18. Selamat Jalan, Doodle Bug

1.7K 77 8
                                    

Yup, tadi di sekolah adalah hari yang paling memalukan untuk Ega. "Aduh, gue besok gak sekolah, deh. Mau ditaro di mana muka gue yang mirip Kendal Jenner ini."

Yunji duduk di kursi, Kirea dan Ega berbaring di kasur.

Memakan coklat sembari mendengarkan celotehan Ega yang tak ada berhentinya terasa sangat membosankan." Ngapa lagi sih, Ga?" tanya Yunji yang tengah asik mengunyah.

Sang empu malah merengek dan uring-uringan. "Ah, gak tau lah pokoknya ngeselin banget pak Tatan."

"Dih, gak jelas," cibir Yunji.

Gara-gara itu Kirea yang mau senang karena nilainya bagus malah tak jadi dan beralih menjadi rasa bersalah. Ini sangat menyebalkan, tapi dia harus bisa memahami sifat Ega yang seperti ini.

"Maaf ya, Ga," ucap Kirea.

Ega duduk. "Eh, buat apa? 'kan lo gak salah. Gue cuman kesel sama Pak Tatan aja kok," kata Ega.

"Oh, yaudah," jawab Kirea singkat.

"Emang kenapa dah?" Yunji jadi penasaran.

Ega menggeser duduknya hingga rapat dengan tubuh Kirea yang masih berbaring. "Tadi pas pelajaran Prakarya si Kirea dapet nilai paling tinggi di kelas, asli ntuh pelajaran ribet banget, dan dia bener semua sendirian, padahal soalnya essay semua loh. Gue kira awalnya dia goblok karena alasan dia pindah ke sini, eh, ternyata mayan pinter juga, hehe."

Mulut cewek pirang itu seperti diolesi dengan pelumas mesin jait di setiap detiknya sehingga bisa mengeluarkan perkataan-perkataan dengan mudahnya.

Kirea menggeleng. "Gak pinter-pinter gitu juga, cuman hoki doang," ucap Kirea yang jadi malu-malu.

Yunji mengedipkan kedua kelopak matanya. "Serius pak Tatan? Wah, keren lo Kirea, ntuh guru biasanya selalu buat soal yang beda sama kisi-kisinya dan yang dipelajarin." Yunji menepuk tangan pelan.

Kirea mengulas senyum tipis, menggaruk pundaknya yang tak gatal. "Cuman hoki doang itu mah, beneran deh."

Ega menyahut, "kalo lo bisa masuk peringkat unggulan, mungkin lo bakal ngerebut peringkat unggulan Yunji karena Yunji ada di nomor 10," ucap Ega, membuat Yunji seketiks jadi mengubah ekspreksinya menjadi dingin lebih dari biasanya.

Kirea sadar akan hal itu, wajar saja, Yunji pasti tersinggung dengan ucapan Ega yang blak-blakan. "Gak, lah. Gak mungkin Yunji si genius bisa turun dari peringkat unggulan, hehe," cela Kirea, berharap Yunji tak jadi merasa terpojokkan.

"Lo nantangin gue?" tanya Yunji dengan nada yang terdengar sangat serius. Kirea tak tahu respons Yunji akan seperti ini.

"Engga, bukan gitu maksud gue—"

"Kalo posisi gue diambil, gue bakal pindah ke posisi yang lebih tinggi."

Menyadari suasana yang semakin tak menyenangkan, Ega mengubah topik pembicaraan agar tak semakin menjadi keributan. "Oh, iya, jadi gimana, Kir? Lo udah siap?"

Kirea hanya mengangguk disertai cengengesan tak jelas.

"Ya udah, ayok," ajak Kirea yang seketika langsung berdiri menuju tempat yang sudah direncanakan kemarin.

Mereka pergi ke perpustakaan. Terik matahari siang yang sungguh menyengat serta menyilaukan membuat mereka lantas menyipitkan mata karena drastisnya intensitas cahaya, mereka berjalan masuk dan langsung ke lantai dua di mana banyak kursi yang tertata rapih di sana.

Ada beberapa orang juga yang duduk dan membaca buku di sana, yang pasti mereka adalah peringkat unggulan semua.

Di sana sudah terlihat Karsa yang duduk dengan manis menunggu kehadiran mereka bertiga.

MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum