12. Kamu siapa?

3.2K 310 30
                                    

  Pagi ini Rama sedang ada jadwal piket bersama Aris. Kedua tentara ini memang selalu bersama dari awal daftar catar hingga menjadi seorang perwira TNI.

  "Ram, lo gak mau cari jodoh lo?" Tanya Aris.

  "Nanti juga dateng sendiri. Toh, buktinya si Arifin juga gak sengaja ketemu jodohnya pas dia lagi tugas di Semarang," jawab Rama sinis. Aris merasa belakangan ini Rama terlihat sedang memikirkan sesuatu yang membuat Rama cemas. Ada apa?

  "Eh, Ram. Lo lagi mikirin sesuatu? Keliatan nya cemas banget?" Tanya Aris penasaran. Rama pun menghela napas panjang.

  "Lo tau kan adek gue, si Tian?" Tanya Rama.

  "Iya, gue tau," jawab Aris yang dianggukkan oleh Rama.

  "Dia katanya mau kesini!" Seru Rama tegas. Aris tak tau apa yang sedang terjadi kepada temannya ini, kenapa adiknya mau datang liat kakaknya tapi kakaknya enggak mau?

  "Ya bagus dong. Kan mungkin dia rindu sama lo? Kenapa lo gak mau dia dateng kesini?" Tanya Aris yang lansung membuat Rama mendelik tajam kearah Aris.

  "Dia rindu. Tapi bukan sama gue! Disini, ya, disini. Di batalyon ini, ada yang dia incer!" Seru Rama yang membuat Aris malah tertawa.

  "Maksud lo dia suka sama salah satu tentara disini gitu? Haha, bagus dong!" Jawab Aris semangat. Sementara Rama hanya menggelengkan kepalanya bingung.

  Disaat kedua tentara ini sedang mengobrol, tiba-tiba ada sebuah mobil yang parkir didepan batalyon tempat Rama dan Aris bertugas. Lalu keluarlah sesosok wanita dan wanita itu masuk ke lingkungan batalyon, lalu mengisi daftar tamu yang ada di pos.

  Rama sudah menduga hal itu.

  "Assalamualaikumm!! Uuch abang Ramadhan ku. Udah lama Tian enggak ketemu abang!!" Ujar wanita itu yang tak lain adalah Tian, adik perempuan Rama.

  "Waalaikum salam.. Dek, dek udah. Lepasin, abang malu,"  ketus Rama yang ingin sekali menghindar dari adiknya ini. Tibalah saat ini. Tian sadar ada Aris disampingnya, dan...

  "Maass Ariss!!" Seru Tian yang langsung memeluk tubuh Aris. Aris yang terkejut hanya bisa diam melihat kelakuan adik Rama ini.

  "Udah dek! Apaan sih? Ini kawasan militer, bukan tempat untuk peluk-pelukan! Disini ada tata krama nya! Tamu enggak boleh mengganggu kenyamanan disini!" Seru Rama yang membuat Tian melepaskan pelukkannya dari tubuh Aris.

  "Iya, maaf.. Habisnya, aku kangen banget sama mas Aris. Udah setahun lho bang, masa aku gak boleh rindu sama mas Aris?" Tanya Tian dengan wajah kesalnya. Lalu Rama pun menarik tangan Tian untuk dibawa keruangannya. Aris yang penasaran lalu mengikuti mereka.

  "Lho? Kenapa kita kesini?" Tanya Tian.

  "Diluar banyak tentara lain yang takutnya keganggu!" Jawab Rama kesal.

  "Ooh.. Yaudah," ujar Tian. Lalu pandangan Tian teralih oleh Aris yang sedang sibuk memainkan ponselnya sambil sesekali tersenyum.

  "Mas! Mas Aris!" Panggil Tian. Lalu Aris menoleh kebingungan kearah Tian yang kesal.

  "Apa?" Tanya Aris.

  "Mas, kapan kamu ngasih kepastian?! Aku udah setahun nunggu kepastian dari kamu!" Seru Tian. Lantas Rama dan Aris pun terkejut dengan pertanyaan Tian.

  "Kepastian apa? Saya belum pernah ngasih kamu harapan. Saya hanya kenal kamu saat saya diajak Rama untuk pesiar dirumahnya, dan apa dari perkenalan itu saya ngasih harapan buat kamu?" Tanya Aris dengan kata-kata formalnya yang bikin siapapun ngeri, kecuali Ayu.

Tentara Wanita  [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang