2. (Pertemuan pertama)

472 42 46
                                    

Surabaya, Jawa Timur

3 Bulan Kemudian

Akhirnya semuanya berjalan lancar. Perjuangan untuk menyakini orang tuanya untuk kuliah di Jakarta membuahkan hasil. Orang tua Cia mengizinkan ia kuliah di Jakarta dengan syarat ia harus rajin untuk belajar dan harus sukses di sana. Tapi dibalik itu, orang tua Cia sangat sedih karena anak perempuan satu-satunya pergi dan mungkin mereka jarang untuk bertemu.

"Udah Ibu, Ayah jangan sedih terus. Cia usahain pulang untuk ketemu Ibu sama Ayah di kampung," ujar Cia yang melihat orang tuanya sedih melihat ia akan pergi ke Jakarta.

"Tapi Ibu sama Ayah bakal rindu kamu. Tapi kamu janji ya jangan lupa menemui kami di kampung," sahut Ibu Cia.

"Iya Ibu, Cia janji. Jangan nangis dong, malu tuh dilihat orang terus. Kalau Ibu sedih terus Cia gak rela ninggalin kalian, pasti Cia kepikiran terus di sana," seru Cia yang melihat orangtuanya masih sedih melihat Cia akan pergi.

"Iya ... iya Ibu gak sedih lagi. Kalau begitu kamu hati-hati ya di sana, jangan ikut pergaulan orang di sana yang tidak baik," ujar Ibu Cia menasehatinya.

"Iya Cia, benar kata Ibu. Ayah berpesan kamu fokus aja sama kuliah kamu dan gapai cita-citamu, tunjukkan pada kami kalau kamu bisa. Dan Ayah juga sarankan sama kamu untuk jaga diri kamu baik-baik di sana." Ayah Cia juga ikut menasehatinya.

"Iya Ayah, Ibu. Cia akan mendengarkan nasihat kalian. Kalau begitu Cia berangkat ya, keretanya sudah datang. Jaga diri kalian baik-baik, jangan sampai sakit. Semoga kalian sehat terus di sini," seru Cia dan berpamitan ke orang tuanya.

Setelah berpamitan, Cia langsung masuk dan mencari tempat duduk sambil melihat orang tuanya yang masih berdiri di sana untuk melihat kepergian Cia. Cia pun melambaikan tangan saat kereta berangkat. Sebenarnya Cia berat meninggalkan mereka, tapi karena ia ingin menggapai cita-citanya dan ingin merubah perekonomian keluarganya mau tak mau Cia harus pergi. Cia berjanji akan sukses dan membahagiakan orang tuanya.

****

Jakarta

Selama 2 jam perjalan akhirnya Cia sampai di Jakarta sore hari. Sungguh Jakarta sangat ramai dengan orang yang berlalu lalang, bahkan mobil dan motorpun banyak sekali yang menyebabkan kemacetan.

"Welcome In Jakarta Cia. Semangat!! Mulai sekarang kau akan melakukan semuanya sendiri." Cia menyemati dirinya sendiri.

Cia langsung bergegas ke kost yang sudah dipesannya jauh hari supaya tidak kelimpungan jika sudah sampai di Jakarta. Kost yang ditinggali sederhana yang penting cukup buat tinggal dan membuatnya nyaman. Cia langsubg masuk ke dalam dan mebenah barangnya. Setelah semua sudah selesai dia langsung istirahat untuk mengistirahat tubuhnya yang sudah lelah dan letih. Cia akhirnya terlelap dalam tidur.

****

Kediaman Keluarga Rahendra

"Mama ... Papa, aku pergi dulu ya," sahut Andreas dia turun ke lantai bawah dan melihat orang tuanya duduk di ruang tamu sambil menonton TV.

"Pergi ke mana malam-malam gini?" tanya Sinta Mamanya Andreas.

"Biasalah anak muda Ma, masa Mama gak tau," sahut Papanya.

"Nah itu Papa tau, Mama gak gaul sih. Gak tau anak jaman sekarang seneng nongkrong sama teman-temannya."

"Oh oke, tapi awas kalau kamu main-mainya yang macem-macem sama teman kamu." Mama Andreas memperingati.

"Gaklah ma. Andreas tau batasannya. Walaupun Andreas kelihatannya bandel tapi aku mau lakuin yang mama bilang itu."

"Baguslah. Jangan sekali-kali kamu ikutin teman kamu yang mau ngajak kamu yang gak baik." Papanya ikut memperingati.

Andreas & Cia (TAMAT)Where stories live. Discover now