bagian 7

150 21 4
                                    

Sudah berada di penghujung acara. Dua penampil terakhir sama-sama menampilkan nyanyian diiringi gitar akustik. Sesaat lagi pengumuman pemenang, dari mulai kelompok terbaik sampai juara-juara dari penampilan. Kelompok terbaik jatuh pada kelompok Azka, yang berarti kelompok ku. Terima kasih pada Fazra yang mengusulkan untuk bersatu saat mencari kunci keluar dari labirin. Kami semua bersorak senang, mahasiswa lain memberi tepukan tangan dan beberapa dari mereka seolah cemburu. Kami menyuruh Fazra untuk naik ke atas panggung dan membawa hadiah yang sudah di persiapkan. Runner up kelompok terbaik dimenangkan oleh kelompok Farhan dan Kelompok Nanda. Dua kelompok yang sama-sama dengan kelompok kami masuk ke dalam labirin.

Fazra kembali ke kerumunan kami membawa sebuah box kecil, saat kami buka, di dalamnya ada plakat sederhana dan amplop putih bersih. Kami langsung saling memandang saat Fazra mengeluarkan amplop itu, terus terang isinya pasti uang.

Kejuaraan penampilan per kelas dimenangkan oleh ku. Lagi-lagi kelas kami bersorak gembira. Lagi-lagi aku menerima teriakan dan tepukan tangan dari mahasiswa saat aku berjalan menuju panggung. Juara dua dimenangkan oleh mahasiswi yang melakukan stand up comedy dan juara tiga dimenangkan oleh Jindan yang memainkan solo gitar listrik. Aku sampai di panggung terakhir karena disebut sebagai pemenang terakhir. Aku yakin, beberapa dari mereka tidak heran aku menjadi pemenang. Saat master of ceremony hendak menyebut juara pertama, mereka berteriak atas namaku. Dan benar saja, aku yang jadi juara pertama.

Hadiah yang juara penampil dapatkan adalah parsel makanan. Dari mulai ukuran kecil untuk juara tiga, ukuran sedang untuk juara dua, dan ukuran besar untuk juara satu, untukku. Yang mempersembahkan hadiah adalah Frans, kating dua tahun lebih tua dari angkatanku yang hampir meraih tubuhku tadi. Aku mencoba untuk tidak mengeluarkan emosiku dari kegembiraan ini. Saat memberi hadiah, dia berbisik meminta maaf padaku. Aku hanya tersenyum. Bukan tersenyum padanya, tersenyum pada crew dokumentasi.

Saat kembali ke kerumunan kelasku, mereka lagi-lagi bersorak meneriaki namaku. Setibanya di antara TimCaw, Azka langsung memelukku, dan beberapa anggota TimCaw melakukan hal yang sama.

Kegembiraan kami dihentikan oleh MC yang menutup acara dan para kating lelaki tadi, mereka yang haus itu ada di atas panggung sekarang, mengambil alih panggung. Mereka menyuruh kami mendekat ke panggung dan memulai chant jurusan. Ada total 12 chant jurusan, dan kami akan meramaikan akhir acara dengan maraton nyanyian chant jurusan. Aku memang belum pernah ikut supporter dan menyanyikan chant. Tapi Aku hafal beberapa karena lirik dan nadanya sama seperti chant supporter sepak bola seperti biasa. Hanya ada beberapa kata yang diganti dan disesuaikan dengan jurusan.

Aku merasa terhibur, hampir kami semua terhibur dengan alunan-alunan chant jurusan. Kami mengikuti alur akhir acara ini, dari mulai chant pertama hingga chant terakhir. Chant favoritku adalah chant 8 di mana dalam liriknya mengandung bahwa kami adalah penguasa kampus. Selain liriknya bagus, pembawaan nadanya mudah dihafal. Dan sepertinya menjadi favorit hampir seluruh mahasiswa, pada chant inilah kami mencapai puncak kebisingan yang sangat tinggi. Kami berteriak, bertepuk tangan sesuai nada chant, dan merasa gembira. Terlebih saat masuk ke chant terakhir, kami diharuskan merangkul orang di samping kami sembari menyanyikannya. Isi kandungan dalam chant ini bahwa kami berterima kasih atas perjuangan para atlit dalam pertandingan. Menjadi chant favoritku juga karena cukup emosional.

"Gue harap, kemeriahan ini bisa gue dapat di pembukaan O-O-M dan di setiap pertandingan! Gue harap kalian ada buat jurusan kalian!" Kami semua bersorak, terbakar semangat kami oleh kalimat ketua jurusan. Kami mengeluarkan jargon jurusan kemudian bertepuk tangan atas selesainya kegiatan kami.

Sebelum mobilisasi kembali membawa barang-barang di ruangan pertama dan kembali ke bus masing-masing kelas, kami mengabadikan momen dengan berfoto, pertama foto kelas besar, kemudian foto kelas praktikum, kemudian foto setiap kelompok sikrab, dan terakhir foto bersama TimCaw. Saat berjalan keluar ruangan, beberapa mahasiswa mengajakku berfoto. Aku jarang menerima hal seperti ini, jadi aku nikmati sebisa mungkin. Banyak yang mengajakku berfoto ternyata, kebanyakan perempuan, beberapa dari mereka mengajakku bertukar Instagram dan line. Aku mengiyakan. Kebetulan juga aku belum sempat mengecek handphone ku selama kegiatan. Saat melihat kolom notifikasi, banyak sekali orang menyebutku dalam snapgram mereka, bahkan direct message ku penuh juga. Aku mengembalikan handphone ke saku dan memberitahu mereka akan mem-follow back mereka nanti.

One Thing Before EverythingWhere stories live. Discover now