Chapter Three

82 18 1
                                    

💫Menjadi sempurna bukan berarti ia tidak memiliki setitik cela.💫

※※※


Menjadi sempurna bukan berarti ia tidak memiliki setitik cela.

Itulah yang dipikirkan olehnya sekarang. Terkadang warna bias akan birunya langit hasil lukisan tuhan membuat kedua netra hitam Chris terlena.

Angin semilir membelai lembut wajah tampan dengan gurat wajah lelah yang terlihat jelas, sejenak meredakan amarah yang membuncah dalam dalam hati dan pikiran.

Chris mengambil sekotak kecil berisi rokok dengan sebuah pematik. Satu rokok diambil dari dalam kotak, kemudian menjepit batang nikotin itu di antara labium merahnya pematik
dinyalakan pada ujung rokok hingga tersulut.

Aroma dari pembakaran asap tembakau mulai menyeruak kedalam penciuman. Ia menikmati setiap kenikmatan sebatang racun yang sialnya membuat Chris semakin candu. Chris sangat mengerti efek dari setiap batang rokok yang ia nikmati, namun cowok mencoba tak peduli.

Jika ia dapat berbicara pada Tuhan, mungkin ia akan protes habis-habisan karena memberikan takdir ini padanya. Ia ingin lari dari kenyataan yang ada, tetapi semua itu kepalang percuma, karena itu hanyalah sebuah fatamorgana.

Chris kembali memikirkan ibunya, Ibu kandungnya, bukan wanita yang datang ke rumahnya bersama sang Ayah dengan membawa berita jika ia adalah ibunya yang baru. Dikala itu Chris berada diusia antara anak-anak dan remaja, dengan temperamen yang tinggi dan perasaan yang sering berubah-ubah.

Jika pada usia itu anak seusianya mendapat kasih sayang yang melimpah dari kedua orang tuanya, maka berbeda dengan Chris yang harus melihat kedua orang tuanya saling bertengkar satu sama lain di depan matanya.

la mengingat dengan jelas bagaimana lontaran dan umpatan kasar disertai barang pecah memenuhi rumah besar itu. Chris hanya sembunyi di dalam kamar meringkuk dibawah meja dengan kedua tangan menutupi telinga. Ia takut dan tak sanggup melihat kedua orang tuanya bertengkar. Ibu kandung Chris selalu menenangkannya ketika mereka berhenti bertengkar dan ayah Chris keluar rumah dengan penuh amarah.

Luka lebam disekujur tubuhnya ia hiraukan, ia hanya ingin putranya tenang dalam pelukan sang Ibu. Chris selalu ingat perkataan ibunya, hingga sekarang ia memegang hal itu menjadi prinsip dalam hidup.

“Chris, kamu anak yang baik, bukan? Mau menuruti permintaan Ibu?” Chris mengangguk membuat ibunya tersenyum.

“Chris harus menjadi yang terbaik, harus selalu menjadi nomor satu, berjanjilah pada Ibu kamu akan melakukannya,” ucap sang Ibu.

“Aku berjanji ibu.”

Chris merasakan batang nikotin yang dihisapnya semakin panas. Ia melamun hingga tak sadar rokoknya sudah hampir mendekati filter, Chris pun mematikan rokok itu kemudian membuangnya asal.

Chris kemudian masuk kedalam kamar, menutup pintu kaca balkon dengan menggeser tirai abu-abu mencegah matahari masuk. Dia pun mengambil ponsel dan mengetikkan pesan kepada Yuna, pacarnya. Chris berencana mengajak cewek itu jalan-jalan ke luar sebentar daripada suntuk di rumah dan harus selalu bertemu wanita menyebalkan itu.

Yuna🖤🌼

Yun, apa kabar lo?

G

ue baik-baik aja, kenapa? 

Dan kenapa lo akhir-akhir ini gak pernah chat gue?

Sori, gue sibuk waktu itu, jadi gak sempat buat ngehubungin lo.

Oke. Lo kenapa chat gue?

Conquered Her Love [ON REVISION]Where stories live. Discover now