12

476 113 5
                                    

———

"Tidak," jawab Beomgyu. "Aku sudah pernah mengalaminya sekali, Tuan Petir."

Yeonjun sudah akan menimpalinya tapi tangan Yeji bergerak lebih cepat untuk menghentikan Yeonjun. "Sudahlah," lerai Yeji. "Ayo kita fokus dulu pada ramalannya, Tuan-tuan Hebat. Kalian bisa mengahancurkan kita semua kalau terus seperti ini, tahu!"

Keduanya terdiam sambil saling menatap tajam. Sepertinya Yeonjun dan Beomgyu sama-sama takut pada Yeji. Aku pun sebenarnya begitu. Kurasa sudah kuceritakan kalau Yeji itu mengintimidasi, bukan?

"Nah, jadi kami butuh bantuan kalian untuk memecahkan sisa larik ramalannya," ujar Yuna.

"Kemenangan, Yuna. Itu mungkin berhubungan denganmu." Yuiko mengelap ujung bibirnya yang basah karena soda. "Kau putri Dewi Nike. Mungkin larik kelima itu tentang dirimu."

"Ibuku Victoria, Faun," kata Yuna.

Yuiko mendengus sebal. "Perlu kau tahu kalau aku ini Satir."

"Tapi, sepertinya masuk akal juga. Larik kelima sepertinya memang tentangmu," ucap Chaeryoung pada Yuna.

Yuna menundukkan kepalanya. "Ya, sudah. Kalau itu tentangku, kuharap artinya aku akan menimpa tubuh raja raksasa itu dan membinasakannya selama-lamanya."

"Nah, asumsikan larik kelima sudah kita pecahkan." Julia mengetuk-ngetukkan jari pada pahanya. "Aku punya pemikiran tentang larik selanjutnya."

"Dengan kekuatan saudaranya semua akan binasa, siapa yang bersaudara disini?" tanya Soobin.

Julia menggeleng-gelengkan kepalanya lalu tersenyum getir. "Tidak ada kecuali satu orang. Dia bersaudara dengan musuh kita sendiri."

"Siapa?" tanyaku.

"Kai dan Martha," jawab Julia. "Kalian satu ibu. Itu artinya kalian saudara, 'kan?"

"E-eh, aku?" tanya Kai sambil menunjuk dirinya sendiri. "Kenapa kau bisa mendapat kesimpulan seperti itu?"

"Mudah saja," sela Taehyun. "Kau lebih tahu tentang seluk-beluk Aphrodite itu sendiri. Jadi, kau pasti tahu tentang kakuatan Martha."

Semua orang mengangguk mengerti. Bahkan aku sendiri bisa memahami pembahasan seperti ini. Padahal otakku biasanya tak bisa bekerja apabila diajak untuk berpikir dengan serius.

"Larik terakhir masih belum bisa dimengerti. Tapi, kurasa itu tidak ada hubungannya dengan Beomgyu," ujar Chaeryoung.

"Ya, kurasa juga begitu." Taehyun sepakat. "Air tidak dipakai untuk menghanguskan sesuatu. Kalaupun hangus yang dimaksud adalah hal lain, apa kira-kira maksudnya?"

"Tidak. Ini bukan tentang Beomgyu." Julia mengamati semua orang dengan seksama. "Ada satu orang diantara kita semua yang berhubungan dengan air namun bukan anak Poseidon."

"Siapa?" tanya Beomgyu.

Julia mengedikkan bahunya. "Tidak tahu."

"Wah, kurasa kalau memang ada orang lain yang berhubungan dengan air, lebih baik kita tahu lebih cepat," kata Beomgyu.

"Hei," sela Sandra. Semua orang beralih menatap wanita ular itu dengan penuh tanya. "E-eh, aku hanya mau minta daging lagi."

Yeonjun mendengus sebal. "Nanti saja. Kau sudah makan banyak sekali sejak kemarin."

"Ah, baiklah kalau begitu menurutmu," kata Sandra dengan genit.

"Lanjutkan yang tadi," perintah Yeonjun.

Julia menghembuskan napasnya dengan berat. "Sudah. Hanya sampai situ saja yang bisa kami sampaikan mengenai ramalannya."

"Kalau begitu, ayo kita buat rencana," saran Yeji.

The Magical Island [TXT & ITZY]Where stories live. Discover now