bab - 8

31.5K 2.1K 133
                                    

Siapapun meraka, akan gue usik ketika udah berani ngedeketin orang yang gue sayang.

SELAMAT MEMBACA ❤

Jangan lupa : 🌟💬

✧✧✧

Kanaya masih setia bergulung dengan selimut tebal nya, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 6 lewat, tapi gadis itu belum juga mau membuka matanya.

Tok...Tok...Tok...

"Non bangun! Non gak akan sekolah?" tanya bi Ani dari arah luar.

Naya membuka mata mata nya secara perlahan. "Iya bi." jawab Naya lesu sambil mengusap wajahnya pelan.

"Baik non."

Naya membulatkan mata ketika melihat jam bakker di atas nakas nya. "AAAAA! GUE TELAT LAGIII!"

Naya segera berlari menuju kamar mandi, tak butuh waktu yang lama, ia keluar dengan balutan handuk putih yang melilit menutupi tubuh indah nya.

Pagi ini mandi Naya cukup berbeda, ia hanya memakai sabun, menyikat gigi dan mencuci muka nya saja. Naya meraih knop pintu untuk mengunci kamar nya. Setelah itu ia mencepol rambutnya asal menggunakan jedai miliknya.

Setelah semua nya selesai, Naya memakai jas almamater nya, ia pun segera turun ke bawah. "Non mau sarapan dulu?" tanya bi Ani yang tengah menyapu.

"Bibi udah buatin susu vanilla sama roti slei."

"Naya kayak nya telat deh bi, jadi Naya minum susu nya aja ya?" tanya Naya tak enak.

Bi Ani mengangguk sambil tersenyum hangat. Naya langsung meraih gelas itu, lalu ia teguk susu itu sampai habis.

"Non mau berangkat sama siapa?" tanya bi Ani.

"Naya pergi sendiri aja bi."

Naya meraih tangan perempuan itu, lalu ia berpamitan untuk pergi. "Naya berangkat ya bi, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam, hati hati ya non, jangan ngebut ngebut, nanti tuan sama nyonya marah." ucap bi Ani mengingatkan.

"Iya bi."

"PAGI PAK IMIN!"

Pak Sarimin yang tengah sarapan dengan gorengan pun menggelengkan kepala nya, anak majikan nya itu sering sekali merusak nama orang.

"Pagi neng Naya, mau berangkat sekarang?"

Naya mengangguk semangat. "Iya pak, tapi Naya mau bawa mobil sendiri ya." jawab Naya sambil tersenyum.

"Bapak lanjutin sarapan aja."

Pak Sarimin mengangguk sambil mengangkat jempol nya. Naya masuk ke dalam mobil, tak lupa sambil memakai sealt belt nya.

"Bismillah." gumam Naya.

✧✧✧

Naya beberapa kali melirik jam tangan nya. "Aduh kacau! Macet parah nih." gerutu Naya panik.

"Tujuh lima belas gerbang udah ditutup nih, terus gue gimana?"

Tin...tin...tin...

"Mas! Mas!"

"Maaf itu kenapa ya di depan macet?" tanya Naya dari dalam mobil kepada salah satu pengendara motor.

"Oh itu dek, di depan ada kecelakaan."

Naya meringis ngeri. "Inalilahi jadi gitu, makasih ya mas."

My Sweet BadboyWhere stories live. Discover now