🌺 • 44

513 62 9
                                    

Hay Hay Hay Hay
Para kesayangan Tiwi sekalian
Bagaimana kabarnya pada hari ini?
Apa yang lagi bikin kamu seneng?
Dan apa yang lagi bikin kamu sedih?
Bisa banget ceritain

Sudah siap dengan part 44 yang akan tegang ini?
Kita langsung aja ya

Enjoy❤️

🌺🌺🌺

Suara tas yang dibanting menggema di kamar Salsha. Dan tak lama setelah itu, suara tubuh terbanting ke atas kasur pun terdengar membuat Steffi yang baru saja memasuki kamar sedikit kaget.

"Sal," panggil Steffi.

Tentu yang dipanggil tak akan menjawab mengingat Salsha kini tengah menenggelamkan kepalanya di antara bantal-bantal. Steffi mendekat lalu duduk di tepi ranjang Salsha, lalu gadis imut itu mengelus lembut bahu Salsha yang bergetar hebat sejak diperjalanan pulang tadi.

"Udah Sal, tar lo sakit kalok gini terus," ucap Steffi yang entah kenapa membuat Salsha terbangun lalu menatap teman sebangkunya itu dengan tatapan muak.

"Emang kenapa kalok gue sakit? Tenang aja, gue gak bakal ngerepotin lo." Salsha kembali terisak sambil sesekali mengelap air mata dan hidungnya dengan guling kesayangannya.

Steffi mendekat lalu memeluk sahabatnya itu. "Sal, jangan hadapi masalah dengan tangis yang berlebihan. Karena seberat apapun suatu masalah, Tuhan pasti akan memberi jalan keluar dan lo tinggal perlu sedikit sabar aja." Steffi mengelus lembut punggung Salsha.

"Bertindak itu gak segampang ngomong Stef." Salsha melepas pelukan itu lalu menatap Steffi yang kini juga menatapnya.

"Kadang gue gak ngerti deh sama hidup. Di saat gue benci sama dia, dia malah terus ngerecokin hidup gue. Dan di saat gue udah mulai ada rasa sama dia, dia harus ngecewain gue kayak gini," ucap Salsha sembari melempar asal gulingnya membuat Steffi menggelengkan kepala.

"Perasaan seseorang gak bakal ada yang tau Sal, yang penting kan sekarang lo tau seberapa besar rasa sayang Aldi ke elo." Salsha mengangguk pelan, membenarkan ucapan sang sahabat.

Namun, tak sengaja ekor matanya menatap buket bunga yang Aldi berikan tengah tergeletak sedikit layu di meja rias membuat Salsha beranjak lalu mengambil buket bunga anyelir merah itu.

Gadis itu kembali terduduk di sebelah Steffi sambil terus mengamati dalam-dalam isi buket bunga itu. Matanya menelisik seolah tengah mencari sesuatu dalam buket tersebut hingga tak sengaja matanya menemukan hal yang aneh.

Tangannya menarik paksa sebuah bunga aneh yang ikut nimbrug di kumpulan bunga anyelir merah itu. Sebuah bunga anyelir dua warna kini tergambar jelas di matanya membuat pupil mata itu melebar seketika.

 Sebuah bunga anyelir dua warna kini tergambar jelas di matanya membuat pupil mata itu melebar seketika

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
ANYELIR (SELESAI)✓Onde histórias criam vida. Descubra agora