10

602 122 14
                                    

———

Miyu atau Martha—terserah kau mau sebut yang mana—adalah seorang demigod kelahiran tahun 1800an. Iya, teman-teman, kalian tidak salah baca. Dia sudah hidup selama itu.

Dia adalah putri Aphrodite. Secara teknis, dia kakak perempuan Kai dari pihak ibu yang jarak usianya lebih dari seabad. Aneh, ya? Yah, begitulah demigod. Aku sekarang sudah mulai terbiasa meski rasanya masih seperti mimpi.

Singkat cerita, dia tumbuh di lingkungan yang buruk. Sepeninggal sang dewi cinta, ayahnya jadi pemukul, penjudi dan pemabuk kelas kakap hingga ia jatuh miskin. Hal itu mempengaruhi Martha secara psikis.

Martha tumbuh menjadi pribadi yang tak begitu baik. Tapi, fakta kalau dia putri Aphrodite tampaknya tak membuatnya kesulitan. Makin dewasa, dia makin menawan dan tahu bagaimana caranya mendapatkan apa yang ia mau.

Sandra juga menyinggung-nyinggung tentang charmspeak. Kai menjelaskan kalau charmspeak itu kemampuan istimewa anak-anak Aphrodite yang mirip-mirip dengan sihir. Menurutku kemampuan itu lebih pantas disebut sebagai kemampuan bujuk rayu tingkat super.

Nah, kesalahannya bermula ketika dia menyadari kemampuan itu. Dia mulai menyalahgunakan anugerah yang diberikan oleh Aphrodite.

Martha mendapat banyak uang hanya dengan modal omong. Dia bisa memiliki apapun yang dia inginkan. Pakaian bagus? Rumah? Kapal pesiar? Itu perkara mudah baginya.

Sejatinya seorang manusia, dia tak pernah merasa puas. Lama-lama dia jadi tidak tahu diri. Setelah semua harta yang ia peroleh, Martha kemudian menginginkan kecantikan dan keabadian.

Apa keinginan yang itu bisa ia dapatkan? Oh, tentu saja. Karena obsesinya yang menggebu-gebu, Martha berkonsultasi dengan tukang sihir. Dia rela membayar berapapun asalkan bisa jadi cantik dan hidup selama-lamanya.

Tahu, tidak? Konsultan penyihirnya itu memberikan syarat terkeji yang pernah kudengar. Dia meminta gadis muda tiap bulan untuk dijadikan kurban. Aku tidak tahu kalau hal seperti ini akan berhasil. Tapi, mendengar Martha melakukan ini lebih dari lima tahun lamanya, berarti setidaknya ia merasa lebih muda setiap bulannya karena menyerap kemudaan dari para kurbannya.

Itu perbuatan jahat, teman-teman. Jangan ditiru!

Aphrodite murka mendengar apa yang terjadi pada putrinya. Turunlah ia ke bumi untuk memberi peringatan pada putrinya itu. Sayangnya, Martha tak mengindahkan peringatan itu dan malah makin menggila.

Aku tidak tahu seperti apa karakter Aphrodite. Namun, melihat bagaimana ia menghukum putrinya, dia sepertinya bukan ibu yang asyik.

Aphrodite memberi hukuman yang tidak main-main. Martha ditawan di sebuah pulau magis sendirian. Tidak ada yang bisa keluar masuk ke pulau itu sembarangan. Dia tidak diberi bekal apapun kecuali sebuah pondok sederhana yang masih berdiri hingga sekarang. Kalau lapar, ia mesti memasak sendiri. Bajunya kotor? Cuci sendiri. Bahkan Martha tidak bisa beli baju baru atau jalan-jalan karena dia takkan bisa keluar dari sana sampai kapanpun.

Martha masih cantik dan muda. Tapi, dia hidup kesepian untuk waktu yang lama. Menurut Sandra, tidak ada manusia fana satupun yang pernah datang ke pulau itu. Hanya monster dan arwah-arwah gentayangan yang sempat mampir. Gara-gara terlalu lama bergaul dengan makhluk seperti itu, dia yang awalnya sudah jahat jadi bertambah jahat.

Didasari kebencian yang menjadi-jadi, Martha berniat untuk balas dendam. Inilah awal mula pulau magis itu dijadikan markas besar para monster dan makhluk-makhluk jahat lainnya.

Aku bergidik ngeri mendengar keseluruhan cerita Sandra. Ceritanya jadi lebih seram karena dia bercerita sambil mendesis-desis.

"Dia berencana memulai pembalasan dendamnya dengan membangkitkan raja raksasa," kata Sandra. "Martha juga disokong banyak pihak. Ssssseperti tadi yang kukatakan kalau sssssi wanita esssss juga ada dipihaknya."

The Magical Island [TXT & ITZY]Where stories live. Discover now