Dream (not) comes true

587 46 6
                                    

Lapangan parkir gelora
06.30

“Nih, minum dulu susu murni cappucinonya,” Aji menyodorkan segelas susu panas.
Aku melirik malas tanpa mengangkat kepala dari senderan jok, lalu memejamkan mata.

Sekarang baru jam setengah tujuh pagi, ini masih waktunya tidur di hari Minggu gini, eh, Aji malah semangat banget bangunin dan ngajak aku jalan sekalian cari sarapan di pagi buta. Si Acay gak diajak dan aku sirik membayangkan betapa enak dirinya yang berada di kasur dengan damai.

Kemarin malam, setelah aku makan, aku masih melanjutkan baca-baca artikel tentang penelitian yang akan aku kerjakan nanti di Jepang, karena penelitian ini adalah yang pertama kalinya dilakukan di dunia.
Wow banget kan...
Jadi, sepertinya aku baru tidur sekitar dua atau tiga jam saja.

Melihat reaksiku yang malas-malasan, Aji menyimpan gelas susu di atas dashboard mobil dengan dialasi karet busa agar tidak meninggalkan jejak lengket.

Wangi mobil Aji yang aromanya menenangkan berpadu dengan rasa kantuk yang masih lekat di mataku, aku memilih untuk memejamkan mata daripada menikmati susu cappucino yang masih mengepul menggoda untuk diseruput.

Sepertinya Aji keluar lagi dari mobil, entah apa yang dilakukannya, aku hanya mendengar suara gesekan pakaian dengan jok mobil dan suara Aji yang sayup terdengar berbicara di kejauhan dengan seseorang, kemudian total aku pun semakin jauh dari kesadaranku, lelap dengan sepoi angin yang menyusup melalui jendela mobil.

“AZALEA! Kamu tidak bisa pergi meninggalkan pekerjaanmu!”
Ya ampun, kenapa tiba-tiba Mr. G alias Pak Gultom ada di sini, sih.
Pak Gultom duduk di belakang stir, tempat Aji barusan duduk, lalu beliau menoleh cepat ke arahku dengan mata melotot.

“Bagian Saya sudah beres, Pak,” jawabku cepat, “Laporannya sudah Saya kasih ke Bapak juga,” sambungku sambil berusaha duduk tegak.

Lalu ruangan sekitarku berubah menjadi bandara pesawat dengan orang lalu lalang membawa kopor dan tas, sibuk dan dinamis.
Tampak Pak Gultom, rekan-rekan kerjaku serta keluarga Pak Gultom yang sedang saling bersalaman.

“Selamat jalan, Pak. Semoga lancar studinya, sukses di sana ya, Pak.” Rekan-rekan kerja bergantian mengucapkan selamat.

What?!... Studi apaan si Mr. G! Harusnya kan gue…gue!!!

Terdengar suara panggilan dari pengeras suara untuk para penumpang penerbangan ke Jepang untuk segera naik ke pesawat.

Whaaat!?

Terlihat Pak Gultom melangkah ke pintu masuk ruangan boarding. Aku berjalan berusaha menghampirinya dengan panik dan penasaran. Sementara rekan-rekan kerjaku dan keluarga Pak Gultom sudah tak terlihat.

“Pak, tunggu, Pak!” teriakku.
Aneh, semakin aku berusaha mendekat semakin jauh terasa. Aku mulai berlari kecil untuk menyusul Pak Gultom, si Bapak malah makin menjauh.
Aku berlari sekuat tenaga dan mulai mendekati Pak Gultom, aku hanya bisa melihat punggungnya, dan ketika sedikit lagi aku mencapai beliau, aku jatuh tersandung kakiku sendiri.

“Hah!” aku terkejut, jantungku berdebar.
“Kenapa, Le?” tanya Aji di sebelahku sambil nyengir lebar.

Aku masih di mobil Aji dan masih di tempat parkir tadi. Kulihat susu cappucino yang sudah tidak berasap di atas dashboard. Sesaat aku linglung.
“Mimpi apaan, sih, seru banget kayaknya,” goda Aji, “Pacarnya mau pergi ke mana dimimpi kamu?” meledaklah tawa Aji.

Damn!

Aku diam saja.
Phew… untung cuma mimpi, aku mengembuskan napas panjang.

“Makanya kalau aku suruh minum dulu yang hangat tuh, nurut dong. Biar ga kebawa mimpi tuh cowoknya,” Aji menyodorkan gelas susu yang sudah agak sedikit dingin, “Mau aku pesenin soto ayam yang biasa?" tawarannya menggiurkan.
“Iya nanti.” Jawabku sambil minum sedikit susu.

Aku memandang ke lapangan tempat orang-orang berolahraga, ada yang jogging, jalan santai, main badminton, dan aktifitas fisik lainnya.
Tiba-tiba terlintas kata-kata mutiara yang indah dikepalaku, mens sana in corpore sano, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Baiklah, dengan bertekad aku berjalan keluar dari mobil menuju arah lapangan, tepatnya pinggir lapangan sedikit. Aku duduk di bangku plastik dan memesan soto ayam favoritku sambil memandangi orang-orang yang berolahraga dengan semangat.

Demi jiwa yang kuat!

Demi jiwa yang kuat!

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


___

Yummy...

Jangan lupa makan, ya, apalagi makannya sambil baca cerita aku, pasti makin seru bacanya, hehe...

Eits, jangan lupa vote dan komennya 😄

Happy reading
Xoxo

(Not) Only Youजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें