17. Mereka kembali

2.8K 263 28
                                    

  Pagi hari ini Ayu, mak, Aris dan Rama akan berkunjung ke rumah sakit untuk mengecek kondisi abah. Sebenarnya rencana ini bukan Ayu atau mak yang menggagasnya, tapi Rama yang merencanakannya. Karena tempo hari yang lalu Rama tak bisa bertemu abah.

  Rama menyuruh Ayu dan mak untuk menunggu di tepi jalan raya saja, karena Rama dan Aris ada keperluan sebentar.

  "Kok bang Rama lama banget sih?" Tanya Ayu yang mulai bosan menunggu.

  "Emang Rama sama Aris nya kemana?" Tanya mak.

  "Enggak tau, mak. Mas Aris sama bang Rama enggak bilang apa-apa sama Ayu," jawab Ayu. Tak lama, sebuah mobil berwarna hitam menepi di sisi jalan dan ternyata itu Aris dan Rama.

  "Ayo Ayu. Kamu duduk didepan ya, abang duduk dibelakang sama mak," gumam Rama sambil mempersilahkan Ayu untuk duduk disebelah Aris.

  "Dasar! Giliran ada mak, nyuruh duduk didepan! Kalo jalan bertiga, suka disuruh duduk sendiri dibelakang!" Ketus Ayu kesal kepada Rama. Sementara Rama hanya tertawa kecil sambil mempersilahkan mak masuk kedalam mobil.

  Sepanjang perjalanan, keheningan menyelimuti Aris dan Ayu yang duduk bersebelahan. Sementara Rama sibuk ngerumpi bersama mak. Ayu selalu berusaha memulai perbincangan bersama Aris, tapi ia tak bisa. Ia malu oleh mak.

  Karena bingung mau mengobrol apa, Ayu lantas mengambil ponselnya dan membuka aplikasi chatting. Entah sedang chattingan dengan siapa, Ayu sampai ketawa-ketawa sendiri dibuatnya. Sementara Aris merasa penasaran dengan siapa Ayu chatting sampai ketawa sendiri.

  Aris mencoba melihat ponsel Ayu yang sedang dipegang kokoh oleh Ayu. Disamping itu, Aris harus fokus juga terhadap jalanan didepan. Ugh! Sungguh dilema bagi Aris. Disisi lain ia penasaran Ayu chatting dengan siapa, sementara disisi lain juga Aris harus fokus mengemudi.

  "Dia chattingan sama siapa sih?! Apa jangan-jangan dia lagi chattingan sama tentara yang kemaren dia bilang?! Enggak mungkin!" Batin Aris.

  Sementara Aris harus merasakan dilema, Rama terus fokus melihat gelagat Aris yang sangat kepo sekali kepada Ayu. Lantas Rama mencoba menyindir Aris dengan lagu yang di aransemen ulang oleh Rama.

  "Ooh tuhann...."

  "Kucinta dia... Kusayang dia, rindu dia..."

  "Dia nya enggakk..."

  Lagu pertama bawaan Rama sepertinya tak dihiraukan oleh Aris. Lantas, Rama tak menyerah, ia kembali bernyanyi lagi.

  "Ku, selalu mencoba..."

  "Untuk menguatkan hati... Dari kamu yang belum juga peduli... Dari kamu yang belum juga peduli... Ooh..."

  "Lihat Aku, sayang... Yang sudah berjuang menunggumu... Peka, menjadi pacarku. Lihat Aku, sayang hatimu ku genggam... Aku takkan nyerah... Menunggu peka mu datang..."

  Aris akhirnya mengetahui lagu itu untuk menyindirnya yang dibuat gundah gulana oleh Ayu. Lantas, untuk membuat suasana menjadi tenang lagi, Aris akhirnya harus menyimpan rasa penasarannya dilubuk terdalam hatinya. Dan kembali fokus mengemudi mobil. Karena lagu itu di aransemen ulang oleh Rama, Ayu pun penasaran.

  "Bagus suaramu bang. Buat siapa tuh?" Tanya Ayu. Lalu Rama hanya bisa tertawa terbahak bahak bersama mak. Yang ternyata mak juga tau rencana Rama.

  "Buat seorang cowok, sekaligus tentara yang dibikin gelisah galau merana oleh seorang perempuan," jawab Rama sambil menendang-nendang pelan jok Aris.

Tentara Wanita  [Segera Terbit]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt