Hay Hay Hay Hay
Para kesayangan Tiwi sekalian
Gimana kabarnya pada malam Minggu yg gelap ini?
Ada yg jomblo?
Atau ada yg lagi jalan sama pacar?Masih nungguin kah part 45 ini?
Rindukan dengan para manusia yg ada di sini?Okedeh daripada lagi
Mending langsung aja okeyTekan bintangnya dulu dong biar nanti gak lupa hehe
ThanksEnjoy❤️
🌺🌺🌺
Suara jam dinding berbunyi nyaring menandakan keadaan sedang sunyi. Namun siapa sangka ada tujuh manusia yang tengah duduk dalam diam tanpa mengeluarkan sepatah kata. Atau lebih tepatnya tidak berani mengeluarkan kata-kata.
Hingga Dani nampak berdeham dan mulai berucap, "Ada yang perlu kita luruskan di sini." Seisi ruangan sepakat menoleh ke arah Dani.
"Bahwa, memang benar saya memiliki dua istri yaitu Fany dan Farah. Awalnya memang saya hanya menikahi Fany dan Fany mengandung Salsha. Dan saat Salsha berumur dua tahun, saya terpaksa harus bekerja di luar kota dan saat saya sedang di luar kota, di sanalah saya menikahi Farah dengan alasan agar anak yang dikandung Farah bisa mendapatkan seorang ayah karena Farah dulu adalah asisten teman saya yang sempat mengalami pelecehan." Dani menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.
"Setelah menikahi Farah, saya kembali ke sini dengan tujuan untuk memberitahu Fany segalanya dan tentu dia marah bercampur sedih namun perlahan ia bisa menerima itu. Namun tentu saya juga harus merawat Farah dan juga anaknya di luar kota. Akhirnya pada saat Salsha berumur 7 tahun, saya memutuskan untuk menjenguk Farah beserta Aldi dan Aldrani yang juga berumur 7 tahun. Dan saat itu saya baru tau bahwa Farah mengidap asma yang mengharuskan saya untuk terus bersamanya. Dan saya memutuskan untuk menetap bersama Farah dan juga anak-anak tanpa memberitahu Fany hingga sekarang."
Mata Fany berkaca-kaca mendengar itu namun tak lama, Salsha nampak memeluk sang ibu dengan air mata yang sudah mengalir deras.
"Kenapa ayah tega ninggalin kita tanpa kabar dan malah memalsukan kematin ayah sendiri?" Salsha sesenggukan di pelukan sang ibu.
"Ayah melakukan itu agar kamu tidak tau kalau ayahmu ini sudah menghianati ibumu Sal," ucap Dani memelan.
"Kalau itu alasan ibu marah setiap saat, kenapa ibu bertindak seolah-olah Salsha yang menyebabkan ayah meninggal Bu?" Fany menyeka air mata sang putri lalu menangkup kedua pipinya.
"Itu hanya semata-mata agar kamu benci dengan ayahmu, sayang." Tangan Salsha terkepal kuat dan air matanya terus mengalir.
"Kenapa kalian ngebuat itu semua jadi sulit?" lirih Salsha.
"Kami minta maaf, sayang." Salsha menggeleng kuat lalu menatap tajam kedua orang tuanya bergantian.
"Mungkin kalau masalah itu doang Salsha akan memaafkan kalian. Tapi masalah kalian sudah merambat ke masa depan Salsha, Yah, Bu." Tangis Salsha pecah saat itu juga membuat Steffi yang sejak tadi diam kini mendekat dan mendekap erat tubuh Salsha yang memang sejak tadi menangis.
"Tunggu Pa. Tadi papa bilang menikahi mama agar aku dan Aldrani bisa mempunyai sosok ayah. Berarti aku dan Aldrani hanya anak angkat papa?" Dani mengangguk.
"Tapi kenapa waktu itu papa bilang supaya Aldi gak berhubungan sama Salsha? Kan papa tau kalau Salsha dan Aldi sama sekali tidak ada hubungan darah." Aldi semakin gencar bertanya ini itu pada Dani membuat Iqbaal sedikit bosan lalu memutuskan untuk menarik Steffi yang sedang memeluk Salsha untuk keluar dari ruang tamu.
"Keluar yuk Tep."
"Tapi Salsha?"
"Udah, Salsha biar diurus sama pacarnya," ucap Iqbaal sembari melirik Aldi.
![](https://img.wattpad.com/cover/207662247-288-k223222.jpg)
YOU ARE READING
ANYELIR (SELESAI)✓
Teen FictionPertemuan akan selalu menghasilkan dua hal. Bisa menjadi sebuah perpisahan, atau bahkan menjadi satu kesatuan. Namun bunga anyelir itu seakan berkata lain padaku. Warna merahnya membuat aku sangat terenyuh karena itu berarti, dia sangat menyayangiku...