31. Berani Candang Bercengkrama

4 2 0
                                    

Kirea memang penasaran tentang semua hal yang belum diketahuinya dari seorang Karsa, meski begitu Kirea tak terlalu memaksa Karsa untuk langsung terang-terangan. Mereka memang saudara kandung, tapi tetap saja telah berpisah bertahun-tahun, jadi harus melakukan pendekatan lagi agar bisa lebih akrab kedepannya.

Misalnya hari ini, di rumah nenek yang sepertinya kini diwariskan oleh mereka sebagai keluarga satu-satunya sang empu, mereka duduk pada kursi yang berada di teras rumah dengan suguhan teh kopi susu buatan bibiknya—Asisten rumah tangga paling setia yang sudah lama sekali bekerja di rumah itu.

Mereka menatap lurus pada pandangannya. Tanaman bambu hias yang berjejer di sepanjang pinggiran pagar, bunga bougenvil yang bergerombolan yang mampu menyulap diri menjadi segar melihatnya, dan satu lagi Veitchia merrilli atau bisa dibilang palem putri yang menambahkan kesan teduh pada halaman rumah.

Harusnya Kirea sadar sejak awal, desain rumah ini dan Tacenda saja sama-sama bergaya Mid Century yang memiliki fitur yang sederhana dan terintegrasi dengan alam. Tapi, garis geometris menjadi ciri khas tersendiri dari gaya mid century yang modern. Fitur dan desain yang ada dalam ruangan memiliki fungsional yang baiknya bisa menghemat tempat. Berarti itu memang desain pilihan dari nenek langsung

Jangan lupa, Slimplicity is key.

"Aku pikir, aku bakal hidup sendirian setelah nenek pergi. Awalnya aku udah putus asa banget sama semuanya, tapi ternyata Kak Karsa dateng sambil ngebawa harapan di lengkungan senyum yang terukir kemarin buat aku," tutur Kirea sembari melirik pada Kakaknya yang tengah meniup teh kopi susu yang panas lalu menyeduhnya.

Karsa menaruh gelas itu kembali ke meja. Lantas, dia menoleh pada adik perempuannya itu. "Kata siapa kalo gak ada Kakak kamu bakal sendirian? Kamu masih punya temen-temen kamu, 'kan?"

Meski mereka lahir di tahun dan hari yang sama, tapi menurut surat yang ditulis oleh ayah yang disimpan oleh Karsa, ditulis oleh ayah di sana bahwa dia dan Kirea lahir lebih lama sekitar delapan menit. Jadi, Karsa adalah yang lebih tua dari Kirea.

Kirea menunduk, kakinya diadu-adukan karena bingung mau menjelaskan mulai dari mana. "Mmm," gumamnya sehingga menampilkan sebelah alis Karsa yang terangkat ke atas. "Aku sama Yunji dan Ega lagi ada masalah, kami berantem—"
"Hah? Gebuk-gebukan?! Kenapa?"

"Is, gak gebuk-gebukkan juga kali, cuman ya itu kami dah lama saling gak komunikasi."

Karsa membulatkan mulutnya seperti huruf O, nyaris saja dia tersentak mendapati berita sang pujaan hati dan adik sematawayang yang bergelut ria tanpa pengawasannya. "Perang dingin gitu, yak?" tanya Karsa, memastikan kejelasannya.

Kirea semakin menunduk. "Bukan perang ... cuman ada masalah aja." Menghela napasnya gusar.

"Ya iya, masalahnya apaan, Kirea?"

Dengan cepat Kirea mendapati netra kakaknya. "Yunji gak suka kalok aku ada di peringkat unggulan, karena dia pikir aku ngambil posisinya yaitu nomor 10. Yunji marah-marah ke aku terus aku gak terima dong, jadi aku marahin dia balik. Dan jadinya kami malah saling marah-marahan. Terus, Ega juga capek ngerelai kami berdua, dia ngasih waktu buat kami saling ngeluapin emosi masing-masing, so, dia milih buat ga memihak ke aku atau Yunji dan menyendiri di lantai satu bareng peringkat terbawah yang kebetulan dia juga peringkat terbawah," jelas Kirea dengan nadanya yang terdengar gamblang.

"Oalahhhh." Karsa menepuk jidatnya, tak habis pikir dengan kejangkalan pola pikir dari Yunji yang selama ini dikagum-kaguminya, ada sedikit kecewa yang terbesit di hati Karsa. "Haduh, kenapa malah marah sama kamu? Harusnya dia marahin dirinya sendiri. Kenapa malah lampiasin ke kamu? Harusnya dia berusaha lebih keras lagi kalo emang gak mau posisinya diambil orang lain."

MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum