13. (Sendiri)

383 29 1
                                    

🌸 Happy Reading 🌸
.
.
.
.

Ceklek

Cia membuka pintu ruang rawat Ayah, di sana dia melihat ayahnya sedang berbaring dengan alat pendeteksi jantung yang tertempel dibadannya. Cia juga melihat ibunya sedang duduk di sebelah ayahnya yang sedang berbaring di kasur. Cia segera masuk.

" Ibu."

" Cia."

Cia langsung memeluk ibu dan menangis dipelukkannya. Cia juga merasa kalau ibunya menangis. Sungguh Cia tidak percaya. Dia rasa Ayahnya tidak punya penyakit jantung.

" Sudah bu jangan nangsis. Kalau didengar ayah ntar dia juga sedih."

Cia melepaskan pelukannya dan membimbing ibunya untuk duduk kembali.

" Bu gimana keadaan ayah?"

" Masih tidak ada perkembangan nak."

" Bagaimana bisa ayah terserang penyakit jantung?"

" Kata dokter ayah sudah lama mengidap penyakit jantung Cia. Ibu tidak tahu kalau ayah punya riwayat penyakit jantung."

" Ya tuhan ayah. Kenapa masalah ini bisa disimpan sendiri sih?"

Cia langsung memegang tangan Ayahnya dan menciumnya.

" Ayah maafkan Cia jika Cia ngerepotin ayah selama ini."

" Ayah cepat sembuh supaya kita bisa kumpul bareng kayak dulu lagi. Aku menyayangi ayah."

Cia tidak tahan dengan ini. Tak terasa air matanya jatuh melihat kondisi ayahnya saat ini.

****

3 bulan kemudian

Semenjak kejadian ayahnya masuk rumah sakit karena penyakit jantung sekarang keadaan ayahnya sudah membaik dan Cia juga sudah memberitahu kedua orang tuanya tentang dia yang dikeluarkan dari kampus. Semula ayahnya sedih dan memaksanya kuliah di sana lagi tapi mau gimana lagi biaya tidak ada, dan sekarang ayahnya memaklumi.

Selama 2 bulan ini Cia selalu membantu ayahnya di sawah, entah itu menanam sayur dan ketika panen aku menjualnya di pasar. Hanya itu kegiatannya selama 2 bulan ini.

Stella juga sering kesini, katanya dia sangat merindukan Cia. Hehehe anak itu ya.

Dan yang paling membuatnya sedih juga, selama 3 bulan ini Andreas selalu mencari Cia. Stella selalu memberitahu bahwa Andreas selalu mencarinya ntah menanyakan ke Stella dimana Cia berada tapi Stella tidak pernah memberitahunya. Untunglah itu lebih baik. Cia akan melupakkan Andreas.

Hari ini seperti biasa Cia pergi ke ladang untuk membantu ayahnya, sebenarnya Cia kasihan dengan ayah yang bekerja seharian di ladang. Cia sudah menasehati ayahnya supaya berhenti bekerja tapi ayahnya tetap ingin bekerja.

****

Setelah semuanya selesai mengurus ladang, Cia pulang ke rumah sendirian. Ayahnya suruh pulang lebih awal karena dia tidak ingin melihat Ayahnya kecapekan.

Selama perjalanan pulang banyak penduduk disini menyapa Cia, Cia membalasnya dengan sapaan dan juga semyuman.

Cia sampai di rumah dengan selamat. Dia langsung bergegas ke kamar untuk mengistirahankan badannya sebentar.

****

Malampun tiba. Seperti malam-malam biasanya Cia selalu termenung didekat jendela kamarnya.

Hampir setiap malam dia selalu memikirkan Andreas.

Sedang apa dia di sana?

Apakah dia baik-baik saja?

Apa dia juga merasakan rindu ini seperti yang aku rasakan saat ini?

Pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu terlintas dipikirannya tentang Andreas.

Cia selalu berdoa semoga Andreas baik-baik di sana. Dan kalau boleh jujur Cia sangat merindukkannya saat ini.

Tak terasa tiba-tiba air mata Cia jatuh ke pipi, dia segera menghapusnya. Dia tidak ingin terlihat cengeng gara-gara Andreas.

Semoga disana dia mendapat pengganti Cia yang lebih baik. Dan semoga dia selalu bahagia.

"Aku merindukanmu kak Andreas. Sangat merindukanmu." Ujar Cia.

****

Selama 3 bulan ini Andreas tak pernah bosan dengan mencari atau menanyakan di mana Cia berada. Dia selalu berjuang dan tak pernah putus asa dalam mencari orang yang sangat mencintainya.

Tapi selama 3 bulan ini dia tidak pernah mendapatkan kabar walau dari Stella sahabatnya Cia sekalipun. Tapi dia tidak akan pernah menyerah dan akan tetap berusaha mencari Cia.

Dia akan tetap menunggu dan mencintai Cia. Jika takdir berkata lain ia akan melepaskannya Cia bersama orang lain.

****
# Rumah Cia #

" Nak ibu sama ayah mau ngomong sesuatu sama kamu "

" Iya bu mau ngomong apa?"

" Begini ibu sama ayah ingin kamu meneruskan kuliah nak. Tentang biaya jangan dipikirkan. Kamu bisa kuliah disini yang lebih murah. Bagaimana?"

" Tapi bu. Cia gak mau ngebanin ibu sama ayah dengan biaya. Kalau Cia punya uang juga pasti Cia kuliah."

" Gak nak. Jangan mikirin biaya. Ibu sama ayah gak mau kalau kamu putus kuliah. Sia-sia juga kalau otak kamu yang pintar itu." Ucap Ayah.

" Baik, Cia pikir-pikir dulu ya bu, pak."

"Iya tapi jangan lama-lama mikirnya."

" Iya bu, pak."

Cia sebenarnya ingin sekali kuliah tapi keterbatasan biaya yang menyebabkannya untuk memikirkannya dengan matang. Tapi orang tuanya sudah mengizinkan bahkan menyuruhnya kuliah, itu kabar baik untuk Cia. Berarti ia bisa melanjutkan kuliahnya.

To be Continue....

*****

Cia

Andreas

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


Andreas

👉Please Vote and Comment 👈

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

👉Please Vote and Comment 👈

Ig : Alfinafitriah97
.


.
.

(12:45)

(18 - juni - 2018)

*_ Next to part 14_*

Andreas & Cia (TAMAT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें