30. (Kangen)

283 12 1
                                    

🐰Happy Reading🐰
.
.
.

_____________

"Andreas," panggil Mama Andreas saat melihat anaknya sedang siap-siap untuk pergi.

Ya. 1 jam dari sekarang, Andreas akan berangkat ke Kalimantan untuk mengurusi bisnisnya di sana.

"Apa, Ma?" sahut Andreas dengan tatapan fokus ke arah cermin. Saat ini ia sedang menata rambutnya.

"Mmm, itu ... kapan kamu lamar Cia sih? Nanti keburu diambil sama orang baru tahu rasa kamu," sunggut Mama Andreas.

"Sabar Ma, ini juga Andreas lagi buat rencana untuk ngelamar Cia."

"Pokoknya secepatnya ya! Mama nggak mau tahu, ya."

"Iya Ma."

"Jangan iya ya kamu. Gerak cepat, kalau kamu didahului sama orang baru kamu nyaho," cerocos Mama Andreas.

"Iya Ma, Andreas yakin Cia nggak bakal nerima pria lain selain Andreas. Andreas juga yakin Cia itu cinta sama Andreas."

"PD sekali kamu ya. Kamu niruin siapa sih, Papa sama Mama nggak gitu perasaan." Sinta mengelengkan kepalanya melihat kelakuan anak semata wajangnya ini.

"Ya nggak tahu. Mungkin Andreas bukan anak Mama sama Papa," ujar Andreas enteng.

"Kamu ya, awas kamu."

Plak!

Sinta memukul bokong anaknya lantaran anaknya ngomong yang tidak-tidak. Dia pikir siapa yang lahirin dia kalau bukan dirinya. Ia sudah capek-capek mengenjan dengan sekuat tenaga terus tidak diakui sebagai Mamanya, ketelaluan sekali.

"Ish Mama. Bisa diem nggak, sakit nih pantat Andreas. Mama pikir pantat Andreas bantal bisa dipukul seenaknya." Andreas mendumal sambil mengusap bekas pukulan Mamanya yang ada dipantatnya.

"Kamu kalau ngomong gitu banget ya sama Mama. Mama nggak diakuin yang pernah ngelahirin kamu dengan segenap jiwa raga ini," ucap Sinta mendramatis sambil pura-pura bersedih.

"Iya udah, Andreas minta maaf. Udah ya Ma, Andreas berangkat dulu. Nanti kelamaan bisa terlambat ini." Andreas berpamitan ke Mama dan Papanya. Ia memasuki mobil yang dikendarai oleh supirnya menuju bandara.

****

"Cuit ... Cia. Woi!" Nina memanggil Cia yang sedang ngelamun di meja kerjanya.

"Kenapa sih? Ganggu aja," sungut Cia saat Nina membuyarkan lamunannya.

"Ngelamun aja lo. Nanti lo kesurapan gimana tuh? Gue nggak mau bantu ya."

"Kamu ini ya. Doa temen gitu."

"Ya kamu sih ngelamun aja. Cerita napa. Kalau ada masalah tuh cerita Ciaku sayang. Apa guna lo punya temen kayak gue, Lina sama Ani yang cantik bahenol kayak gini. Cerita."

"Itu ... Anu--"

"Hah gue tahu nih. Pasti Pak Andreas, kan?"

"Ya gitu."

"Nggak usah murung gitu kayak orang susah. Baru aja 3 hari ditinggal kerja ke luar kota gitu lo, apalagi ditinggal selamanya."

"Kamu ini ya. Kamu doain Pak Andreas meninggal?" Cia memukul tangan Nina lantaran gemas dengan temannya yang satu ini.

"Gue nggak bilang gitu ya."

"Terus yang tadi bilang ditinggal selamanya apa?"

"Ya gitulah pokoknya. Kalau lo kangen tuh bilang sama orangnya, jangan diem bay lo kayak manekin yang dilapajang di toko."

"Ya malulah langsung bilang gitu. Masa cewek gitu sih."

"Ya mau lo kayak gimana Maimunah. Lo tuh ya harus berani, gerak cepat biar Pak Andreas nggak ada yang ambil. Gitu-gitu Pak Andreas banyak yang suka ya."

"Hmm, bener nih aku harus bilang kangen sama Pak Andreas?"

"Iya sayangku. Polos banget ya jadi cewek," ujar Nina sambil memcubit pipi Cia.

"Ya udah nanti aku chat Pak Andreas."

"Nah gitu dong. Pokonya gue dukung lo sama Pak Andreas. Good luck ya."

****

Cia
Bapak jaga kesehatan di sana ya 😊

Chat masuk dari Cia tersebut baru saja Andreas baca. Andreas tersenyum membaca chat dari Cia, ia pun langsung membalasnya. Baru saja Andreas sampai di hotel setelah melakukan rapat dengan rekan bisnisnya.

Andreas
Iya. Kamu juga jaga kesehatan. Kalau kami sakit saya juga ikut sakit.

Cia
Bapak mah. Iya Pak siap. Oh iya Pak, bapak kapan pulangnya?

Andreas
Kenapa? Kamu kangen?

Cia
Ihh Bapak PD banget ya 😝.

Andreas
Kalau kamu kangen nggak apa-apa. Saya juga kangen sama kamu 😘.

Cia
Ih Bapak, kenapa pula pakai emot kayak gitu?

Andreas
Kenapa? Kamu pengen dicium secara langsung nih?

Cia
Ihh, udah ah Pak. Kok ngomong makin ngawur. Pak jangan lupa oleh-oleh ya 😁.

Andreas
Siap kalau itu udah pasti. Tenang aja. Kalau perlu semua yang ada di sini saya bawain kamu.

Cia
Ih sombong bener Pak. Mentang-mentang kaya ya.

Andreas
Emang saya kaya Cia. Kalau kamu nikah sama saya, kamu nggak bakalan susah. Hidup kamu saya jamin bahagia.

Cia
Terserah deh Bapak mau bilang apa. Udah ya Pak. Sekali lagi jaga kesehatan di sana ya Pak. Dan satu lagi jaga hati dan mata bapak buat saya.

Andreas tidak salah baca, kan? Tumben sekali Cia bilang begitu. Ini tuh momen langka, ia harus mengabadikan momen ini. Ia harus mengingatnya.

Andreas
Siap. Apa sih yang nggak buat kamu. Hati saya aja saya kasih sepenuhnya sama kamu, jadi saya akan jaga hati saya buat kamu saja.

Andreas melihat Cia tidak online lagi. Mungkin dia malu sudah berkata itu padanya. Dasar ya wanita. Andreas sangat gemas dengan Cia, ia tidak sabar ingin melamar Cia secepatnya suapaya Cia jadi hak patennya.

***
TBC

Gimana guys untuk part ini? Seperti biasa komen ya buat part ini.
Jangan lupa votenya juga guys. Siap ya bentar lagi TAMAT. Wkwkwk.
.
.
.

(4-Juni-2020)

*Next to Part 31*

Andreas & Cia (TAMAT)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt