6 | Bodoh

535K 32.6K 4.2K
                                    

Hati ini, diri ini, sudah hancur. Sejak mengenal dia.

***

Lusa adalah olimpiade Kimia. Tapi gadis bersurai panjang ini tampak tak bersemangat. Bahkah selama beberapa minggu ini dia tidak belajar untuk mempersipkan olimpiade. Di otaknya terlalu banyak pikiran.

"Ra, lo lesu amat," tegur Gaisa.

"Iya Ra, lo sakit?" tanya Caca.

Anara menggeleng pelan. Sebenarnya dia tidak enak badan, tapi Anara tidak mau membuat kedua sahabatnya khawatir.

"Ara biasanya lo itu selalu antusias kalo mau olimpiade," ucap Caca.

"Gimana kalo kita nonton, hangout, belanja, biar mood lo bagus pas olimpiade nanti?" tawar Gaisa, namun Anara cepat menggeleng kepala.

"Sejak kapan sih hidup lo jadi monoton gini, ini bukan Ara banget!" Caca mendengus kesal.

"Gue mau istirahat dulu di UKS," ijin Anara.

"Mau kita temenin, gak?"

"Gak usah, Sa." Lalu gadis itu segera berjalan menuju UKS, jujur kepalanya pusing sekali dan perutnya bergejolak menimbulkan mual.

Gadis itu membuka pintu UKS, dan di sana ada Dokter Yulia. Gadis itu terlebih dahulu menulis di buku kunjungan.

"Ara kenapa kamu?" tanya Dokter Yulia.

"Saya cuma gak enak badan aja." jawab Anara sambil menulis.

"Ya sudah saya periksa, ya?"

"Nggak, Ara cuma butuh tidur aja." Dia tidak mau diperiksa oleh Dokter.

"Biar saya periksa aja, bentar lagi kamu olimpiade, kesehatan kamu nomor satu, Ra."

"Ara bener-bener gak papa, Dok."

Sebagai murid berprestasi di sekolah gadis itu banyak dijaga oleh guru-guru, banyak dikenal oleh orang-orang, bila tak kenal Anara berarti mereka kurang menyimak berita-berita tentang SMA Kencana.

***

Gaisa dan Caca penasaran karena makin kesini sikap Anara semakin berbeda. Sudah hampir satu bulan perubahan Anara. Bahkan mereka menganggap Anara ini orang asing sekarang.

Kedua gadis itu menghampiri basecamp anak Gloues. Mereka akan mengintrogasi salah satu dari anak Gloues.

"Galang!" panggilan itu menghentikan tawa dari keenam lelaki yang sedang duduk di sana.

Merasa namanya di panggil lelaki itu menoleh.

"Gue mau ngomong sama lo." ucap Gaisa.

"Ngomong apa sih, sampe di samperin ke sini. Lo kalo mau ngomong sama abang lo di rumah juga bisa," cetus Jay yang langsung mendalat tatap sinis dari Gaisa.

"Lo jawab yang jujur. Lo pasti ada kaitannya kan sama berubahnya Ara?" todong Gaisa dengan pertanyaannya.

"Ngomong apa sih lo, gak jelas!" sahut Galang.

"Jawab aja bego, dari awal sikap kalian tuh berubah."

Galang berdiri sambil menunjuk Gaisa. "Kalo lo bukan adek gue, udah gue unyeng-unyeng lo!"

"Galang jawab dulu!" Gaisa berteriak karena lelaki itu pergi.

Caca duduk di tempat Galang tadi, sedangkan Gaisa menarik Jay berdiri agar dirinya bisa duduk.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now