1

2.3K 195 10
                                    

———

Aku tak pernah meminta untuk lahir seperti ini.

Pertama-tama, apa kalian percaya hantu?

Aku sudah muak melihat bayangan mereka tiap malam. Selama nyaris enam belas tahun aku hidup, malam adalah musuh bebuyutanku. Pantang bagiku pergi malam hari karena banyak hantu-hantu kesasar yang selalu meminta tolong agar aku mengantar mereka ke Alam-Entah-Apa.

Baik, tinggalkan hantu. Bagaimana dengan sinterklas?

Aku tahu! Aku juga hampir tak percaya. Tapi, rusa-rusa dan kereta terbang itu ada. Aku sungguh-sungguh pernah melihat mereka. Bahkan mereka tak hanya muncul ketika malam natal.

Oh, masih ada lagi.

Aku pernah melihat sekawanan kuda terbang. Sesekali ketika menengadah ke langit saat siang bolong, makhluk itu berputar-putar di atas sana. Awalnya kupikir mereka elang atau burung-burung besar semacamnya. Tapi setelah kucermati, mereka berkaki empat. Jadi, kusimpulkan kalau mereka itu kuda terbang.

Beberapa kali aku juga bermimpi aneh. Tidak ada hal bagus dalam mimpiku. Jadi, aku takkan menceritakannya.

Kalau kau anak yang hidup dengan normal, kau harus bersyukur. Hidupmu adalah hidup yang kuinginkan.

Namaku Ryujin.

Umurku genap enam belas tahun tujuh belas April nanti. Aku sedang menempuh pendidikan di salah satu SMA di kota Daegu, Korea Selatan.

Ayahku seorang profesor dan ibuku-dia ibu tiriku-seorang pegawai pemerintah yang sudah berhenti bekerja dua tahun belakangan. Aku punya dua adik tiri. Satu laki-laki dan satu perempuan.

Apa hidupku bermasalah?

Tentu saja.

Selain hal-hal menjengkelkan seperti melihat sesuatu yang tak lazim, aku adalah siswa yang tidak pintar, tidak cantik, tidak populer dan segala hal yang tidak-tidak.

Aku sudah dua kali pindah, emm, maksudku dikeluarkan dari sekolah. Pertama, saat usiaku sembilan tahun gara-gara aku mencabut keran air dan melemparkannya entah kemana. Ternyata benda itu melukai salah seorang siswa.

Hei, aku tidak benar-benar melemparkannya secara sengaja. Saat itu aku dibuntuti hantu hingga ke toilet. Aku hanya berpikir kalau aku harus mempertahankan diri. Bagaimanapun caranya.

Kedua, saat usiaku tiga belas tahun. Aku dikeluarkan karena memukul seseorang. Ceritanya akan terdengar cukup konyol kalau kau tahu.

Begini, teman sekelasku tiba-tiba masuk ke kelas saat semua siswa berhamburan keluar ketika jam istirahat. Aku juga hendak keluar tapi aku merasakan keanehan saat bertatapan langsung dengan teman sekelasku itu.

Tak berapa lama kemudian, dia berubah jadi bukan temanku lagi. Matanya mendadak kosong dan tubuhnya berapi-api. Karena khawatir, aku memukulnya. Aku takut dia kesurupan.

Tadinya aku berharap dia sadar. Tapi, teman-temanku yang lain menarikku menjauh dan melaporkanku pada guru. Semenjak itu aku sadar. Apa yang kulihat bukanlah hal normal yang bisa dilihat orang lain. Aku mulai belajar menahan diri agar tidak sembarangan memukul lagi.

Gara-gara insiden pukul memukul itu, ayahku mendaftarkanku untuk mengikuti pelatihan bela diri. Dia bilang kalau aku berbakat jadi atlet. Padahal aku memukul temanku karena takut dia jadi hantu.

Kejadian-kejadian itu juga membuatku tak punya banyak teman. Orang-orang disekitarku selalu menganggapku aneh.

Tapi, ada hal yang jauh lebih aneh.

The Magical Island [TXT & ITZY]Where stories live. Discover now