9

531 131 22
                                    

———

Menghancurkan pintu magis ternyata tidak semudah yang kukira. Dengan bantuan pedang kembar Yeji sekali pun tampaknya tidak memberi efek besar kecuali goresan-goresan yang membuat permukaan besi itu menjadi jelek.

"Pintu ini hanya bisa dihancurkan oleh kombinasi perunggu langit dan emas imperial," kata Yeji. "Masalahnya, senjata kita semua terbuat dari perunggu langit."

Aku merengut kecewa. "Dimana kita bisa mendapatkan emas imperial?"

Yeji menggelengkan kepalanya dengan putus asa. "Tidak mungkin ada disini."

Kami terus menerus menyabet, menusuk dan pokoknya berusaha membuat pintu itu hancur. Saking frustasinya, aku sampai tidak sadar kalau tanganku jadi bengkak.

Jalan masuk di persimpangan sudah tertutup rapat berkat tanaman stroberi. Hanya ada satu jalan yang sengaja tidak ditutup, yaitu arah darimana kami berasal. Aku tidak mengerti kenapa Yeji dan Yuiko memutuskan untuk tidak menutup jalan itu. Mungkin Yeji kehabisan benih stroberi atau semacamnya.

"Lalu kita harus melakukan apa?" tanyaku.

"Seandainya ada seseorang yang berusaha mengahancurkan pintu ini dari sisi lain," ucap Beomgyu penuh harap.

Kami semua terdiam karena kelelahan. Rasanya aku ingin menangis saking putus asanya. Suara-suara Strix di seberang sana masih terdengar cukup keras. Yuiko bahkan berkali-kali memperingatkan kalau stroberi yang ia tumbuhkan bersama Yeji takkan bisa menahan makhluk itu lama-lama.

"Halo," sapa seseorang dari arah jalan yang tidak tertutupi stroberi.

Kami semua menoleh. Aku nyaris menjatuhkan pedang Soobin karena terkejut melihat makhluk dihadapanku.

"Jangan bunuh aku," katanya. "Aku tidak makan kalian."

Tentu saja hasrat membunuh makhluk itu tetap ada. Makhluk itu, bagaimana aku menyebutnya, ya? Wanita reptil? Dari kepala hingga pinggang, dia berwujud seperti wanita biasa. Tapi, dari pinggang kebawah, bentuknya seperti ekor ular kembar seolah kedua ekor ular itu adalah pengganti kaki.

"Apa maumu?" tanya Beomgyu dengan pedang terangkat.

Wanita reptil itu mundur sedikit. "Aku mau keluar dari sssssini. Bisa kau bantu aku?"

"Membantu monster? Cih, yang benar saja. Yang ada kau akan kami bunuh sebelum kau bisa menghirup udara segar," ujar Yeji.

Beomgyu dan Yeji maju mendekati si wanita reptil. Aku berdiri tepat dibelakang mereka bersama Yuiko agar bisa melindungi Soobin yang tak mampu berdiri.

"Aku baru kembali dari Tartarusssss." Wanita itu beringsut mundur. "Aku tidak makan demigod kalau tidak terpaksa."

"Tetap saja kau akan makan kami kalau kami lengah," tukas Yeji dengan galak.

Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Aku harusssss balasssss dendam dulu pada wanita itu. Sssssetelah itu baru aku akan berburu makanan."

Yeji dan Beomgyu bertukar pandang. Mereka sepertinya menimbang-nimbang akan memberi wanita itu kesempatan bicara atau tidak.

"Siapa namamu?" tanya Beomgyu.

"Sssssandra."

"Baiklah, Sandra—"

"Bukan. Namaku Sssssandra," protes si wanita reptil.

Beomgyu mendengus kesal. "Kami harus memanggilmu seperti itu?"

"Tentu sssssaja."

"Baiklah, Sssssandra. Beri kami alasan yang bagus agar kami bisa membiarkanmu keluar dari sini," ujar Beomgyu.

The Magical Island [TXT & ITZY]Where stories live. Discover now