32. (Jawaban)

264 11 0
                                    

🏵Happy Reading🏵
.
.
.

___________________

Andreas tersenyum ke arah Cia. "Cia ... will you marry me?" ucapnya penuh dengan kelembutan. Mata Andreas juga memandang Cia penuh kelembutan dan cinta.

Cia yang mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Andreas tidak bisa berkata apa-apa. Saat ini dia sangat gugup sekali. Cia hanya diam sambil menitikkan air mata.

"Cia gimana jawabannya? Jangan nangis dong," ucap Andreas sambil mengusap pipi Cia yang dialiri oleh air matanya.

Cia yang dapat perlakuan itu semakin terharu. Ia mendengar suara orang-orang yang ada di sini untuk menerima lamaran Andreas. Ia mengedarkan pandangannya, tatapannya bertubrukkan dengan tatapan Mamanya Andreas yang tidak jauh berdiri di belakang Andreas bersama suaminya. Mama Andreas menatap Cia penuh dengan kehangatan seoarng Ibu kepada anaknya, ia menganggukkan kepalanya memberi isyarat untuk menerima lamaran anaknya. Cia yang mendapat hal tersebut ikut tersenyum dan dan kembali menatap Andreas yang ada di hadapannya.

"Mmm ... iya aku terima," sahut Cia pelan sambil menunduk malu.

"Apa? Saya tidak dengar Cia dan jangan menunduk wajahmu," ujar Andreas sambil meraih dagu Cia untuk mendongakkan wajahnya.

"Iya aku terima lamaran Bapak."

"Benarkah?" tanya Andreas untuk memastikan.

"Iya." Cia menganggukkan wajahnya yang sekarang sudah bersemu.

"Yes! Akhirnya." Andreas langsung membawa Cia kepelukannya. Ia memeluk Cia dengan erat.

Suara tepuk tangan dan siulan menggema di ruangan itu. Semua yang ada di sini merasakan kebahagian yang dirasakan oleh dua sejoli yang sedang berpelukan itu.

"Oh iya, saya sampai lupa pasangin cicinnya," ujar Andreas melepaskan pelukkannya.

Andreas mengambil cicin yang ada di dalam kotak itu dan memasangnya dijari manis sebelah kiri milik Cia. Cia yang melihat itu semakin dibuat terharu. Ia memandangi cincin itu penuh haru. Ia mengalihkan tatapannya ke arah Andreas yang juga menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca dan senyuman yang menawan.

"Terimakasih ... sayang." Andreas mencium dahi Cia penuh rasa haru dan cinta. Cia pun menutup matanya dan meresapi semuanya. Semoga ini awal dari kebahagian mereka.

****

"Mau sarapan dulu atau langsung ke kantor?" Andreas bertanya saat mereka sudah ada di dalam mobil.

Setalah tadi malam Cia menerima Andreas, pagi ini Andreas menjemput Cia untuk berangkat bersama ke kantor. Rasanya Cia ingin terus terseyum.

"Nggak usah Mas, langsung ke kantor aja," tutur Cia sambil melirik ke arah Andreas yang sedang fokus menyetir.

"Mau aku beliin roti? Nanti kamu kelaparan sayang," ucap Andreas sambil mengambil tangan Cia untuk ia genggam.

"Ya udah, terserah mau Mas," jawab Cia sambil tersenyum.

Andreas mengehentikan mobilnya di depan toko kue. Ia keluar dari mobil dan masuk ke dalam toko kue. Tidak beberapa lama ia keluar sambil membawa bungkusan dan langsung diserahkan ke Cia.

"Terimakasih, Mas." Cia berucap sambil tersenyum ke Andreas yang meliriknya.

Perjalanan ke kantor tidak memakan waktu yang lama. Mobil Andreas seperti biasa terpakir di tempat khusus miliknya.

Cia dan Andreas turun dari mobil bersamaan, mereka berjalan menuju lobi berdampingan. Tidak ada perbincangan apapun, Indra juga memasang wajahnya datar seperti biasa.

Andreas & Cia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang