bagian 3

231 26 6
                                    

Lakukanlah sesuatu, agar tidak terkalut-kalut, entah dalam ketidaknyamanan, atau kesendirian. Mulailah beranjak dari rasa aman, keluar dari tempat tidur dan lampaui batas. Setidaknya, itulah kalimat yang kuberikan pada diriku sendiri sehingga rasa malasku untuk ikut audisi UKM Tari Modern berkurang.

Bagaimana tidak malas, audisi dilakukan di hari minggu pagi. Aku juga belum sempat mempersiapkan apa-apa. Memang ada beberapa tarian KPop yang ku hafal, kebanyakan lagu Blackpink. Pun saat mengisi formulir pendaftaran, aku memilih option tidak berpengalaman dalam menari. Dan saat memberikan formulir, kating yang menerima berujar: kalau tidak berpengalaman, nanti bakal kami ajarkan dan beri gerakan.

Audisi dilaksanakan di Kampus Area B, area pertanian dan gedung lama. Gedung lama ini menjadi area untuk UKM dan Ormawa. Istilahnya menjadi gedung Kumwa (Kumpulan Kemahasiswaan). Beberapa ruangan juga masih digunakan sebagai kelas belajar-mengajar. Di lantai paling atas terdapat Perpustakaan Kampus dengan view lahan pertanian milik kampus yang indah.

Buutuh waktu lima belas menit dengan jalan kaki untuk sampai ke Kampus Area B dari kosanku. Sesampainya di sana, kami di kumpulkan di lapangan samping Gedung Lama. Ada beberapa orang yang kukenal, sejurusan, ada Ina dan Yuni juga. Mereka satu kelas denganku tapi tidak terlalu akrab.

"Modern juga?" Tanyaku pada mereka. Jawaban mereka dengan anggukan yang hampir bersamaan.
Beberapa saat berikutnya, kating dari UKM muncul dan mulai membuka pertemuan.

Dia memberi arahan, "Pertama, kalian akan melaksanakan interview dengan tim kami, kemudian keterampilan kalian dalam menari akan dinilai setelah kalian menampilkan. Penampilan kalian akan dilakukan setelah kalian selesai interview."

Selanjutnya, yang memiliki pengalaman tari dan sudah mempersiapkan tarian diperbolehkan masuk ke area Gedung Lama untuk melakukan proses interview terlebih dahulu. Sedangkan yang tidak mempersiapkan tarian diberi bekal tarian sebanyak 3x8 gerakan.

Aku sempat sulit untuk mengingat gerakan yang diberikan. Terlihat gampang, namun nyatanya sukar dilakukan. Selain karena kecanggungan, juga kurangnya pengalaman mengalahkan menatapku untuk bergabung. Terlebih lagi, saat melatih gerakan yang diberikan, para kating dari UKM memantau ku. Perasaan takut salah gerakan pun muncul sehingga membuatku lama memahami gerakan. Mahasiswa lelaki yang mendaftar dan memilih option belum berpengalaman dalam menari hanya ada dua orang, aku dan

"Panggil aja Hugo. Lu?" Ucapnya.

"Cakrawala, panggil aja Akra." Aku menjawab cepat. "Beneran belum pernah nari? Cepet banget hafal gerakannya." Lanjutnya disertai tawaan kecil.

"Sebenernya gue suka belajar-belajar nari KPop sih, jadi ya beginilah,"

Saat kami sedang mangobrol, salah satu kating yang sedari tadi mengawasi mendekati kami, "Kok berenti latihannya? Udah pada bisa?" Dia langsung bertanya sesaat sampai di antara kami.

Hugo mengangguk, sedangkan aku menggeleng. "Belom bisa nya di mana?" Dia lanjut bertanya. Alih-alih memberikan jawaban, aku lanjut berlatih mencoba mengingat gerakan yang telah diberikan.

"Kalian bentar lagi bakal interview, semangat ya." Ujar kating tadi, setelahnya ia pergi berlalu meninggalkan kami.

Beberapa saat berlalu, aku sudah yakin akan mengingat gerakan yang telah diberikan. Begitupun Hugo. Kami mencoba dari hitungan awal sampa akhir, mulus tanpa ada salah gerakan. Kami pun dipanggil untuk masuk ke area gedung. Setelah mengisi absen dan diberi konsumsi, kami dipersilahkan masuk ke ruangan disamping pengisian absen. Di dalamnya telah berjejer kursi chitose yang saling memiliki pasangan berhadap-hadapan, setiap salah satunya sudah di isi oleh kating dari UKM. Hugo memilih berhadapan dengan kating yang tadi menyemangati kami, alhasil aku diinterview oleh kating UKM yang tadi memberi kami bahan tarian.

One Thing Before EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang