33. Kecemasan Rama

2.1K 201 23
                                    

Masih dihari yang sama saat Aris jalan bareng bersama Ayu

  Ayu dan Aris meneruskan kembali perjalanan nya di bazar itu, tak jarang juga Ayu dan Aris ber-swag foto ditempat yang instagramable. Di perjalanan itu juga, tangan Ayu terus memegang tangan Aris.

   "Kamu tumben sih pegang tangan mas mulu?" Tanya Aris saat Ayu makin menguatkan pegangannya. Lalu Ayu pun tersenyum kepada Aris.

   "Emang kenapa? Gak boleh? Yaudah, aku lepasin aja. Puas?" Ketus Ayu sambil melepaskan tangan nya, lalu dengan sigap Aris menarik kembali tangan Ayu.

  "Gaboleh! Berani lepas, mas gak bakalan neraktir kamu lagi!" Ujar Aris sambil menguatkan pegangannya. Dan mereka pun meneruskan perjalanan nya.

  "Mas, tau gak?" Tanya Ayu kepada Aris. Lalu Aris pun bertanya, "tau apa?"

  "Ada beberapa hal yang aku suka dari kamu mas," tutur Ayu yang membuat Aris sedikit tersipu malu.

  "Memang nya apa yang kamu suka? Jangan bilang kamu suka—"

  "Bukan itu! Aku suka sama sama jari-jari tangan kamu," ungkap Ayu yang membuat Aris keheranan.

"Kok?"

  "Iya! Suka aja gitu, liat jari tangan kamu yang panjang-panjang. Rata-rata yang jari tangan nya panjang itu bisa main gitar!" Ujar Ayu lalu dianggukkan oleh Aris.

  "Iya, mas emang bisa main gitar. Terus apa lagi yang kamu suka?" Tanya Aris yang membuat perjalanan mereka terhenti. Ayu pun berjalan menghadap Aris dan melihat dari atas hingga bawah tubuh Aris yang tiggi dan tegap.

  "Aku lebih suka kalo kamu pake kemeja warna merah ini, dibanding pake kemeja yang lain," tutur Ayu sambil berjalan menuju sampin Aris dan menggandeng tangan Aris lagi.

  "Masa sih? Kerenan pake kemeja gini atau pake baju tentara?" Tanya Aris yang membuat Ayu tersipu malu, "dua-duanya keren kok."

  Saat Ayu tengah menikmati perjalanannya dengan Aris, Ayu teringat sesuatu, "oh! Satu lagi, aku suka sama bau parfum kamu mas! Merek apa sih?"

  "Merek yang sering ada dipasaran lah, mas pake parfum yang harga nya sedang-sedang aja. Enggak pake yang mahal," gumam Aris lalu Ayu pun menggangguk. Tiba-tiba Aris teringat sesuatu.


  Aris teringat penggalan lirik yang Ayu senandungkan saat Ayu jatuh dari kamar mandi. Ya! Penggalan lirik itu sama seperti yang Ayu ucapkan kepada Aris, bahwa ia menyukai sesuatu dari Aris. Aris terkejut, apakah orang yang Ayu senandungkan itu adalah dirinya?

  Aris terus memikirkan hal itu sampai-sampai ia tersenyum dan kadang tertawa sendiri. Sampai Ayu pun sedikit keheranan

  "Mas? Mas!" Panggil Ayu terus memanggil-manggil nama Aris. Tak lama, Aris pun tersadar dari khalayan nya, "eh? Apa-apa?"

  "Kenapa sih? Lagi jalan kok ngelamun!? Mau nanti kamu kesambet setan?" Tanya Ayu kesal. Lalu Aris pun tertawa melihat tingkah Ayu yang kesal.

  "Haha, maaf. Mas ngelamun dikit tadi."

  "Kalo ngelamun itu jangan sampe ketawa-ketiwi sendiri dong! Oh iya, kalo ngelamun juga jangan sampe ngehayal yang belum tentu pasti. Nanti ekspetasinya secerah bulan, realitanya segelap malam. Kan sakit," sindir Ayu yang membuat Aris tersadar. Benar, Aris tak boleh membayangkan hal yang belum tentu pasti.

  "Ya maaf atuh..." ujar Aris sambil menguatkan genggaman tangannya kepada Ayu. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang, setelah membeli banyak makanan.


Esoknya

  Hari ini Ayu akan berolahraga dengan Rama. Setelah Rama putus dari Ayu, Rama jadi ingin dekat Rahayu Kusumah alias Ayu, si adik asuh nya ini. Ayu menganggap Rama sudah seperti kakaknya dan Rama menganggap Ayu seperti adiknya sendiri, benarkah?

  "Kenapa olahraga nya jam segini sih bang? Kan masih rada gelap," gumam Ayu.

  "Kamu biasanya kan olahraga jam empat pagi, dan sekarang jam empat pagi toh," sahut Rama kepada Ayu yang masih sesekali menguap.

  "Kamu kenapa sih? Loyo gitu larinya?" Tanya Rama ketika melihat Ayu sudah tak fokus berlari karena sibuk menguap.

  "Ayu ngantuk bang. Kemarin habis jalan-jalan sama mas Aris sampe malem!" Seru Ayu yang membuat Rama menghentikan aktivitasnya dan mengajak Ayu untuk duduk sebentar.

  "Jalan-jalan? Kok gak ngajak?" Tanya Rama sedikit khawatir. Ayu pun melihat ada kekhawatiran diwajah Rama.

  "Gak usah khawatir bang, mas Aris baik sama aku. Dia belanja lebih buat aku dan mak. Katanya sih habis gajian," jawab Ayu sambil mengeluarkan ponselnya dan mematikan musik yang ia putar dengan menggunakan earphone.

  "Nih foto-fotonya."

   "Serasi banget kalian," ucap Rama.

  "Gak tau lah. Tapi kata orang, aku dan mas Aris punya chesmistry tersendiri," lirih Ayu. Lalu Rama pun mengembalikan ponsel Ayu.

  "Emang bener. Tapi, Yu. Kalian kan gak pacaran? Kamu emang bisa nantinya kalo kamu terlanjur sayang sama Aris?" Tanya Rama khawatir. Ayu baru tersadar, Aris bukanlah pacarnya, tapi kenapa Ayu bisa sedekat itu dengan Aris?

  "Bukan maksud abang ngalangin kamu deket sama Aris, tapi, abang khawatir sama kamu yang takut nantinya terjebak diantara temenan atau pacaran," tutur Rama. Lalu Ayu pun mengangguk pelan.

  "Iya bang. Ayu ngerti."

  "Kalo kamu mau temenan, temenan aja seperti biasa. Kalo mau pacaran, jadian sekarang juga! Jangan kayak gini. Kalo kamu jadian sama Aris dan kamu khawatir Aris bakalan ganggu pendidikan kamu, enggak! Aris gak akan ganggu kamu selama yang kamu inginkan. Aris orang yang sabar, jadi jangan bikin dia terjebak di hubungan yang gak jelas ini," jelas Rama, lalu Ayu pun mengangguk pelan. Ayu merasa bersalah telah membuat Aris terjebak dalam pertemanan yang berasa seperti pacaran ini.

  "Jadi, Ayu harus gimana bang? Hati Ayu gak setuju kalo harus punya hubungan dulu..."

  "Jadilah temen yang saling melengkapi! Abang tau kamu suka sama dia kan?" Tanya Rama yang membuat Ayu menghela nafas panjang.

  "Jangan salah paham ya. Abang kayak gini, karena abang nganggap kamu adek abang sendiri. Kalo kamu misalkan nanya, kan bang Rama punya adek kandung. Iya, abang punya. Tapi rasa kasih sayang seorang kakak udah ilang karena perbuatannya dulu," tutur Rama.

  Rama mempunyai masa lalu yang seharusnya itu berujung bahagia, malah berujung salah paham. Ya, saat Rama masih pendidikan, Rama pernah mempunyai pacar. Tapi itu tak lama. Adik Rama, yaitu Tian merusak hubungan kakaknya itu dengan cara mengadu domba pacar kakaknya itu. Dan berujunglah salah paham hingga hubungan mereka kandas. Rama sendiri tak paham dengan tujuan adiknya itu, kenapa bisa ia melakukan hal itu kepada kakaknya sendiri?

  Maka dari itulah saat Rama bertemu dengan Ayu pertama kalinya, Rama langsung menganggap Ayu sebagai adiknya dan ia berusaha agar terus berada disamping Ayu untuk menjaganya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

  To be continue...

Halo readers!! Pada mau gak tuh punya abang kayak Rama yang penyayang? Atau lebih mau sama Aris yang kadang bisa romantis?? Kalo Author lebih milih Ayu deh! Karena Ayu kan posisinya dideketin sama dua orang tentara, kan ada kebanggan tersendiri toh?? Hahaha, canda-canda.. Okelah, semoga kalian suka ya sama cerita ini dan kita bakal ketemu besok!! See youu

 

 

Tentara Wanita  [Segera Terbit]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ