34. (Pernikahan) TAMAT

615 16 3
                                    

💕Happy Reading💕
.
.
.

___________

Cia melihat pantulan wajahnya di cermin. Ia tidak percaya, semua ini tidaklah mimpi. Ini kenyataan. Ia akan menjadi seorang istri. Bahkan hanya tinggal menghitung menit saja, ia akan menjadi milik seseorang.

Ya. Hari ini adalah hari pernikahan Cia dan Andreas. Beberapa menit lagi mereka akan menjadi suami istri sah dimata hukum dan agama.

Susana di kediaman Andreas sangat riuh dengan sanak saudara maupun tamu yang hadir. Ya, acara pernikahan maupun resepsi diselenggarakan di rumah Andreas.

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Cia dan Andreas yang akan mengikat janji suci atas restu Tuhan dan orang tua.

Hari bahagia yang terjadi hanya satu kali seumur hidup.

Hari yang dipenuhi dengan suka cita tangis haru bahagia.

Hari dimana mereka yang saling mencintai menjadi jodoh yang halal.

Hari dimana mereka akan bersama-sama menjalani hidup.

Hari dimana mereka menjalani hidup sampai ajal menjemput.

Cia melihat pantulan wajahnya dengan tatapan tidak percaya. Ia melihat wajahnya seperti bukan dirinya. Dipantulan cermin itu ia sangat berbeda. Di sana ia terlihat sangat cantik dengan riasan make up dan baju pengantin yang sangat cocok dengannya.

Seseorang membuka pintu kamar yang ditempati oleh Cia. Sontak Cia segera melihat siapa yang membuka pintu. Sosok wanita paruh baya yang sangat mirip dengan Cia memasuki kamar itu dan berjalan menghampiri Cia yang tengah duduk di depan meja rias.

"Putri kecil Ibu sudah besar ya. Sebentar lagi sudah milik seseorang," ujar Ibu Cia memandang wajah anak gadisnya. Mengambil tangan dingin putrinya dan tersenyum.

"Waktu cepat berlalu ya. Rasanya kemarin kamu masih kecil, anak yang bandel dan susah diatur," ujar Ibu Cia mengingat kenangan masa kecil anaknya.

"Jangan nangis, nanti make up-nya luntur lho. Nanti jelek gimana, Nduk?" gurau Ibu Cia yang memandang anaknya dari cermin dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ibu mah sempet-sempetnya bercanda," gerutu Cia sambil menahan air matanya. Ia mengelap pelan-pelan air matanya yang ada di pelupuk mata. Cia tersenyum ke arah Ibunya.

"Udah-udah, yuk kita keluar acaranya segera dimulai," ucap Ibu Cia sambil membimbing anaknya untuk ke tempat acara.

****

"Saya nikahkan engkau Andreas Alvaro Rahendra bin Reno Rahendra dengan anak saya Lalisa Gracia Putri binti Sulaiman Algifari dengan maskawin seperangkat alat salat dan uang dua puluh lima juta dibayat tunai." Ayah Cia mengucap ijab kabul dengan tegas sambil memegang tangan Andreas.

"Saya terima nikahnya Lalisa Gracia Putri binti Sulaiman Algifari dengan mas kawin tersebut tunai." Andreas mengucap ijab kabul secara lancar dengan satu tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi, sah?"

"SAH!"

"Alhamdulillah." Semua orang yang ada di sana mengucap syukur. Kebahagiaan terlihat dari wajah para pengantin, keluarga, dan para tamu undangan.

Setelah kata sah dari para saksi, akhirnya Andreas dan Cia resmi menjadi suami istri.

Andreas memasangkan cincin di jari Cia, dan Cia pun begitu sebaliknya. Kemudian Cia mencium tangan Andreas dengan penuh haru dan bahagia. Setelahnya Andreas mencium kening Cia dengan penuh hikmat, tidak terasa air mata mereka mengalir tidak bisa dibendung lagi.

Andreas & Cia (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora