28. Protes setelah Proses

3 2 0
                                    

"Sabar ya, Yun," ucap Ega, menenangkan Yunji yang tengah meringkuk di belakang gedung sekolah sembari menangis pelan sedari tadi.

Yunji tak bicara sepatah kata pun pada Ega yang terlihat khawatir, Ega baru kali ini melihat Yunji menangis apalagi sampai tersedu-sedu seperti ini. Ya, wajar saja dia menangis, dia sudah berusaha bertahan di peringkat unggulan sejak lama, dan hari ini dia kalah telak begitu saja. Hatinya sakit sekali.

Rintikan hujan tiba-tiba menetes di hidung Ega yang mancung. "Yun, hujan, ayo masuk ke asrama!" Ega menarik lengan Yunji cepat, tapi Yunji menampisnya.

"Yun!" Sekuat tenaga Ega membuat Yunji bangun dengan menarik-narik tubuh cewek itu yang lumayan jangkung.

Lagi-lagi Yunji menampisnya, sekarang lebih kuat dan terasa kasar, membuat Ega jadi diam. Yunji menyeka tangisnya. "Ini semua tuh gara-gara Kirea!" kelakarnya.

Karena hujannya jadi deras, Ega menaikkan topi jaketnya ke kepala. "Kirea salah apa? Dia udah berhasil, sebagai sahabat lo harusnya bangga karena dia bisa masuk ke peringkat unggulan," tutur Ega.

Yunji menggertakkan giginya. "Dia udah ngerebut posisi gue, Ga. Harusnya gue yang peringkat unggulan, bukan dia," protes Yunji dengan nada yang terdengar sangat tak terima.

Menjilat bibirnya, tenggorokannya terasa kering dan tangannya mulai mengeriput karena kedinginan. "Lo yang bilang sendiri waktu itu kalok misalnya posisi lo diambil lo bakal naik ke posisi yang lebih tinggi, tapi nyatanya apa? Lo yang kemakan sama ucapan sendiri sekarang, Yun."

"Tapi gue gak tau kalok dia bakal bener-bener ambil posisi gue, Ega!" bentak Yunji.

Mencoba mendapatkan kontak mata dari netra hitam yang tak mau memandangnya, dia mengerutkan kening. "Yaudalah, Yun. Lo juga dapet nilai tertinggi di peringkat tengah, gue aja yang peringkat terbawah biasa aja."

Ucapan Ega terdengar menyebalkan. "Lo ya elo lah, gue ya gue."

"Ya lo maunya gimana sih, Yun?" Suara Ega tak kalah kuat, berusaha mengalahkan deru hujan tapi ternyata tak bisa. "Semua manusia punya jalannya masing-masing, kita tinggal jalanin aja, Yun.

"Tapi jalannya Kirea tuh ngalangin jalannya gue!"

Yunji mengacak-acak rambutnya dan mengakhirnya dengan berteriak sangat keras untuk mengusir keganjalan dalam hatinya. Yunji berlari masuk ke asrama di ikuti dengan Ega, semuanya sudah larut dalam topik yang tak menyenangkan. Yunji dan Ega membuat kegaduhan di dalam asrama, belum lagi karena mereka datang dalam keadaan yang basah kuyup. Yunji menuju ke kamarnya dulu di lantai tiga yang tepat hari ini menjadi kamar milik Kirea.

Tepat sekali di sana, Kirea sedang menikmati kamar barunya itu, Kirea sedang duduk dengan manis menghadap pada pemandangan hujan di jendela luar. Kirea menoleh karena panggilan Yunji yang memburu tiba-tiba. Panggilan itu terdengar bernada sama seperti nenek saat mengetahui nilai ujiannya yang buruk.

"KIREA! Ngapain lo di kamar gue?! Ini kamar gue." Yunji mendekat pada Kirea, menarik lengan cewek itu hingga hampir saja membuatnya terjatuh, untungnya Kirea seimbang dan langsung berdiri sejejer dengan Yunji.

Ega sudah sedari tadi menghentikan Yunji, tapi hasilnya nihil.

"Apaan sih, lo gak denger tadi kalo misalnya sekarang kamar ini milik gue." Kirea membusungkan badannya dengan bangga.

"INI KAMAR GUE!" teriak Yunji. Kemudian, dia tiba-tiba menjambak rambut Kirea kuat sehingga sang empu mengerang kesakitan. Untungnya Ega mempu melepaskan Yunji.

"Gila kali lo, ya. Dari awal gue belajar terus-terusan tapi lo malah sibuk nulas nulis gak jelas di situ." Kirea menunjuk laptop milik Yunji di atas sebuah meja.

MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)Where stories live. Discover now