16. Sepupu?

21 4 0
                                    

Langit yang cerah itu semakin indah kala sang mentari menampakan sinarnya. Aku menghentikan motorku di parkiran sekolah. Sejenak, aku melihat pantulan diriku sendiri di kaca spion. Aku membenarkan kerudungku yang sedikit berantakan, lalu melepas kontak dan turun dari motor.

"Ra,"

"Iya?"

Aku berbalik menatap Meli yang sedang berlari menghampiriku.

"Ke kelas bareng aku, ya?"

"Yaudah jalan,"

PAS telah selesai. Tinggal menunggu hasilnya saja. Ah, aku berharap nilaiku tidak mengecewakan. Tapi sepertinya itu akan mengecewakan. Mengingat saat PAS aku malah selalu memikirkan Yoga.

"EHH AWAS!"

'Tinn... Tinn....'

Sebuah motor melaju dengan cepat membuatku terkejut. Aku segera berlari ke tepi parkiran.

"Lain kali jangan berdiri di tengah pintu parkiran! Mau mati?"

Aku tertegun mendengar kata-kata lelaki yang kembali melajukan motornya itu. Dia Yoga! Tapi kenapa kata-katanya tadi terdengar sangat datar? Seolah malas berbicara namun dipaksakan berbicara. Apa dia marah karena aku memblokir nomornya?

"Kamu ada masalah sama dia, Ra?" tanya Meli.

"Eh, nomor yang belakangnya 544 itu beneran Yoga apa bukan sih?"

"Bener lah, aku kan pernah satu SMP sama dia. Dia juga pernah pacaran sama temen aku. Dan temen aku kalo chatan sama Yoga juga ke nomor itu,"

"Ouh yaudah,"

"Emang kenapa?"

"Nggak papa,"

'Drrtt...'

Aku segera mengecek ponsel, ada pesan masuk dari nomor yang tak dikenal.

08574*******

Kak, tolong jangan blokir nomornya kak yoga.

Siapa?

Aku Fira kak, adeknya kak Yoga.

Aku tak membalas, aku menepuk pundak Meli di sampingku, "Mel, Yoga punya adek?"

"Punya, cowok. Umurnya sekitar 3 atau 4 tahunan gitu," jawabnya detail.

"Kalo yang namanya Fira itu siapanya?"

"Itu kek sepupu gitu. Dan dia deket banget sama Yoga. Udah kayak Kakak Beradik kandung,"

"Oke, "

#

'Aku harus berbuat apa? Buka blokiran atau tetap memblokir kontak Yoga? Tapi aku memutuskan untuk tetap memblokir nomornya,'

My Beloved Brother |tamat|Where stories live. Discover now