🌺 • 55

523 60 14
                                    

Hay Hay Hay Hay
Para kesayangan Tiwi sekalian
Gimana kabar kalian hari ini?
Masih semangat menjalani hari?
Atau sudah lelah?

Sudah siap dengan part 55?
Part yang Fifty-Fifty hihi
Maaf ya kalau konfliknya belum seserius itu hehe
Nanti aku bakal seriusin lagi di next story
Okay

Ready?

Enjoy❤️

🌺🌺🌺

Sore ini, Salsha dan teman-temannya tengah berada di halaman belakang rumah Ela untuk membantu mendekorasi agar terlihat seperti tempat resepsi pernikahan ya karena memang acara pernikahan dan resepsi akan diadakan di rumah saja agar lebih simpel.

Salsha, Ela dan Steffi nampak menata meja-meja beserta kursi-kursi dan juga menghiasi setiap meja dengan vas bunga yang berisi bunga palsu. Sedangkan Aldi dan Iqbaal tengah sibuk mengangkat meja dan kursi dari halaman depan yang baru saja diantar oleh beberapa mobil bak.

Bastian dan Rizky juga sedang sibuk membersihkan kolam berenang yang juga akan diisi balon-balon warna warni yang pasti akan menambah suasana romantis.

"Anak-anak ngemil dulu yuk, nanti lanjutin lagi," ucap Fany yang datang dari dalam membuat ketujuh remaja itu menghentikan aktivitasnya dan berjalan menuju ruang tamu.

Di meja ruang tamu sudah terdapat banyak toples cemilan dan juga beberapa minuman kaleng dingin yang tentunya disuguhkan untuk para remaja yang rela meluangkan waktunya untuk membantu persiapan pernikahan yang tinggal menghitung hari.

"Makasi cemilannya tante," ucap Bastian sambil menatap beragam cemilan yang ada di atas meja dengan mata berbinar.

"Udah kayak lebaran aja ya," sambung Ela yang tengah asik mengunyah kue nastar.

Fany tersenyum saat melihat betapa senangnya ketujuh remaja itu kala mendapat berbagai cemilan yang ia buat sendiri. Namun beberapa saat kemudian, suasana ruang tamu mulai sedikit canggung membuat Fany mengernyit.

"Kalian ada masalah?" Ucapan Fany sukses membuat Salsha yang awalnya mengunyah kue kering sambil menunduk mendongkakkan kepalanya.

Namun saat Salsha hendak membuka mulut, lekas Steffi segera mengalihkan pembicaraan.

"Tante, Steffi nanti boleh ikut foto keluarga gak?" ucap Steffi sambil menyengir lucu membuat Fany terkekeh lalu mengangguk.

"Yeiyy.. makasi tan."

"Yaudah tante mau ke belakang dulu ya." Fany lalu meninggalkan ketujuh remaja yang kembali dirundung kecanggungan.

Raut wajah Steffi yang tadinya menyengir kini meredup kembali membuat para laki-laki meneguk ludah dengan susah payah. Karena sudah pasti akan ada kejadian yang menegangkan.

"We need to talk," ucap Steffi dengan nada datar dan mata yang menatap lurus ke arah bola mata Salsha yang kini juga menatapnya.

Salsha pasrah, benar kata Ela. Mau sekarang ataupun nanti, hasilnya pasti akan sama dan ternyata keputusannya untuk memberitahu belakangan bukanlah keputusan yang benar.

"Yang, jangan begitu," ucap Iqbaal sembari mengelus bahu Steffi yang naik turun karena emosi.

"Gak usah ada yang bela dia sekarang. Dia harus gue buat sadar akan kelakuannya," ucap Steffi dengan nafas menggebu.

Ini adalah kali pertama mereka semua melihat Steffi dalam keadaan semarah ini. Dari sorot matanya jelas sekali terlihat ada kemarahan, kekecewaan dan kekhawatiran yang menjadi satu.

"Stef gue cuma-"

"Cuma apa?! Berdamai sama masa lalu? Apa mau balik ke masa lalu?!" Steffi berhasil memotong ucapan Salsha dengan kalimat sepedas cabai.

ANYELIR (SELESAI)✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin