Chapter Twenty Eight

44 16 1
                                    

💫Sampai kapanpun kau sembunyikan itu, kebenaran akan tetap terbongkar pada akhirnya.💫

※※※

Tok tok tok!

"Soya? Makan dulu, Sayang. Dari kemarin malam kamu belum makan." Charol terus saja mengetuk pintu Soya berkali-kali namun tak ada respon dari dalam. Sudah beberapa menit Charol menunggu respon dari putrinya sambil membawakan sarapan kesukaanya dengan susu rasa coklat yang masih hangat namun tak ada respon sama sekalipun.

Charol jadi khawatir.

"Mas Daniel!" teriak Charol, tak lama Daniel datang menaiki tangga menuju lantai dua sambil berlari secepat mungkin. Sesampainya di lokasi, Daniel berhenti dengan kedua telapak tangan menyentuh lutut, nafasnya jadi tidak beraturan.

"Ada apa, Sayang?" tanya Daniel begitu khawatir. Charol menitikkan air matanya.

"Mas, dari kemarin malam Soya belum makan. Aku udah manggil dia berkali-kali tapi tak ada respon. Aku jadi khawatir, Mas," ujar Charol khawatir. Liquid beningnya kembali jatuh ke pipi mulusnya dengan lancang.

Daniel maju beberapa langkah menghadap ke pintu kamar putri semata wayangnya. Pria itu mengetuk pintunya pelan, memastika jika yang dikatakan Charol itu benar. Dan benar saja, tak ada respon sama sekali.

"Mas! Tuh, kan, gak ada respon!" air mata Charol semakin deras mengalir ke kedua pipinya. Dadanya semakin menyesak, ia khawatir kepada putrinya tercinta.

"Biar aku dobrak, ya. Kamu mundur dulu." Charol mengangguk lalu memundurkan badannya menjauhi pintu kamar Soya.

Daniel mengambil ancang-ancang lalu ia mulai mendobrak pintu kamar Soya dan pada akhirnya pintu tersebut terbuka. Keduanya segera berlari masuk ke dalam.

Didapati Soya sudah terkulai lemas di lantai kamar. Wajah cewek itu pucat. Charol menjatuhkan makanan yang dibawanya tidak peduli jika makanan tersebut akan tumpah. Wanita itu menutup mulutnya tak bisa berkata apa-apa.

"Soya!"

Charol menjatuhkan badannya karena kedua kakinya tak kuat menopang tubuhnya lagi. Ia menghampiri Soya dan menepuk pipinya berkali-kali berharap ada respon dari putrinya. Namun tidak ada respon, tubuh Soya seolah kaku seperti mayat dengan suhu tubuh yang mulai mendingin. Untung saja masih ada denyut nadi yang berdetak.

"Ayo Mas kita bawa Soya ke rumah sakit! Cepat Mas, kita panggil ambulance segera!" teriak Charol. Daniel segera menelpon ambulance untuk membawa putrinya menuju ke rumah sakit. Sedangkan Charol semakin mengeraskan tangisan suaranya.

"Soya!"

***

Ceklek!

Crish mengalihkan atensinya, siapa yang membuka pintu rumah sakit, setelah itu ia memutar kedua bola matanya malas. "Ngapain lo kesini lagi?"

"Gue bawain bubur buat lo." Yuna tak memedulikan nada ketus cowok itu lalu ia menaruh bubur ke nakas meja.

"Lagi ngapain lo?"

"Baca novel," jawab Crish sekenanya. Yuna membaca kover depan novel itu. Sebuah buku novel berjudul Modus karya K. Agusta. Menyebalkan! Cowok itu sedang menyindirnya lagi.

Yuna membaca sedikit bagian yang Crish baca. Ada sebuah quotes yang bertuliskan 'Buatlah makanan ke doi, karena makanan itu akan jatuh ke perut lalu ke hati. Well buatlah makanan seenak mungkin.' Yuna menggerutu sebal dalam hati. Apa jangan-jangan Crish sengaja melakukan itu dan menjadikan quotes novel untuk menyindirnya? Menyebalkan.

Angelina memasuki kamar dimana Crish dirawat, lalu ia dikejutkan kembali dengan kedatangan Yuna. "Eh, Yuna. Kamu mau jenguk Crish lagi, ya?" sapa Angelina dengan ramah.

Yuna tersenyum lantas mengangguk. "Iya tante, ini aku bawain bubur ayam lagi untuk Crish."

Cewek itu langsung menyerahkan 1 porsi bubur ayam yang ditentengnya dengan keresek. Angelina menerimanya dengan penuh sukacita.

"Wah, makasih, ya, Yuna. Tante jadi ngerepotin kamu lagi." Wanita itu menggaruk tengkuk kepalanya gatal. Merasa tak enak hati kepada cewek itu. Yuna kembali tersenyum lalu menggeleng pelan.

"Gak apa-apa tante. Aku gak repot, kok", Crish muak dengan akting cewek itu yang terlalu luar biasa, ia hanya memutar bola matanya malas.

"Sekali lagi terima kasih, ya, Yuna," ujar Angelina sekali lagi, lalu ia menyenggol Crish.

"Crish, bilang makasih, tuh, sama Yuna. Dia baik, lho kasih makanan ke kamu terus."

Crish memutar bola matanya malas. "Paling dia cuma akting biar dapat simpati dari Ibu," cibirnya.

Angelina melotot.

"Crish, jangan begitu sama teman kamu. Cepet, bilang makasih sama dia," meskipun matanya melotot namun wanita itu menyuruh putranya dengan kata lembut.

Cowok itu menghela napas, lalu menatap Yuna malas. Tak minat mengucapkannya.

"Makasih."

Yuna tersenyum, "Sama-sama. Kalo begitu aku pulang dulu, ya, tante. Maaf menganggu." pamitnya.

"Gak mau main dulu disini?" tawar Angelina. Yuna menggeleng.

"Maaf Tante, untuk saat ini saya belum bisa. Lain kali saja, ya, soalnya saya ada urusan," tolak Yuna halus.

"Sekali lagi terima kasih, ya, buburnya. Hati-hati di jalan, ya!" Yuna mengangguk lalu pamit, akhirnya cewek itu sudah hilang dari pandangan Crish setelah ditelan oleh pintu. Cowok itu bernapas lega.

"Yes!" seru Yuna. Ia berhasil kembali mengambil simpati dari Angelina. Jika ia sudah akrab dengan wanita itu, ia pasti bisa membujuknya untuk kembali mendapatkan Crish.

Yuna hanya akting karena sebenarnya sifatnya sangat jauh terbalik dengan yang Angelina lihat. Itu semua ia lakukan hanya untuk mendapat simpatik dari wanita itu. Bagus Yuna! Lanjutkan aktingmu.

Setelah ia menjauh dari area rumah sakit. Yuna berpapasan dengan Darren, Sandy, dan Rendy. Namun mereka sama sekali tak menyadari itu. Yuna menjauhi area rumah sakit, mereka bertiga mulai memasuki rumah sakit.

Mereka bertiga berniat akan menjenguk cowok itu sekaligus akan memberitahukan siapa pelaku yang membuat Crish jadi celaka. Sandy sudah melaporkan kepada polisi dan hanya tinggal menunggu penangkapan Revaldo. Ia ingin sekali masalah ini cepat selesai.

"Kemana aja lo? Kenapa gak jenguk gue?" tanya Crish ketus ketika ketiga cowok tampan tersebut mulai memasuki ruang rawat inapnya. Baru hari ini temannya mulai menjenguknya pada hari ini.

Mereka bertiga menggaruk tengkuk belakang kepalanya yang tidak terasa gatal.

"Ini kita mau jenguk lo," timpal Sandy.

"Sekaligus, kita mau kasih tahu siapa yang nabrak lo," sahut Rendy.

Crish mengkerutkan dahinya. Mulai penasaran.

"Siapa?"

"Dia adalah-----

***

To Be Continued Guys.

A Story By : The Greatest Phoenix
Our Member :
Lov3rsky
eca_209
ChanifNA
Stefi1909
MiladiaNurSafitri

©Author_Project
author_project

Don't Forget To Vote dan commentnya guys🎉
See you in next chapter. Bye~.

Conquered Her Love [ON REVISION]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora