27. Hasil Ancangan Tanpa Jenaka

3 2 0
                                    

Selepas makan malam, Kirea berniat untuk jalan-jalan mengitari seluruh ruangan. Rasanya bosan sekali jika harus belajar lagi. Toh, sepertinya semua pelajaran yang akan diujikan besok sudah masuk ke dalam otaknya.

Bug!

Di sela-sela perjalanannya, Kirea tak sadar jika dirinya menabrak tubuh orang lain.

Endah—Cewek kelas 12 peringkat unggulan yang setiap ujian nilainya paling tinggi di antara yang lainnya. Kalau dilihat dari covernya sudah jelaslah dia akan mendapat julukan 'si cepu', tapi aslinya dia sangat luar biasa. Endah bak kalkulator hidup yang belajar di mana pun. Tubuhnya pendek, rambutnya panjang dan diikat kebelakang, kacamata minusnya sangat tebal. Kemudian, matanya terpaku pada buku paket matematika yang tengah dia pegang erat-erat. Setidaknya kalian pasti tahu 'kan tabrakan itu salahnya siapa?

"Heh, lobus oksipital lo masih berfungsi atau engga?!" pekik Endah pada Kirea, membuat Kirea menganga sejenak.

Bukan si cepu biasa.

Kirea mengambil buku paket Endah yang terjatuh lalu memberikannya dengan sopan. Dia menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. "Sorry, Kak. Tadi aku abis liat-liat ke luar."

Endah meronta sembari bersungut-sungut. "kalok jalan itu pake mata!" seru cewek itu kembali dengan nada yang lebih kuat, membuat Kirea jadi tersentak mendengarnya.

Sorot mata Kirea berubah drastis rasanya dia ingin langsung menghantam seseorang yang kasar di depannya itu. "Di mana-mana orang jalan pake kaki," gerutu Kirea yang terdengar jelas oleh Endah.

"Hey, don't u know me?!"

Sebenarnya Kirea tahu siapa dia, tapi Kirea menjawab, "yes, i don't. U'r not famous."

Kemudian, Endah geram dia akhirnya mencekram rahang Kirea dengan kuat, Kirea pun mencekram jari-jemari Endah tak kalah kuat. Setelah delapan detik berlalu cepat Kirea melepas dan menepis Endah hingga tubuh cewek itu terhempas sedikit akibat tak mau memperkeruh keadaan, bisa gawat jika dia bertengkar. Yang waras ngalah.

Endah mencondongkan tubuhnya. "Lo harus sadar sama posisi lo saat ini, jangan belagu! Lo peringkat tengah 'kan? Inget nih ya, di tempat ini gue bisa jatuhin lo dengan cara apa pun kalok lo nyari masalah sama gue," ucap Endah memperingati Kirea. Sedikit pun kata-kata itu tak membuat Kirea gentar.

Kirea pergi begitu saja meninggalkan cewek arogan itu sembari tak selesai-selesai berceloteh.

Ya, begitu lah terkadang arogannya sifat manusia kala berada di posisi yang teratas. Laksana mampu menghakimi siapa saja yang menghalanginya. Padahal, di mata yang Kuasa, manusia adalah sama.

***

Ujian hari ini berjalan sangat lancar, hanya beberapa soal saja menurut Kirea yang rumit.

Setelah pulang sekolah, Kirea tak mempunyai jadwal kegiatan apa pun. Dia hanya ingin bermain gitar di kamar. Selang beberapa waktu Yunji muncul membuat suasana terasa canggung karena tak ada Ega di sana, sedari tadi Ega di lantai satu dan bermain bersama peringkat terbawah, cuaca hari ini terik sekali jadi Kirea menolak ikut dengannya.

Yunji duduk di pinggiran kasur dekat Kirea, mungkin dia ingin gabung bernyanyi dengan Kirea. Karena sikap Kirea beberapa waktu ini terlihat beda Yunji merasa bingung. "Lo kenapa sih, Kir? Kok akhir-akhir ini kayak ngejauh terus dari gue." Yunji mendekat pada sahabatnya itu.

Kirea menggeletakkan gitarnya pada sebuah meja yang berada di samping kasur. Gadis itu tak menatap Yunji. "Gue gak kenapa-kenapa kok." Kirea berdiri dan menuju pada meja belajarnya.

Yunji melihat pundak Kirea dengan nanar, dia tak tahu apa yang salah darinya sehingga Kirea jadi seperti itu.

"Lo gak belajar?" tanya Kirea, agar suasananya sedikit lebih baik.

"Gue ntar malem aja belajarnya, sekarang gue pengen tidur dulu," ucap Yunji sembari membaringkan tubuhnya.

Kirea manggut-manggut. "Oh iya, lo 'kan udah pinter, jadi gak usah belajar keras-keras lagi." Perkataan Kirea itu sedikit membuat Yunji tersinggung karena nadanya yang kurang enak didengar. Tapi Yunji tak membalas dan memilih diam saja, dari pada nanti malah jadi keributan.

***

Sesuai yang sudah ditentukan, seminggu berlalu orang-orang sibuk ujian, ujian, ujian, dan ujian. Dan akhirnya hari ini mereka akan mendapatkan hasil dari semuanya. Suasana terlihat tegang di lapangan sekolah, ada yang menangis sangkin gugupnya. Kalau Kirea sudah hampir pingsan karena takut kalau namanya tak dibaca di peringkat unggulan. Kalau sampai iya itu artinya semua usaha yang dilakukan selama ini adalah sia-sia dan lebih baik dia tak usah berusaha keras-keras lagi.

Setidaknya itu lah pikiran negatif Kirea.

Posisi mereka berdiri berjejeran. Ian-Kirea-Ega-Yunji-Karsa. Yang paling terlihat tenang adalah Karsa dan Ega, cowok itu sudah yakin 100% bahwa dia akan lulus dengan nilai yang sangat baik dan lulus sebagai peringkat unggulan dari kelas 10 sampai 12. Sedangkan Ega, dia tak perduli mau di peringkat mana pun asal dia masih boleh melukis, itu bukan masalah baginya.

Pertama-tama, seorang guru mengucapkan beberapa kata pengantar, motivasi, tujuan berdiri di sana, dan mempersilahkan tiga orang guru perwakilan bagi tiap-tiap kelas untuk membacakan nama-nama siswa/i yang akan disebutkan nilai hasil ujian mereka mulai dari kelas 10 terdahulu.

Saat masih bagian kelas 10 disebutkan, mereka sudah keringat dingin. Jantung pun rasanya sudah memburu.

Dan kini adalah saatnya kelas 11. Kirea dan Yunji menegakkan badan mereka saat seorang guru membaca sebuah kertas.

Peringkat unggulan kelas 11:

1. Nurul Amalia

2. Darmansyah

3. Suprian

4. Tamara

5. Tri Dwi Aditia

6. Salsa Cantika

7. Reynaldi Purnomo

8. Farhat Sinaga

9. Cahya Ning

10.Tanaka Kirea

Deggg!

Mematung beberapa saat sembari memastikan ini mimpi atau bukan. Kirea berteriak histeris karena namanya disebutkan di peringkat unggulan. Begitu pula dengan Ian. Sangkin senangnya mereka tak sadar berpelukan sembari melompat-lompat dengan bersemangat, Ega dan Karsa pun ikut memeluk mereka dan mengucapkan semangat karena turut bahagia.

Mereka saling merangkul lalu berputar dan berteriak-teriak girang.

Ini adalah hari paling bahagia untuk Kirea.

Dalam beberapa waktu mereka tak sadar sama sekali dengan keadaan sekitar. Sejak detik itu Kirea akhirnya bisa bernafas dengan sangat lega setelah berbulan-bulan diborgol oleh peraturan. Kirea akhirnya mampu melewati rintangan sulit yang membuat dirinya harus bersikap keras pada diri sendiri.

Anggap saja ini pelayaran ke tempat yang lebih baik. Dan mereka menaiki kapal bersama. Saat ingin memulai perjalanan, ada beberapa orang yang memilih untuk tak jadi ikut masuk ke kapal. Lalu, di tengah-tengah perjalanan mereka diterjang beberapa masalah seperti karena faktor cuaca buruk, kepiawaian nahkoda kapal yang ternyata kurang baik, kondisi kapal yang ada saja salahnya, dan medan lautan yang berisiko. Jadi, beberapa orang ada yang tersendat-sendat karena tak sanggup lagi, mereka memilih tenggelam di lautan kesengsaraan. Sisanya berjuang mati-matian untuk sampai ke tempat tujuan dengan selamat, tetesan air mata tak berarti lagi kendati sudah sesaknya berjuang. Karena terasa benar-benar sulit jadi hanya sedikit orang yang bisa bertahan sampai pada tujuan mereka, pastinya mereka adalah orang yang hebat.

Dan pada akhirnya You reap what you sow.

MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora