Don't Give Up On Me

607 25 3
                                    

“Azimuth Pradipta!” Aji menjabat tangan Sienna.
“Arsienna Bramasta!” Sienna memperkenalkan diri.
Aji menarikku kearahnya dan memelukku erat, memperlihatkan kuasanya atas diriku.
Sienna memandang sinis tak suka.

“Saya butuh privacy di sini,” Aji melempar pandangan tegas pada Sienna.
Sienna mengangkat kedua tangan sambil mencibir, lalu menjauh dari kami.

“Aku bisa jelaskan semua,” sebelum Aji bicara, lebih baik aku duluan yang menjelaskan. Aku berhutang banyak penjelasan yang ia berhak tahu.
Aji membawaku pergi dari taman. Kami berjalan di bawah  naungan sakura yang sedang mekar di sepanjang jalan kompleks apartemen Ochiai.

“Bisa beritahu aku kenapa kamu gak tinggal di apartemenmu? Di mana kamu tinggal sekarang?” sorot matanya lelah dan penuh tanya.
Aku sakit melihatnya seperti ini. Aku pernah berjanji tidak akan menyakitinya namun apa yang kulakukan kini mungkin menyakitinya.

Aku menggandeng tangannya menuju Tama Center, setidaknya di sana banyak lampu dan pertokoan.
Setelah Aji membelikanku coklat hangat dari mesin minuman, aku mulai bercerita dari awal sampai kondisiku kini.

Kami terdiam cukup lama, membiarkan pikiran kami masing-masing mencerna dan mencoba memahaminya.

Aji menghela napas berat, “Kenapa kamu gak cerita, hunny?” tangannya mengacak rambutku lembut.
Kuraih lengannya, kupegang erat dan kuciumi sambil meminta maaf.
Air mata yang sudah tak terbendung jatuh membasahi pakaianku.

“Apa gak ada tempat lain selain di apartemennya?”
“Gak ada. Dormitory udah full dan gak bisa dadakan, harus daftar dari setahun sebelumnya. Kalau sewa apartemen sendiri kan mahal, sedangkan aku sudah tidak terima beasiswa.”

“Gajiku tiap bulan kuambil untuk biaya sehari-hari di sini, itu pun dipotong kurs yen. Kalau aku arubaito -kerja paruh waktu- waktu studiku makin molor karena arubaito benar-benar menghabiskan waktu,” lanjutku menerangkan padanya.

Aji terdiam dan menghela napas panjang.
Aku pun tak tahu malam ini akan bagaimana, Aji mungkin tidak akan mau tidur di apartemen Sienna.

Oiya, aku belum menanyakan kenapa dirinya bisa tiba-tiba ada di Tokyo.
“Ji, kok tiba-tiba datang ke sini, ada apa?”
“Aku sudah berkali-kali menghubungi kamu kok, enggak tiba-tiba,” jawabannya membuatku semakin merasa bersalah karena kerap menghindarinya.
“Maaf,” aku menunduk dalam.

Kaleng minuman di tangannya diremukkan dengan satu tangan dan dilemparkan ke tempat sampah di dekat kami.

“Besok, aku bantu kamu cari apartemen!” putusnya tegas.
“Tapi—”
“Aku yang bayar semua. Deposit dan sewa bulanannya!”
“Tapi—”
“Kenapa?” tanyanya.
“Tapi aku gak mau ngerepotin kamu.”
“Terus yang sekarang kamu lakukan dengan tinggal di apartemen laki-laki itu gak ngerepotin dia?” sahutnya ketus.
“Aku yakin dia seneng banget direpotin kamu!” sindirnya keras.

Baru kali ini aku lihat Aji begitu emosi dan dikuasai cemburu yang tidak pernah kurasakan sejak bersahabat dengannya. Perasaan memiliki yang mendominasi darinya membuatku senang meskipun ditengah situasi begini.

Perasaan yang justru kudapatkan ketika sedang bersama Sienna. Namun kini Aji menunjukkannya dengan atraktif karena terstimulasi oleh situasi.

Lalu Sienna muncul dari arah kami datang tadi.
“Apartemen gue terbuka buat lo, silakan,” dengan merentangkan kedua lengannya, ia menghampiri kami.
“Setidaknya untuk malam ini, lo ga ada tempat buat tidur, kan!?” Sienna duduk bersama kami.
“Maksud lo apa?” tanya Aji.
“Buat nolong orang yang disayangi oleh orang yang gue sayangi, gue tulus.”

Ih, Bener-bener deh si Sienna nih!

“Siapa yang lo maksud?” tantang Aji.
“Lea! Azalea…gue sayang sama dia dan gue mau nikahin dia!”

Duh, si Bodoh ini kenapa gak tutup mulut, sih!!!

Aji spontan diam.

“Barang-barang kamu di mana?” tanyanya padaku.
“Di apartemennya,” jawabku.
Aji berdiri dan menarikku pergi ke arah stasiun.
“Leaaa…ai shiteru! Gue cinta sama lo, Leaaa!” teriak Sienna.


“Leaaa…ai shiteru! Gue cinta sama lo, Leaaa!” teriak Sienna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





(Not) Only YouWhere stories live. Discover now