bagian 11

122 22 7
                                    

Hampir semua orang mengalihkan pandangannya, kini mereka memandangku. Apa yang kulakukan? Terdiam, mencoba kembali merespon apa benar surat itu untukku. Sedangkan Bang Roni tidak melanjutkan mengeluarkan kalimat. Dia membacanya sendiri. Mereka semua menunggu, sedangkan aku tertunduk. Aku juga penasaran isinya, tapi aku tidak begitu penasaran siapa yang membuatnya. Pikiranku langsung tertuju pada Kak Daniel. Siapa lagi kalau bukan dia? Anggota baru tidak mungkin mengambil resiko dan capek-capek menulis surat untuk teman seangkatannya sedangkan sudah jelas surat yang harus ditulis adalah untuk para kating. "Dia ga sesuai aturan nih, masa buat temen seangkatannya, ga seru, ga usah dibacain." Aku mendongak sesaat mendengar ucapan Bang Roni, ia melipat kertas bergaris dan mengembalikkan kertas bergaris itu ke dalam amplop. Dia sempat bertanya padaku apa aku ingin membacanya, aku mengangguk dan surat itu berikan nya padaku.

Amplop kekuningan tanpa catatan sampai di tanganku. Tidak mungkin aku membacanya sekarang sehingga langsung ku masukkan amplop itu ke dalam saku celanaku. Ina sempat bertanya siapa yang memungkinkan menulis surat itu untukku saat kita berjalan ke luar villa –acara berikutnya adalah jam bebas, tapi para alumni menyuruh kami untuk pergi ke kolam renang untuk berenang bersama. "Gue juga ga tau, Na." Padahal aku yakin surat ini dari Kak Daniel.

Kami semua berbaur di area kolam renang, mereka semua berenang mengenakan pakaian penuh. Begitu pula para alumni. Speaker aktif mengalunkan lagu yang cocok untuk suasana ini. Sedangkan aku, hanya duduk di pinggiran melihat mereka bersenang-senang berbaur dengan para kating dan alumni. Mereka juga membuat sebuah permainan secara spontan. Antara anggota baru, melawan kating, dan alumni. Aku hanya memperhatikan, tidak hanya aku, beberapa kating dan alumni juga ada yang hanya memperhatikan, termasuk Kak Siska dan Kak Andre. Bang Roni di dalam kolam bagai kakak yang mengasuh adik-adiknya. Mereka gembira berada di antara Bang Roni.

"Ga ada niatan nyebur lagi?" Ucap Kak Andre yang akhirnya menghamburkan fokus ku.

"Lu sendiri Kak?" Alih-alih menjawab, aku malah melontarkan pertanyaan.

"Gara-gara nyebur duluan malem tadi, jadi ga ada baju buat ganti." Aku tertawa. Aksi berikutnya tidak terbaca olehku, Kak Andre menarik tubuhku menuju kolam tapi aku menahan diri. Aku tidak marah, karena saat aku bilang bahwasanya aku tidak membawa baju ganti, dia berhenti menarik. Kami diam sebentar, sampai dia hampir meraih badanku untungnya aku menghindar dan berlari menjauhinya. Terjadilah aksi lari-tangkap antara aku dan Kak Andre. Kami berlari di area kolam yang tidak licin, beberapa alumni memarahi karena takut kami terjatuh tapi kami tetap berlari. Sesaat dia berhasil menangkap badanku, aku tertawa terbahak-bahak melihat wajahnya yang terkaget saat dirinya terpeleset ke permukaan ditindih oleh tubuhku.

"Berat woy, malah ketawa." Tuturnya. Selama aku beranjak aku tetap tertawa mengingat dirinya terpeleset saat menangkap tubuhku. Yang lainnya yang memerhatikan kami juga ikut tertawa. Detik berikutnya, ia menggendong tubuhku dan melempar tubuhku ke dalam air. Sesaat aku beranjak, kedalaman kolam tidak seberapa. Sedadaku. Aku masih bisa berdiri saat itulah pula yang lain memberi tepukan tangan karena aku akhirnya turun ke kolam, lagi. Aku tersenyum melihat teman-temanku menghampiri. Detik berikutnya, beberapa kating perempuan dan alumni perempuan terkagum melihat Kak Andre melepas bajunya memperlihatkan badannya yang terurus kemudian lompat ke dalam air. Spot mendaratnya tepat di dekatku dan dia tertawa sesaat beranjak.

"Tanggung jawab kak, gue ga ada lagi baju." Kataku dengan nada mengejek. 

"Gue juga, yaudah sama-sama menderita." Jawabnya. Dan kami tertawa. Akhirnya aku ikut yang lain, bermain di dalam kolam renang.

Pukul sebelas kami disuruh untuk segera beranjak dari kolam dan membersihkan diri. Di area kolam ada dua area untuk bilas. Yang satu ruangan cukup tertutup dan yang satunya lagi hanya berupa kucuran air yang tinggi. Hampir dimiripkan alat shower tapi terbuat dari kayu. Ada empat kucuran di sana, jadi empat orang bisa membersihkan diri bersama-sama. Bang Roni mengusul untuk para lelaki  karena jumlahnya lebih sedikit –mengingat para alumni lelaki yang ikut renang pun hanya dua orang termasuk Bang Roni– lebih baik membersihkan diri di area kolam. Dan kami setuju.

One Thing Before EverythingDär berättelser lever. Upptäck nu