11

560 118 6
                                    

———

Aku tidak mengerti apa yang ayah katakan. Hingga aku berniat untuk pergi tidur, kepalaku rasanya masih berdenyut-denyut karena berusaha mencari jawabannya. Mungkinkah aku melewatkan sesuatu? Apakah elang itu harus kucari? Dimana aku bisa menemukannya?

Berbagai pertanyaan memenuhi otakku secara bersamaan. Selain hal-hal yang kubicarakan bersama ayah, aku juga memikirkan hal-hal yang kubicarakan dengan orang-orag yang baru kukenal.

Siapa sangka dalam waktu empat hari saja aku sudah melewati banyak hal? Aku tahu bahwa aku seorang demigod, kemudian aku bertemu monster-monster mengerikan, mengarungi labirin yang mempunyai sihir selama dua hari dan berteman dengan manusia kambing serta manusia ular.

Aku ragu kalau aku masih waras. Segala hal yang kulihat rasanya tidak nyata. Selalu saja terbesit pertanyaan, apakah itu nyata? Apakah ini benar-benar terjadi? Semuanya terjadi begitu cepat.

Aku bahkan masih menyimpan keraguan mengenai Athena itu sendiri. Apa dia benar-benar ibuku? Ayah hanya mengatakan kalau dia bertemu dengan wanita itu ketika sedang ada tugas di California enam belas tahun yang lalu. Kemudian, aku lahir. Hanya itu saja.

Aneh? Tentu saja! Mereka bukan sepasang manusia normal. Satunya manusia biasa sementara satu lainnya seorang dewi.

Aku benci bertanya-tanya seperti ini terus menerus. Aku butuh jawaban yang lebih jelas. Seandainya wanita itu datang lagi ke mimpiku, kuharap dia tidak mengatakan sesuatu seperti teka-teki lagi.

Beberapa menit kemudian aku terlelap dan seperti yang sudah kuduga, aku kembali memimpikan sesuatu.

Aku berada di sebuah bukit. Kurasa bukit ini bukan tempat yang pernah kudatangi. Pohon-pohon disekitar tempat ini terlalu rimbun. Tanaman liar tumbuh dimana-mana hingga bukit ini terkesan angker.

Aku mulai bergerak turun. Makin dekat ke dataran yang lebih rata, aku merasakan aura yang sangat jelek. Rasanya seperti aku ada disekeliling ribuan hantu yang bicara bersama-sama dalam benakku.

Ketika aku berhasil tiba di tanah yang rata, tidak ada lagi pepohonan. Tanah itu benar-benar lapang dan tandus. Tapi, udara disekitarnya terasa dingin.

Di tengah-tengah tanah lapang, berdirilah sebuah kurungan raksasa. Didalamnya hanya ada bayang-bayang hitam yang tak bisa kulihat dengan jelas. Di sekitarnya, ada rantai yang terhubung ke berbagai sudut seolah si pembuat kurungan khawatir kurungannya akan terbang.

Aku menelaah kurungan raksasa itu. Terbesit dalam pikiranku kalau sesuatu yang dikurung didalam sana adalah hal yang mengerikan. Berkali-kali aku mencoba fokus melihat bayang-bayang hitam itu, tapi hasilnya nihil. Pandanganku selalu kabur dan kepalaku mendadak jadi berat.

Dalam keremangan malam, seseorang muncul dari arah yang berlawanan dari tempatku berdiri. Sosoknya berpendar dan memberi kesan dingin. Rasanya aku akan beku kalau lama-lama di dekatnya.

Sosok itu berjalan memutari kurungan. Aku bisa melihat dengan jelas ada ekspresi puas yang terpatri di wajahnya.

"Wah, apa yang terjadi padamu?" tanya sosok itu. "Kau tampak tak berdaya di dalam sana."

Aku menunggu bayang-bayang hitam dalam kurungan itu bicara. Tapi, tidak ada suara yang keluar dari sana.

Sosok itu berpaling ke arahku. Aku tidak yakin apa dia bisa melihatku atau tidak. Namun, tatapan matanya sangat tajam. Beberapa detik kemudian, kakiku diselimuti es. Mimpiku langsung buyar setelahnya dan aku terbangun dengan kondisi kakiku yang basah.

***

Hari ini adalah akhir pekan. Aku tidak memiliki rencana untuk pergi dari rumah kecuali janji pada Beomgyu dan Taehyun kemarin malam. Jadi, sepanjang pagi aku hanya duduk di meja belajarku sambil termenung.

The Magical Island [TXT & ITZY]Where stories live. Discover now