First Impression

356 32 2
                                    

Aku pindahkan piring-piringku yang tadi dibawa siapa itu namanya, ke pinggir meja agar aksesku bolak balik ke buffet tak perlu melewati orang lain.

"Kok pindah? Udah sini aja duduk sama gue!" kata si -aku lupa namanya- itu.
"Thanks but here is okay," tolakku masih sopan.

Untung dia tidak menggangguku lagi, rupanya lapar juga dia terlihat dari keseriusannya melahap makanan dipiringnya.
Aku teringat Aji dan terpikir untuk menyelundupkan makanan keluar, hahaha...

Sesi bincang-bincang mengakrabkan diri ini cukup menyenangkan, ada Izzah dari Malaysia yang ternyata tinggal satu gedung apartemen denganku. Izzah membawa keluarganya ke Jepang karena kedua anak perempuannya masih kecil semua.

Kemudian Hideki dan Tomoko asli Jepang yang cukup bisa ngobrol dengan Bahasa Inggris, lalu ada Jerome dari Filipina, terakhir si yang aku serius lupa namanya dari Indonesia, tapi dia datang ke Jepang sudah enam bulan lebih dulu dari aku.

Kami memang satu lab nantinya tapi topik penelitian kami berbeda dan bekerja dengan mentor yang berbeda pula.

Sudah hampir dua jam aku membiarkan Aji menunggu, membuatku benar-benar gak enak hati sama Aji.

"Gelisah banget Neng, kenapa?" cowok rada tengil ini mepet terus.
"Gak apa-apa cuma mo balik duluan tapi gak enak," mataku terus mengawasi teman-temanku mengobrol.
"Gue anterin balik entar, gampang," katanya masih usaha sok akrab.
"Aku ada urusan lain!"

Lalu dengan menyesal aku pamit pulang duluan dan sebelum aku keluar kami berfoto bersama.

Aku sedikit berlari ke depan stasiun kereta dan menghubungi Aji, tak diangkat.
Aku telepon sekali lagi, masih tak diangkat.
Aku tulis whatsapp dan kirim, centang satu. Ya sudahlah aku tunggu di sini saja, toh kalau mau pulang pasti lewat pintu stasiun ini.

Aku mengedarkan pandangan sejauh mata mampu menjangkau, tiba-tiba bahuku ditepuk dari belakang.
Aku berbalik dan bersiap menginterogasi Aji karena pergi lebih lama dari aku.

"Kok malah di sini, katanya buru-buru ada urusan lagi?" senyumku langsung raib begitu melihat cowok dihadapanku ini.
"Duuhh, ngapain sih Lo ngikutin Gue?"
"GR banget! Emang Lo doang yang punya urusan?!" nada suaranya tiba-tiba meninggi.
"Oh ya udah, Saya tidak akan menghalangi Anda. Bye," aku berjalan menjauh darinya.

Tumben nih Aji kemana ya?
Aku duduk di kursi depan sebuah mall tidak jauh dari pintu stasiun tapi cukup jauh dari cowok tadi.
Tak lama hp ku berdering, wajah Aji memenuhi layar hp.

"Ji, kamu di mana?" tanyaku panik sedikit khawatir.
"Di sini, Hunny." Aji muncul di belakangku, mengacak rambutku lembut dan mengecupnya.
"Ih, dari mana, sih?" kataku.
"Nih lihat Aku dapat apa buat Kamu," katanya seraya menyodorkan kantong kertas besar dengan tulisan Uniqlo.

 "Nih lihat Aku dapat apa buat Kamu," katanya seraya menyodorkan kantong kertas besar dengan tulisan Uniqlo

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Aku buka dengan sumringah dan ada jaket parka bertudung bulu warna abu gelap didalamnya.
"Wah, bagus banget jaketnya, mahal deh ini pasti."
Aku memeluknya erat dan mendaratkan kecupan di bibirnya. Aji membalas dengan lembut awalnya, lalu terbawa suasana bibir kami saling bertaut diiringi desah napas dan suhu tubuh yang memanas.

Sekuat tenaga aku lepaskan ciuman kami.
"Ji, pulang yuk, udah makin larut nih."
"Miauw!" Aji meniru suara anak kucing manja sambil menggesekkan kepalanya ke bahuku.
"Ih, Kamuuu!" Aku pijit hidung bangirnya, dia malah kegirangan dan lesung pipi imutnya muncul samar-samar dengan deretan geligi yang rapi.

Kami memutuskan berjalan kaki dari stasiun ke apartemen, sekalian membiasakan diri buat nanti.
"Ji, aku beli coklat anget dulu, ya," aku menuju mesin minuman dan antri di belakang seorang pria.

Ketika minumannya keluar, aku maju untuk memasukkan koin dan tak sengaja menyenggol lengannya.
"I'm sorry, I didn-" ketika aku lihat kearahnya ternyata si cowok tadi.
Dia senyum padaku sebelum berlalu dan melirik tajam ke arah Aji.

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


(Not) Only YouOù les histoires vivent. Découvrez maintenant