2 | Anara yang berbeda

685K 36.8K 5.6K
                                    

"Perempuan tanpa kehormatan, apakah masih berharga?"

***

Saat terbangun dari tidurnya, gadis cantik berambut panjang itu kaget karena dia tertidur di dada bidang seseorang. Terlebih saat melihat dirinya bertelanjang, cepat-cepat gadis itu menarik selimut agar menutupi seluruh badannya.

Kepalanya tampak pusing, dia ingin mengingat apa yang terjadi semalam. Matanya mendelik saat melihat lelaki yang tidur dengannya adalah Galang, musuhnya.

Perlahan lelaki itu membuka matanya, tak kalah terkejutnya dia melihat Anara di depannya dengan berbalut selimut.

"Lo apain gue, Lang," Gadis itu menangis sambil memukul Galang.

"Gue gak tau." jawab Galang bingung, dia saja masih tak ingat apa yang terjadi.

"Gue benci sama lo, lo udah rusak masa depan gue! Harusnya semalem gue gak minum minuman itu!"

"Kita sama-sama gak inget, lo dan gue hilaf semalem." ucap Galang merasa tak bersalah, dia di sini juga korban sama dengan Anara.

"Anjing lo Lang!" Anara beranjak dari kasur membawa semua pakaiannya ke kamar mandi. Setelah kembali gadis itu langsung keluar dari kamar hotel Galang dengan menutup pintu keras.

Lamunan Anara buyar saat pintu kamarnya terbuka, menampilkan sang bunda yang baru pulang kerja.

"Ana, turun dulu yu, Bunda tadi beli opor ayam kesukaan kamu," ucap Arsi—Bunda Anara.

Anara mengangguk lalu bangkit dari duduknya, mengikuti Arsi ke meja makan.

"Kamu lagi ada masalah?" tanya Arsi yang sudah duduk di meja makan.

Anara menggeleng. "Nggak, Bun."

"Habis semenjak kamu pulang dari Bali, tingkah kamu berubah, banyak diemnya. Kalo ada masalah cerita aja sama Bunda, ya?" Anara menggangguk sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

Anara adalah anak tunggul, sejak kecil dia sudah tinggal dengan Bundanya berdua dan satu asisten rumah tangga, Bi Suti. Karena Ayahnya sudah meninggal sejak dia masih berumur dua tahun. Dan Ayahnya meninggalkan perusahaan yang cukup besar, jadi sampai saat ini Arsi yang meneruskannya.

Satu kebiasaan Anara, dia tidak bisa tidur sendiri. Dari kecil sampai umurnya sekarang tujuh belas tahun dia selalu tidur dengan Arsi, bila Arsi sedang ada kerjaan ke luar kota pasti Bi Suti yang menemani Anara tidur.

"Ana hanya cape aja tiap hari sekolah, belum lagi bulan depan ada olimpiade."

"Bagus dong, oh iya mau hadiah apa kalo menang kali ini?" tanya Arsi, setiap Anara akan olimpiade atau lomba Arsi selalu menawarkan suatu hadiah, itu agar Anara semangat dan bisa menang.

Anara menatap Arsi, punggungnya bergetar menahan agar dirinya tidak menangis di depan Arsi. Dia tidak mau Arsi kecewa karena melihat Anara menangis.

"Ana mau minta maaf sama terima kasih."

Alis Arsi terangkat sebelah, permintaan Anara sungguh aneh, biasanya dia meminta dibelikan buku atau jalan-jalan berdua dengan Bundanya.

"Kok aneh permintaannya?"

"Iya Ana mau minta maaf karena belum bisa bikin Bunda bahagia, dan terima kasih udah jadi Bunda Ana." Gadis itu tersenyum getir, dan air matanya tidak bisa ia tahan lagi, satu tetes keluar dari kelopak matanya.

Arsi langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Anara, wanita itu langsung memeluk Anara. "Nggak, kamu udah sangat buat Bunda bahagia, terima kasih, Nak."

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now