04. Angka Membuat Derita

253 39 9
                                    

"Tak semua hal bisa terjadi karena alasan, tapi kau bisa membuat alasan agar semua hal bisa terjadi."
-honeyllaw

Air yang kebiruan beriak-riak di bawah jembatan kecil yang menghubungkan antara asrama cowok dan cewek.

Saat ini entah ada angin apa tiba-tiba saja Kirea berjumpa dengan orang genius yang kemarin dan duduk bersama di pinggiran jembatan tersebut.
"Apa hal yang paling Kirea takutin di dunia ini?"

Karsa memulai pembicaraan yang tidak disangkasangka, membuat Kirea spontan terbatuk sambil menatapnya absurd.

Cowok itu memalingkan wajah sambil melihat
bayangan dirinya yang terpantul samar di air secara nanar.

"Kalo Kakak ...." Karsa menjeda ucapannya.
Kirea mengangkat kedua alisnya sejenak dengan masih menatapnya.

"Kehilangan," sambung Karsa dengan nada yang pelan tapi tetap terdengar dengan jelas.

Raut wajah Kirea berubah seketika. Dia langsung
menopang dagunya dengan malas. Seperti yang Yunji katakan bahwa semua orang di tempat ini adalah anakanak yang terlantar, oleh karena itu mungkin saja sekarang Karsa sedang teringat akan keluarganya.Di balik itu, Kirea juga setuju bahwa 'kehilangan' adalah hal yang sangat menakutkan.
Tapi di saat-saat seperti ini Kirea tak tahu harus
merespons Karsa bagaimana, karena dia juga baru kali ini mengenal orang itu, lagi pula ini terlalu tiba-tiba tanpa rencana.

"Kakak kenapa?" Kirea hanya bisa merespons dengan pertanyaan itu.Matanya berkaca-kaca seperti menangis padahal tidak. Dia tersenyum tipis sembari menggelengkan kepala.

"Gak, Kakak cuman nanya doang tadi."

Dia yang nanya dia yang jawab, batin Kirea.

Kirea menatapnya kembali Tubuhnya kurus, rahangnya kotak, tulang pipi tinggi, kulitnya lumayan putih, hidungnya mancung. Kirea benarbenar merasa pernah melihat orang ini, tapi entah di mana, dia lupa.

Di atas dudukan berbahan kayu dan berlatar langit
selimut awan abu-abu gelap. Kirea memperagakan senyum paling alami yang dia punya, lalu menatap awan-awan di atasnya.

"Kalo gue ... gue paling takut sama angka. Entah
kenapa angka bisa membuat orang lain jadi menderita." Kirea menghela nafas lega setelah berkata hal tersebut.

Karsa terkekeh. "Kok angka, sih? Ntuh si Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi udah susah payah nemuin angka eh malah lo pertanyakan lagi. Kalok gak ada angka mungkin dunia kita bakal berubah," cibirnya membuat Kirea sedikit
kesal.

"Ish, bukan gitu konsep yang gue maksud! Gue
'kan cuman takut sama angka doang, kok Kakak malah ngebahas penemu angka," protesnya.

"Oh, lo itu numerophobia."

Kirea mengerutkan kening. "Apa itu numerophobia?"

"Itu loh orang yang fobia sama angka."

Kirea langsung menggaruk kepalanya frustasi. "GAK
GITU!"

Karsa menoleh. "Lah?"

Bibir Kirea mengerut kemudian dia berdiri sampai
Karsa mendongak padanya. "Dahlah, males ngomong sama orang yang terlalu pinter otaknya, jadi gak nyambung, gak sefrekuensi. IQ-nya terlalu tinggi."

MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang