31

405 91 9
                                    

———

Tidak sulit untuk terbang menggunakan sayap mengingat aku sudah melakukannya dengan bentuk elang sebelumnya. Saat naik ke udara dan mendekat ke tempat yang sudah direncanakan, pemandangan pertama yang kulihat adalah Porphyrion yang sedang dibuat jengkel karena dililit tumbuhan yang Yeji dan Yuiko tumbuhkan. Martha yang tadinya ada digenggamannya jatuh bebas dan tidak dipedulikan lagi oleh makhluk itu.

Soobin menodongkan pedang tepat ke leher Martha begitu wanita itu mendarat. Tak jauh dari situ, Chaeryoung juga tampak bersiap-siap untuk menghujani Martha dengan sumpit-sumpit tajam beracunnya.
Sementara di sisi lain, Taehyun masih terus memanah. Dia pasti ingin agar Porphyrion tidak mengganggu Yeji dan Yuiko yang masih sibuk mengikatnya.

"Kalian berdua sebaiknya bergerak sekarang," ujar Yeonjun. Aku menyetujuinya dalam hati.

"Ya, ya, baiklah. Mari menantang maut sekali lagi," balas Beomgyu.

Beomgyu dan Lia melesat ke arah kepala Porphyrion dengan cepat. Begitu mereka berada di jarak yang cukup aman, Porphyrion menggerung. Sepertinya kesabarannya sudah habis.

"SIAL! SIAL! SIAL!" Teriak makhluk itu sambil meronta.

Yeji dan Yuiko bekerja keras untuk ini. Aku memikirkan kira-kira tanaman macam apa yang mereka tumbuhkan sampai membuat Porphyrion kesulitan melepaskan diri. Pasti perlu tenaga super ekstra untuk melakukan itu.

Satu anak panah mendarat tepat di mata Porphyrion hingga membuatnya berteriak lebih keras. Karena itu, Lia dan Beomgyu punya kesempatan untuk memotong rambut Porphyrion yang ada senjatanya. Meski Lia hanya menggunakan belati emas miliknya, tapi tampaknya itu bukan masalah besar. Dia dan Beomgyu bergerak cukup cepat hingga separuh dari senjata yang ada di kepala Porphyrion berjatuhan.

Aku melirik ke tempat Soobin dan Chaeryoung mengurus Martha. Sepertinya sejak jatuh dari genggaman raksasa itu, Martha terluka. Dari caranya berdiri, setidaknya satu dari dua kakinya mengalami patah tulang. Aku merasa sedikit puas melihatnya.

"Kurang ajar! Manusia kurang ajar! Tidak akan kubiarkan!"

Tanaman yang melilit Porphyrion sudah mencapai leher. Saat itu, baik Yeji dan Yuiko sama-sama sudah kelelahan. Mengetahui mereka berdua takkan bertahan lebih lama lagi, Beomgyu dan Lia mempercepat pekerjaan mereka. Taehyun dari jarak jauh pun berusaha membantu walau sepertinya dia sudah kehabisan anak panah.

Mulut Porphyrion mulai tertutup. Ketika menyadari ia tak bisa lagi memberontak, salah satu matanya membelalak. Saat itu, sekali lagi ada anak panah yang mendarat dengan sempurna. Kali ini Porphyrion tidak bisa berteriak lagi. Suaranya teredam oleh tanaman yang sudah membungkam mulutnya.

"Mereka melakukannya dengan baik," komentar Yeonjun yang melayang tak jauh dariku.

Aku mengangguk menyetujui ucapannya. "Hebat!"

Tanaman yang Yeji dan Yuiko tumbuhkan sudah merambat menutup mata Porphyrion. Saat itu, rambutnya yang masih ada senjatanya ikut mulai tertutup membuat Beomgyu dan Lia tidak sempat memotongnya. Rambut-rambut itu memberontak, sama seperti tubuh Porphyrion. Namun, tidak ada yang ambil pusing karena rambut Porphyrion langsung terlilit. Saat tubuh raksasa itu mulai tertutup sempurna, Beomgyu dan Lia memilih mendarat di dekat pepohonan.

Aku mendekat ke arah Porphyrion dan memposisikan diri untuk mengangkatnya. Begitu Yuiko memberi tanda kalau dia dan Yeji sudah selesai, kaki nagaku mencengkeram pundak Porphyrion dan berusaha mengangkatnya.

Sesuai dugaanku, Porphyrion itu berat sekali. Seandainya dia tidak pakai baju dan kepalanya tidak dihiasi senjata-senjata bekas, mungkin tidak akan seberat ini. Begitu aku mengepakkan sayap, punggungku langsung terasa nyeri.

The Magical Island [TXT & ITZY]Where stories live. Discover now