Chapter One

122 22 2
                                    

💫Yang lalu biarlah berlalu. Hari ini, kita mulai kembali lembaran baru. 💫

※※※

“Ini hari pertama Soya sekolah. Soya berangkat dulu, ya, Nek. Takut telat,” pamit Soya, lalu ia mencium tangan Neneknya.

“Iya. Kamu hati-hati, ya, Sayang,” ujar Neneknya sambil mengelus rambut Soya penuh sayang. Setelah itu Soya berangkat sekolah dengan menaiki sepeda. 

Cewek itu lebih baik menaiki sepeda daripada naik angkutan umum. Menurutnya karena selain menghemat uang jajan, ia juga bisa berolahraga. Apalagi jarak rumahnya dan sekolah yang cukup jauh, membuat keringat jadi lebih banyak keluar. Dan tubuhnya jadi semakin sehat.

Satu jam perjalanan, akhirnya Soya sudah sampai di sekolah, ia sedang berada di gerbang. Cewek itu mendongak, membaca nama sekolah barunya. SMA Gemilang, lalu Soya melihat jam yang melingkar manis di tangan, jam 06.30. Cewek itu bernapas lega, beruntung karena ia belum terlambat.

Mulutnya menganya lebar menatap gedung yang disebut sebagai sekolah itu. SMA Gemilang ternyata mewah dan berkelas. Matanya juga menatap takjub sampai tidak berkedip. Apa tidak salah ia masuk sekolah ini? Dengan gugup, Soya menuntun sepedanya ke parkiran.

“Apa ini showroom mobil dan motor?” cewek itu menatap sekeliling, tak ada tempat untuk menempatkan sepedanya. Sepertinya Soya salah masuk tempat. Di showroom hanya ada barisan mobil motor yang mewah. Sepertinya hanya ia seorang yang membawa sepeda. Mendadak Soya merasa bak alien yang terjebak di dunia peri.

Terpaksa, Soya memarkirkan sepedanya di ujung parkiran, lalu memutuskan untuk pergi ke ruang kepala sekolah. 

Ia menggaruk kepala. Mengingat Soya tidak tahu ruangan tersebut.

“Permisi, aku mau nanya. Ruang kepala sekolah dimana, ya?” tanya Soya pada siswi yang lewat. Cewek itu menghentikan langkah.

“Lo murid baru?” tanya siswi itu.

“Iya. Aku murid pindahan,” jawab Soya, lalu tersenyum.

Siswi itu mengangguk, “Oke. Biar gue antar lo ke ruang kepala sekolah,” ujarnya dan mereka dua mulai berjalan menuju ruang kepala sekolah.

“Makasih. Kalau boleh tahu nama kamu siapa?” tanya Soya.

“Kenalin gue Audy,” ucap siswi itu sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan.

“Soya,” ucap Soya mengulurkan tangannya untuk berjabat. Setelah itu mereka berdua kembali berjalan menuju ruang kepala sekolah.

“Ini ruangannya, lo tinggal masuk aja. Gue pergi dulu, udah mau bel. Bye,” pamit Audy.

Soya tersenyum, “Bye.”

***

Setelah memasuki ruang kepala sekolah, ia diantar oleh Pak Alex-yang akan menjadi Wali kelasnya-menuju kelas. Mereka berhenti di depan pintu sebuah kelas yang sepertinya akan menjadi kelas Soya nantinya.

“Kamu tunggu sebentar, ya. Nanti kamu masuk kalau Bapak manggil,” Soya mengangguk.

Pak Alex segera memasuki kelas, “Pagi semuanya,” sapanya ramah.

Conquered Her Love [ON REVISION]Where stories live. Discover now