Tentara Wanita [Segera Terbit]

02. Latihan Fisik

O5 : 30 AM

"Assalamualaikum...."

Suara seorang pria sambil mengetuk pintu rumahku. Semua orang dirumahku memang sudah bangun jam segitu, jadi langsung tanggap cepat saat ada yang bertamu. Karena aku sedang gosok gigi dan cuci muka, Mak ku lah yang membukakan pintu.

"Mas ini siapa?" Tanya Mak yang tidak mengenal tamu yang tak lain Ramadhan dan Aris, teman tentaraku.

"Saya Ramadhan dan ini Aris. Kami temannya Ayu, mau ketemu Ayu bu. Ada Ayu nya?"

"Ooh temannya Ayu. Ayu ada, ayo silahkan masuk dulu mas."

Ku perkenalkan dulu temanku. Bang Ramadhan dan Bang Aris adalah temanku yang seorang tentara. Mereka berpangkat Letda, baru dilantik tahun kemarin. Aku kenal mereka karena aku dikenalkan sama bestie ku karena ia tahu aku mau jadi tentara. Dari itulah kami bersahabat dekat.

"Mas ini kerja apa ya?"

"Kami berdua kerja jadi tentara, pak," jawab teman bang Rama sambil tersenyum. Lalu bang Rama pun mengangguk.

"Oh tentara.."

"Iya, kita udah lama sahabatan sama Ayu. Karena Ayu ngotot banget jadi tentara lalu dia minta sama saya buat ngelatih dia.. Jadi, kita kesini mau latihan," ujar nya sambil menyeruput teh hangat buatan Makku.

Setelah beberapa saat kami mengobrol, aku segera pamitan kepada kedua orang tuaku. Aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu ini.

"

Mak, abah, Ayu olahraga dulu ya sama temen-temen Ayu. Assalamualaikum," ucapku sembari mencium tangan kedua orangtuaku sebelum aku berangkat.

Hari ini adalah hari pertama latihan fisik untuk ku. Jadi aku tidak tau rencana apa yang pertama untuk latihan ini.

"Bang Rama, hari ini mau apa?" Tanyaku sambil duduk di sebuah taman. Lalu Bang Rama menunjuk kepada temannya. Percayalah kawan, aku belum pernah selama berteman dengan bang Rama melihat sesosok pria tampan yang tampannya lebih dari nya.

"Tanya tuh sama Aris."

Ugh! Bang Rama menyebalkan! Masa aku harus nanya sama temen dia yang bahkan aku belum kenal terlalu dekat, gugup. Itu yang aku rasakan. Tanya enggak, tanya enggak. Tapi temen nya bang Rama kelihatannya ramah.

"Uumm.. Mas, mau latihan apa sekarang?" Tanyaku dengan berani. Lalu ia pun menatap diriku dengan sekilas.

"Ki—"

"Beneran lo Yu? Sama aku kamu manggil aku Abang tapi sama temen ku manggil Mas? Gila," gerutu Bang Rama menggodaku. Pipiku pun lantas memerah, aku tak sanggup menatap temannya Rama ini..

"Abang itu kan merujuknya udah kenal deket, udah kayak kakak sendiri. Kalo Mas itu kan belum terlalu deket, dan juga Mas itu sapaan formal umum buat cowok," sahut ku panjang lebar lalu dibalas oleh Aris, dengan memberikan jempol kepadaku.

"Iya iya deh.. Abang ngalah."

Akhirnya aku diperintah untuk lari 12 menit mengelilingi lapangan dengan 7 putaran. Baik! Aku akan kerjakan dengan senang hati karena tekadku sudah bulat! Akmil, i'm coming!

"Siap?"

"Siap!" Ujarku dalam posisi awas untuk berlari. Lalu peluit pun dibunyikan dan spontan aku lari dengan kekuatan penuh.

5 kali putaran masih oke oke saja, tapi saat mau masuk ke putaran ke enam aku malah kesandung rumput yang menggumpal dilapang. Yaa akhirnya aku jatuh tersungkur. Bukan nya ditolong, aku malah jadi bahan tertawaan mereka berdua.

"Makanya jangan mikirin Aris mulu! Mikirin tuh masa depan Ayu!!" Teriak Bang Rama dari jauh, sementara aku berusaha bangkit namun waktuku sudah selesai. Seberapa lama aku memakan waktu hanya untuk tersungkur?

"Not bad. Tapi lain kali kamu harus fokus kepada apa yang sedang kamu kerjakan ya," ujar nya sambil menepuk pelan bahuku.

Mungkin penilaian hari ini tidak buruk, tapi aku akan berusaha untuk lebih, lebih dan lebih agar aku dapat mengejar cita-citaku! Ya, jika orang lain bisa lebih baik dariku, maka aku harus lebih, lebih, dan lebih baik dari mereka.

Tak hanya berusaha dengan fisik saja kawan jika ingin meraih cita-cita mu. Kau juga harus berusaha dengan doa mu kepada tuhan mu. Rajin berikthiar, selalu meminta doa agar dikuatkan hatimu dan mintalah restu kepada orang tuamu. Itulah caranya, Salam Komando!

.
.
.
.
.

To be continue....