah Ayu dinyatakan tidak lulus sehingga membuat Ayu bersimpati untuk menenangkan nya.

  "Jane Jillian, dengan nomor peserta 0345 dinyatakan gugur..."

  Seketika tangis Jane pecah saat Ayu memeluk nya. Padahal Jane dan Ayu tidak saling mengenal satu sama lain, tapi Ayu menenangkan Jane seperti ia sudah lama bersahabat dengan Jane.

  "Kamu yang sabar ya. Mungkin ini belum rezeki kamu, dan sebaiknya kamu lebih giat berlatih juga. Tahun depan masih ada kok, jangan takut. Banyak berlatih dan berdoa, ingat, doa restu orang tua sangat manjur," ucap Ayu kepada Jane yang menangis dibahu Ayu. Lalu Jane pun menghentikan tangisan nya dan ia pun menyemangati Ayu.

  "Makasih ya. Meski kita belum saling kenal, tapi, aku melihat dari mata kamu. Kamu adalah calon orang yang sukses dimasa nanti, semangat ya! Selamat berjuang! Jika sudah jadi perwira, bilang sama aku ya!" Seru Jane sambil memeluk Ayu. Lalu Jane pun beranjak pergi dari aula menuju keluar. Lalu Ayu pun tersenyum sambil mengusap air matanya, "amin..."

  Nama Ayu belum juga disebutkan. Padahal ia sudah sangat lama menunggu, dan sampailah saat petugas menyebutkan sebuah nama yang berawalan 'Ra'.

  "Raka Adhi Yaksa, dengan nomor peserta 0470 dinyatakan lulus."

  "Raufiq Nurachman, dengan nomor peserta 0471 dinyatakan lulus."

  "Rafa, dengan nomor peserta 0472 dinyatakan lulus."

  "Rahayu Kusumah, dengan nomor peserta 0473 dinyatakan lulus."

  Nama Ayu tadi baru saja disebut, tapi karena bising oleh tangisan para catar yang tidak lolos jadi Ayu samar-samar mendengar bahwa namanya tak lulus. Padahal ia lulus. Lantas Ayu terdiam mendapati dirinya dinyatakan gugur dalam tahap panda ini, air matanya satu-persatu mengalir deras membasahi pipi Ayu.

   "Aku gak lulus...? Kok bisa? Padahal... Padahal. Ah! Mungkin ini bukan rezeki ku, mungkin tahun nanti. Gapapa, kalo ini bukan rezeki apa boleh buat?" Batin Ayu sambil mengusap air matanya. Lalu saat ia akan beranjak berdiri, tiba-tiba kaki Ayu ditahan oleh seseorang.

  "Kamu mau kemana? Kamu kan lulus, kenapa mau pergi?" Tanya seorang Catar kepada Ayu yang tampak kebingungan. Ayu tak mengerti, bukannya Ayu tadi tak lulus?

  "Saya enggak lulus..." jawab Ayu kebingungan. Lalu Catar itu menarik kaki Ayu yang membuat Ayu hampir jatuh.

  "Kamu lulus! Makanya, jangan terlalu kebawa emosi sama yang enggak lulus!" Seru catar itu kepada Ayu. Lalu Ayu kembali menangis, tapi kali ini bukan menangis sedih, tapi menangis bahagia karena bisa masuk ke seleksi Panpus.

  "Alhamdulillah, Ya Allah... " ucap Ayu, tanpa sungkan Ayu sujud syukur di aula. Setelah bersujud syukur, Ayu kembali duduk dan menunggu instruksi selanjutnya. Sambil menunggu itu, Ayu juga penasaran dengan Oka. Apakah Oka lulus atau tidak?

Semua nama catar telah di umumkan. Dari yang gugur maupun yang lulus, Ayu sungguh bersyukur karena ia akhirnya bisa maju ke pusat yang akan diselenggarakan di aula Akademi Militer di Magelang.


  Setelah semua diperbolehkan pulang, Ayu mencari keberadaan Oka. Dari awal Ayu datang hingga sekarang mau pulang, ia tak melihat Oka. Saat Ayu memutuskan untuk pulang saja, tiba-tiba Oka datang tepat didepan Ayu dengan wajah sumringah.

  "Kamu? Kemana aja?" Tanya Ayu sambil berjabat tangan. Lalu Oka pun menjawab pertanyaan Ayu dengan semangat.
 
  "Daritadi aku disana aja kok. Selamat ya, selamat buat kita berdua! Ayo kita semangat menuju Akmil!" Ujar Oka lalu dianggukkan oleh Ayu. Lalu Oka mengeluarkan ponselnya dan meminta kepada salah satu temannya untuk memotret dirinya dan Ayu.

  Cekrek!

  Cekrek!

  Dua kali teman Oka mengambil foto Oka dan Ayu dengan pose yang berbeda-beda. Foto awal dengan pose mengepalkan tangan seperti komandan militer dan yang kedua pose say chesse. Saat Ayu akan melihat hasil foto, ia terkejut mendapati ada kejanggalan di foto yang kedua.

  Di foto kedua ada wajah Aris yang menampilkan ekspresi cemburu. Ayu kaget, dan ia langsung menoleh kebelakang dan benar saja, ada Aris disana sambil menunggangi sang kuda besi andalannya. Ayu lantas berpamitan kepada Oka dan langsung menghampiri Aris.

  "Mas?" Tanya Ayu, kemudian Aris menatap Ayu dengan kesal, "siapa tadi? Mesra gitu foto nya.."

  "Oh... Tadi itu Oka, temen seperjuangan aku mas. Kenapa?" Tanya Ayu tapi Aris tak menjawabnya, malah ia segera mengajak Ayu untuk pergi.

  Entah apa yang hinggap dipikiran Ayu. Entah karena lupa akan pendiriannya atau karena ia terlalu bahagia, sehingga tanpa Ayu sadari, ia melingkarkan tangan nya diperut Aris dan membenamkan wajahnya dipunggung Aris yang luas. Aris pun hanya terdiam melihat Ayu seperti ini, Aris tak berani mengganggunya. Kapan-kapan kan Ayu bisa begini?

  Aris terkadang bingung dengan karakter Ayu yang misterius. Lihat saja kemarin, Ayu memberi jarak kepada Aris tapi sekarang? Yaa, kalian tau sendiri.

  Ayu pun akhirnya kembali kerumah. Lalu Ayu disambut oleh pelukkan dari Mak yang sudah menanti Ayu dari tadi. Ayu pun menceritakan bahwa ia sudah lulus dan bulan nanti akan berangkat ke Magelang. Tangis bahagia menyelimuti Ayu dan Mak, Aris juga. Aris bahagia bisa melihat Ayu bahagia, tapi Aris juga menangis karena ia pernah merasakan pelukan sang ibunda dua tahun lalu.

  Mak pun melepaskan pelukannya dan tak sengaja melihat Aris menangis tersedu-sedu. Aris tak tahan lagi untuk menahan rindu nya kepada sang ibunda nya.

  "Aris? Kamu kenapa nangis, nak?" Tanya Mak dengan rasa keibuannya. Aris pun menoleh kearah mak dan tiba-tiba Aris melihat bayangan ibunya di wajah Mak. Dan Aris langsung memeluk Mak.

  "Mah... Aris kangen mamah, Aris bahagia bisa ketemu sama keluarga Ayu mah. Mamah tenang disana ya. Aris selalu doain mamah," ucap Aris sambil menangis dipelukkan mak. Ayu baru kali ini melihat Aris menangis, ia baru kali ini melihat mata Aris yang biasanya tajam kini berkaca-kaca.

   "Udah ya Aris. Ibu kamu pasti tenang disana, pasti ibu kamu juga bangga sama prestasi kamu saat ini,"  ujar Mak sambil mencoba menenangkan Aris yang masih histeris. Ayu terdiam sebentar, Ayu kali ini paham kenapa Aris sangat ingin dekat dengan keluarganya. Mungkin Aris merasa keluarga Ayu sudah seperti keluarga Aris sendiri.

  "Kamu nangis nya keren juga mas..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

  To be continue....

Halo readers!! Kalian tau kan berita yang lagi hangat-hangat nya hari ini? Iya, tentang helikopter TNI Angkatan Darat yang jatuh. Sedih kan? Kita berdoa saja semoga yang meninggal akibat kecelakaan ini khusnul khotimah ya.. See youu

 

 

 

Tentara Wanita  [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang