55 | Ada yang kembali?

476K 30.6K 11K
                                    

Janjinya siang aku up tapi ini sore maaf, aku potong rambut dulu hhe.

Siapa baca Galang?

Aku janji bakal komen per-paragrafnya!

Vote juga biar upnya cepet!

Selamat membaca cerita Galang 🖤

Selamat membaca cerita Galang 🖤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aku tidak tau perasaan ku padamu saat ini apa, benci, cinta, atau tak ada sama sekali."

***

Anara terbangun dari tidurnya, matanya melirik tangan kekar yang melingkar di perutnya. Dia melihat jam di nakas masih menunjukan pukul tiga pagi.

Gadis itu perlahan melepas tangan Galang dari perutnya, Anara masih tidak nyaman berada di dekat Galang. Melihat Galang menimbulkan banyak sakit hatinya.

Gadis itu beranjak dari kasur lalu duduk di meja belajarnya. Sudah lama Anara tidak belajar di pagi-pagi buta seperti ini. Dulu sewaktu dia masih tinggal di rumahnya, beberapa kali Anara menyempatkan belajar di pagi hari, katanya di jam-jam segini memang bagus untuk belajar.

Anara mulai membuka buku pelajarannya, membuat soal-soal latihan dengan tekun. Satu minggu lagi dia akan olimpiade, dan Anara harus menambah porsi belajarnya lebih extra, bagaimana pun caranya bisa atau tidak dia harus memang dalam olimpiade.

Mengingat saat olimpiade kamarin yang harusnya dia tapi karena Anara mengundurkan diri, ada anak kelas lain yang menggantikannya. Alhasil bukan kemenangan yang mereka bawa. Itu sungguh mencoreng citra Kencana, karena setiap kali olimpiade Kencana tak pernah kalah.

Makanya guru-guru, salah satunya Bu Olin selalu meminta Anara terus menerus untuk ikut olimpiade karena gadis itu selalu melakukan yang maksimal untuk menang.

Jam sudah menunjukan pukul lima lewat empat puluh menit. Saat itu juga Anara masih setia duduk di kursi meja belajarnya, sudah ada beberapa note di tempel di sana.

"Udah bangun," Anara menoleh, melihat Galang yang sudah merubah posisinya menjadi duduk mengarah ke arahnya.

Anara mengangguk, lalu melanjutkan kembali kegiatannya.

"Aku bilang kalo mau belajar isi perut dulu, Ra," kata Galang yang kini sudah beranjak menghampiri Anara.

"Iya," jawab Anara tanpa menoleh, sungguh fokusnya kini sudah terbagi antara Galang dan soal-soal ini.

"Ya udah gue mandi dulu," Galang pergi ke kamar mandi, tapi sebelumnya dia mengecup puncak rambut Anara.

Gadis itu terdiam, sambil mengusap rambutnya. Rasanya beda, Anara tidak tau kenapa. Kadang diperlakukan manis oleh Galang malah membuat Anara sakit hati, dia lebih suka Galang bersikap dingin dan cuek seperti sebelumnya.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now