Chapter Five

68 18 3
                                    

💫 Dimataku kamu hanya sebatas rival dan hanya bermanfaat jika aku butuh.💫

※※※

Crish menghela napas untuk kali kesekian. Seharusnya setelah sepulang sekolah, ia langsung pulang ke rumah untuk istirahat sejenak, namun ia terpaksa tidak boleh pulang karena ia harus mengikuti latihan bimbingan olimpiade Matematika setelah ia menerima tawaran untuk mengikuti olimpiade tersebut dengan terpaksa.

Dengan malas ia menuju ke ruang lab dimana akan diadakan bimbingan belajar tersebut. Setelah sampai ia membuka pintu dan mendapati cewek yang kemarin memaksa mengajaknya ikut olimpiade ini. Ia melirik name tag di baju cewek itu. Soya Anastasia.

Crish mulai memperhatikan penampilan cewek itu. Cupu dan berkulit hitam, pikir Crish. Sepertinya nama Soya tak pantas jika ternyata warna kulit cewek itu hitam. Seharusnya Malika, itu lebih baik menurutnya. Ia memutar bola matanya malas karena gara-gara cewek itu ia jadi harus ikut olimpiade Matematika tingkat provinsi. Menyebalkan.

Soya yang sedang asyik membaca buku kini mengalihkan atensinya ketika mendengar pintu terbuka. Ia dapati---Crish--masuk ke ruang lab. Itu berarti Crish menerima untuk ikut lomba olimpiade Matematika. Soya tersenyum tipis entah karena apa.

Crish yang melihat cewek berkulit hitam tersebut tersenyum membuatnya jadi merinding disko. Ia tidak mau duduk dengan cewek cupu berkulit hitam tersebut. Matanya menyisir ke seluruh ruangan tersebut siapa tahu ada bangku kosong yang bisa ia tempati selain di bangku Soya.

Ada bangku kosong tetapi ...  dengan Yuna?! Terlihat cewek itu sedang asyik memainkan ponselnya. Tak lama, cewek itu justru menatap balik Crish, lalu tersenyum dengan genit. Sepertinya cewek itu masih berharap bisa balikan dengannya. Idih, ogah banget!

Yuna memang sangat pintar terlebih lagi di bidang Kimia, maka tidak heran jika cewek itu  juga dipilih untuk mengikuti olimpiade Kimia dengan Rio sebagai partner-nya dalam olimpiade tersebut. Namun sepertinya dia tidak bersama dengan cowok itu karena Rio duduk dengan orang lain.

"Crish, sini duduk bareng gue," ajak Yuna sambil melambaikan tangan ke arahnya sehingga membuat cowok itu memutar bola matanya malas sambil merinding disko juga. Sementara Soya yang tadinya melihat ke arahnya dan tersenyum kini sudah kembali membaca bukunya.

Crish menggaruk tengkuk kepalanya bingung, ia harus duduk dimana? Bersama Soya si cewek berkulit hitam atau Yuna yang genit?

"Selamat sore-- Crish? Kenapa kamu berdiri sana seperti patung? Ayo duduk, jangan diam seperti patung selamat datang," suara Pak Bima seketika membuat Crish terkejut akhirnya terpaksa duduk dengan Soya karena posisinya lebih dekat daripada dengan tempat yang diduduki Yuna. Lebih baik ia rela duduk dengan cewek cupu yang pasti akan mendiamkannya daripada duduk dengan mantan titisan setan nan genit seperti Yuna yang pasti akan memaksanya balikan lagi.

Soya menoleh sejenak ke cowok itu, lalu ia kembali mengarahkan pandangannya ke depan. Oke, sepertinya cewek itu tidak keberatan dengan kehadirannya. Bagus. Begini lebih baik, kan?

"Selamat sore anak-anak. Hari ini kita akan mulai acara bimbingan olimpiade namun sebelum itu Bapak akan kasih kalian soal olimpiade dulu agar Bapak jadi yakin kalian memang pantas untuk mengikuti olimpiade ini," ujarnya dengan lantang, lalu beliau membagikan kertas soal sesuai bidang masing-masing.

Soya dan Crish mulai mengambil soal tersebut lalu membacanya dalam hati. Terdapat 5 soal dengan tingkat yang cukup sulit dalam bentuk essai. Senyum tipis terpatri di bibir Soya ketika soal yang ada dihadapannya ini cukup mudah, bahkan ini adalah materi yang baru saja ia pelajari sebelum Pak Bima datang. Jika bagi anak biasa soal seperti itu cukup sulit, namun justru sebaliknya bagi Soya. Cewek itu mengangguk mantap lalu mulai mengisi jawaban di bawah soal itu.

Conquered Her Love [ON REVISION]Where stories live. Discover now