05. Sabar, ya

3.9K 373 3
                                    

Setelah apa yang terjadi kemarin, Ayu memutuskan agar Abah tidak bekerja dikebun itu lagi. Meskipun Ayu tau bahwa nantinya kondisi keuangan keluarga nya makin terpuruk, tapi Ayu tak bisa melihat harga diri abahnya diinjak-injak seperti itu.

Untuk saat ini Ayu masih memperbolehkan abah bekerja. Tapi setelah Ayu selesai menamatkan SMA nya, Ayu sendiri yang akan bekerja mencari uang. Meski itu terus ditolak oleh kedua orang tuanya, Ayu tetap bersikeras. Tapi, bagaimana Ayu mengejar cita-citanya jika ia harus bekerja?

"Abah! Dengerin Ayu! Ayu sudah dewasa, Ayu sudah berhak mencari uang," ujar Ayu dengan tegas.

"Enggak! Kamu tidak boleh seperti itu! Abah masih kuat bekerja!" Tegas abah. Tapi Ayu tetaplah Ayu. Ia menolak mentah-mentah perkataan abah nya itu.

"Dua minggu lagi Ayu bakal ujian sekolah," ucap Ayu yang membuat kedua orang tuanya kaget. Sebelumnya Ayu tidak memberitahu hal inì karena ia tau bagaimana kondisi keuangan keluarga nya. Tapi karena bantuan dari sekolah, biaya nya di ringankan. Sehingga tabungan yang Ayu kumpulkan untuk rencana umroh harus ia ambil.

"Kamu kok gak bilang? Terus gimana nanti bayaran nya??!!!" Tanya Mak sambil berlinang air mata lalu ditenangkan Aris yang masih ada dirumah Ayu.

"Kalo Mak kekurangan biaya untuk sekolah Ayu, Aris bisa bantu dari gaji Aris," ungkap Aris kemudian ditolak oleh Ayu.

"Enggak mas. Aku udah bayar biaya ujiannya dari tabungan!" Seru Ayu sambil menahan air matanya. Ayu tau, ada yang sedang dituju oleh Aris. Tidak mungkin kan jika ia bersedia membantu tanpa alasan?

"Yasudah, untuk biaya sekolah Ayu. Ayu yang tanggung sendiri. Mak dan Abah enggak usah kepikiran hal itu. Nanti setelah Ayu selesai sekolah, Ayu bakal cari kerja di kota," gumam Ayu panjang lebar. Lalu setelahnya Ayu pergi ke teras rumah untuk merenungkan kondisi ekonomi keluarganya ya sekaligus cita-citanya.

"Yang sabar ya. Saya janji bakal bantu Mak, abah dan Ayu," lirih Aris sambil memeluk kedua orang tua Ayu yang ia anggap sebagai orang tua sendiri. Ayu mengintip sekilas, ia tersenyum melihat Aris sangat baik kepada keluarganya meski Ayu juga tau ada yang sedang dituju oleh Aris.

"Mas, kamu itu enggak usah bantu-bantu gitu!" Seru Ayu kepada Aris yang mencoba duduk disebelah Ayu.

"Lho kenapa? Saya gaboleh gitu bantu kamu? Memang kenapa?" Tanya Aris sambil menaikkan alis sebelah kanannya.

"Detail amat sih mas nanya nya," canda Ayu singkat.

Lalu Aris pun merangkul bahu Ayu sambil mengatakan sesuatu. "Alasan kamu apa, Dek?"

"Aku malu mas. Mas bukan siapa-siapa aku toh, tapi ikut bantu-bantu keluarga ku." Deg! Hati Aris rasanya hancur berkeping-keping. Ia sadar, ia bukanlah siapa-siapa nya Ayu, lantas kenapa ikut bantu-bantu?

Tak terlalu dipikirkan kata-kata Ayu tadi, ia malah makin merangkul Ayu yang mulai meneteskan air mata, "iya, saya tahu saya bukan siapa-siapanya kamu. Tapi apa salah jika ada orang yang mau bantu?"

"Mas bakal bantu keuangan keluarga mu, dan mas juga bakal bantu kamu raih cita-cita mu. Jadi taruni Akmil kan?" Tanya Aris sambil mencoba tersenyum. Lalu dianggukan Ayu sambil mengatakan, "makasih mas.."

-Skip to Ujian sekolah....

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ini Ayu akan ujian untuk menentukan lulus atau tidak ia dari SMA. Ayu berpamitan kepada orang tuanya sambil dihiasi do'a orang tua untuk anaknya. Hari ini juga hari istimewa untuk Ayu, ia akan diantar oleh kedua teman tentaranya. Ya siapa lagi kalo bukan Rama dan Aris yang sudah menunggu di teras rumahnya.

"Semoga kamu bisa ya," ucap mak dan abah. Dan langsung memeluk anak semata wayangnya itu.

"Ayo kita berangkat, Assalamualaikum," pungkas Ayu sambil melambaikan tangan.

"Waalaikum salam..."

  Ayu berjalan menuju sekolah nya dan ia diantar oleh kedua tentara gagah ini menuju sekolah. Tak jarang juga teman-teman wanita Ayu nampak iri melihat Ayu.

"Yu, abang do'a in ya semoga sukses," ujar Rama yang dianggukan oleh Ayu sembari tersenyum manis.

"Dek, kalo ada yang nyontek. Bilangin sama mas, mas bakal bikin rahangnya gak berfungsi ya," canda Aris menggoda Ayu.

"Yeh, entar mas dikeluarin dari kesatuan," jawab Ayu yang berpamitan kepada Rama dan Aris. Lalu Ayu dengan cepat masuk kedalam sekolah.

Jam pun usai, ujian hari pertama pun telah selesai. Tapi, kau tau kawan? Sebelum hari-H pun Ayu tetap latihan fisik didampingi oleh Rama dan Aris. Apalagi nanti, setelah lulus sekolah. Ayu akan leluasa latihan.

Hari kelulusan akan selalu dinantikan Ayu. Disitulah ia akan mulai meniti cita-cita nya sebagai seorang Taruni Akademi Militer. Ayu sungguh tak sabar menanti hari itu, kelak.

.
.
.
.
.

To be Continued

Halo readers kuh ^^ untuk eps berikutnya mungkin pas ujiannya akan di skip dan langsung ke kelulusan nya. Ya karena gak di skip juga ngapain toh, karena aku gak punya ide cerita untuk itu. Kalo dipaksain bakal buat kalian bosen.. Yaudah, pokoknya part besok itu kelulusan okeehh??? See youu

Tentara Wanita  [Segera Terbit]Where stories live. Discover now