23. (Terserah Judulnya Apa)

226 9 2
                                    

🌻Happy Reading🌻
.
.
.
.

_______________________

"Nah ini nih tuan putri yang kita tungguin. Lama banget lo datengnya," ujar Nina ketika melihat Cia memasuki ruangan dan duduk di kursinya.

"Tadi kesiangan aja," jawab Cia.

"Kesiangan gara-gara habis pergi sama boss nih," seru Lina.

"Beneran lo udah pergi sama Pak Andreas ke pesta tadi malam?" tanya Nina.

"Iya bener."

"Sumpah lo? Jadi berita itu bener dong. Kok bisa?" sahut Nina.

"Ya bisalah. Pak Andreas yang maksa aku. Kalau aku nggak nurutin kemauannya gaji ku bakal jadi korban. Ya terpaksa aku turuti," jelas Cia.

"Hmmm. Ada bau-bau bakal ada hubungan yang serius nih di antara kita guys," ujar Ani.

"Iya nih bener banget," seru Lina menyetujui.

"Bener dugaan gue. Pak Andreas beneran suka sama lo Cia. Lo kapan pekanya sih? Hadeh kepala gue pusing," terang Nina.

"Kalian apaan sih. Aku sama Pak Andreas nggak ada hubungan apa-apa dan nggak bakal punya hubungan ya," jelas Cia.

"Ye dibilangin nyolot. Lihat aja dah. Yang gue bilang ini bakal terjadi," tukas Nina.

"Terserah kalian deh. Sana kalian bubar balik ke meja masing-masing, pagi-pagi malah gosip," timpal Cia dan mengusir teman-temannya.

Mereka akhirnya memulai pekerjaan untuk hari ini.

****

"Cia, file dokumen yang tadi udah kamu kirim ke email Pak Hery?" tanya Boby rekan teman prianya.

"Udah aku kirim," jawab Cia.

"Bagus dah kalau lo udah kirim. Kalau gitu gue duluan ya Cia," sahut Boby dan pergi dari hadapan Cia.

"Lo nggak makan siang Cia?" tanya Nina.

Nina, Ani, dan Lina memang dompet dan ponsel masing-masing ditangan mereka.

"Iya aku makan siang nanti di cafe kantor," jawab Cia.

"Lo nggak ikut kita makan siang di restoran dekat sini?" tanya Lina.

Cia menggeleng pelan. "Nggak deh, aku lagi males," sahut Cia.

"Jangan bilang lo mau makan siang sam Pak Boss?" tanya Nina dengan pandangan penuh selidik.

"Apaan deh. Nggaklah, emang aku lagi males," sahut Cia.

"Yaudah kalau gitu kami duluan ya," ujar Ani.

"Iya."

Setelah teman-temannya pergi dari ruangan, Cia berdiri dari duduknya. Cia sampai di depan pintu lift, tidak beberapa lama pintu lift terbuka. Cia terdiam melihat siapa yang ada di dalam lift tersebut. Di dalam lift itu ada Andreas seorang diri. Karena lift untuk karyawan dan atasan menggunakan lift yang sama.

Ragu-ragu Cia masuk ke dalam lift, mengambil posisi samping kanan di dekat tombol lift. Posisi Cia saat ini bersebelahan dengan Andreas yang juga berdiri di sampingnya. Sungguh dia gugup dengan situasi sekarang karena mereka hanya berdua saja di dalam lift ini.

"Khem!" Andreas berdehem mencairkan suasana yang hening.

Cia yang mendengar deheman Andreas hanya melirik saja, tidak berani menolehkan kepalanya.

"Kamu mau makan siang?" tanya Andreas.

"Ya Pak? Bapak bertanya sama saya?" tanya Cia balik.

"Iyalah sama kamu, emang sama hantu apa. Kalau kamu lupa kita hanya berdua di sini," jawab Andreas.

Andreas & Cia (TAMAT)Onde histórias criam vida. Descubra agora