08. Perhatian.

31 8 0
                                    

Malam ini aku benar benar dibuat bingung oleh Yoga. Beberapa menit lalu dia memposting fotonya di status facebook. Tapi dia tetap tidak mengabariku sama sekali.

Di mana dia? Apa yang sedang dia lakukkan? Apa dia melupakanku?.

Tapi, tunggu. Kenapa aku terlalu memikirkannya?. Bukankah bagus jika dia tidak mengirimiku pesan, tidak ada lagi yang akan menggangguku.

Aku mengambil buku cerita di rak buku. Mengambil dan membacanya. Buku yang beberapa bulan lalu baru aku beli dan aku belum sempat membacanya.

'Drrtt... Drrrttt...'

Baru saja aku membalikkan lembar pertama, ponselku bergetar.

Yoga

P

Iya?

Lagi apa?

Baca buku.

Buku apa?

Buku cerita.

Cerita tentang kita ya?

Apaan ish!

Udah makan belum?

Belum

Kenapa belum? Makan sana!
Kan aku udah pernah bilang...

Bilang apa?

Aku ngga mau kamu sakit!

Oh,

Makan sana Ra.

Ngga mau.

Makan sayang...
Nanti kamu sakit.

Sayang sayang-_

Iya apa sayang

Bodo ah. Aku mau makan.

Nah gitu dong dari tadi.

Iya.

Makin suka deh.

Bomat!

Jangan cuek ah yang, aku ngga suka.

Apaansih.

Ngga papa syang.

Brisik.

Yaudah sana makan.

Iya ini lagi ngambil nasi.

Oke. Makan ya. Bye.

Iya.
read

Aku mengukir senyum. Tak terjadi apa apa ternyata. Syukurlah.

#

Kau datang tanpa rasa bersalah.

Dan parahnya...

Kau berhasil membuatku jatuh kembali dalam perasaan semu itu.

My Beloved Brother |tamat|Where stories live. Discover now